Menghindar

16.4K 2.1K 95
                                    







♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡








Ada satu quotes populer dari Pidi Baiq mengatakan bahwa 'Mungkin Bandung diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum' nampaknya hal itu benar, udara di kota ini cukup segar dan sejuk terutama di pagi hari ketika masih belum banyak aktifitas dan polusi.

Haidar berlari di pinggiran jalan dengan setelan olahraganya, entah terasuki apa tiba-tiba pria itu memutuskan untuk olahraga pagi, berlari diaekitar area kost. Ponselnya berulang kali bergetar namun tak ia hiraukan.

"Anjing" umpatnya ketika sudah kesekian kalinya benda itu bergetar.

"Apa?!" sentaknya pada seseorang yang sedari tadi menelfon.

"Nanti aja kalo ketemu baru ngobrol" lanjutnya kemudian mematikan daya ponselnya dan kembali berlari.

Semalaman pikiranya terus berkecamuk, ia bahkan tak bisa tidur jadi tadi pagi ia memutuskan untuk keluar mencari udara dan menjernihkan pikiranya.

Ketika sampai di kost ia melihat Rama dan Juan sedang memakan bubur di gazebo ia sebenarnya sedang malas menyapan atau sekedar berinteraksi.

"Haiku sini sarapan gue beli buat lo juga" panggil Juan sembari menunjuk kresek di atas meja.

"Gue udah makan, makasih ya" ucapnya singkat kemudian langsung masuk kedalam kamarnya.

Juan dan Rama bertatapan bingung, tak biasanya Haidar bersikap dingin, pria itu adalah orang yang sangat ceria jadi ketika sesuatu terjadi maka mudah sekali ditebak.

"Haidar kenapa ya? dari kemarin gitu" ucap Juan sedih, sudah beberapa hari ini temannya itu seperti lebih diam dan terkesan menghindar.

"Mungkin lagi banyak tugas" Rama mencoba berpositive thinking.

Rama menatap bubur di hadapanya dengan tatapa kosong, pikiranya tertuju pada sikap Haidar yang memang jelas berubah. Rama memang belum kenal lama dengan Juan maupun Haidar namun ia tahu banyak soal kerumitan hubungan mereka dengan pria bernama Mark Anselio.

"Keluar ga lo" teriak Rama di depan pintu kamar Haidar.

Sebelumnya Juan sudah mencoba mengetuk pintu kamar Haidar namun tak ada jawaban dari pria itu.

"Juan udah pergi" lanjutnya.

Tak lama pintu kamar terbuka menampilkan laki-laki yang terlihat lusuh dengan wajah sembab. Rama membuang nafasnya kasar.

"Bodoh" ucapnya sembari menoyor jidat Haidar kemudian menyodorkan sebungkus makanan pada pria itu.

"Makasih" ucap Haidar lirih.

Kedua pria itu duduk santai di gazebo dekat kamar dan Haidar kini sibuk memakan sarapanya yang sedikit telat karena sudah hampir siang.

"Cape sendiri gue marahin lo" gerutu Rama tiba-tiba.

"Yaudah gausah dimarahin mulu. Lo kalo galak gini sulit jodoh" ucap Haidar

"Anjing lo" sinisnya, Rama melanjutkan "Jadi gimana? masih bingung?"

"Gue udah mikirin semaleman sampe ga bisa tidur tetep ga bisa milih" Haidar menaruh mangkuk makananya yang sudah bersih tak bersisa.

"Pilihanya lo mau nyebur sampe basah kuyup atau tetep kering tapi ga dapet ikan?"

Haidar menunduk "Gue gatau".

"Gini ya, gue tau lo itu baik banget apalagi sama Juan. Lo mau dia bahagia terus gimana sama lo? gue yakin kalo Juan tau ini dia pasti gamau nerima kaya gini temenya sedih cuma buat bikin dia bahagai" ucap Rama meyakinkan pria dihadapanya.

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Where stories live. Discover now