Bab 9

2.3K 518 90
                                    

Play Mulmed
(Taehyung - Scenery)

...

"Bukankah pagi tadi cuacanya cerah?" Jennie bertanya pelan pada udara kosong di depannya sembari ia berdiri menghadap jendela kaca yang ada di ruang latihan balet. Menolehkan kepalanya, sang gadis dibuat menghela napas lantaran tak menemukan siapa pun di sana. "Jaehyun pasti pulang dengan Chaeyeon lagi."

Akhir-akhir ini Jaehyun memang dekat dengan salah satu gadis dari kelas sebelah yang bernama Jung Chaeyeon. Bahkan pemuda itu sampai rela meninggalkan jadwal latihan mereka hanya untuk bisa pulang bersama gadis incarannya itu. Karena hal itu, Jennie acap kali merasakan kesepian ketika menunggu latihan dimulai atau ketika saatnya pulang, sebab kini sang sahabat tak lagi berada di sekitarannya.

Setelah mengganti pakaian baletnya menjadi seragam sekolah, Jennie meninggalkan ruang latihan sambil menggendong tas di punggungnya. Senandung kecil ia lantunkan dari belah bibirnya yang berwarna merah muda sembari ia menyusuri koridor sekolah yang tampak sepi dan lengang. Saat tengah melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, sang gadis tak sengaja menabrak seseorang yang tiba-tiba saja keluar dari ruangan yang kebetulan dilewatinya. Tubuhnya limbung dan nyaris terjatuh jika tangan sang pemuda yang ditabraknya itu tidak buru-buru menahan pinggangnya.

"Kau itu suka sekali jatuh ya? Dulu juga terjatuh dari tangga sampai aku harus menolongmu." Pertanyaan itu terasa dingin, persis seperti biasanya. Namun Jennie justru tersenyum kecil dan memperbaiki posisinya agar berdiri dengan benar. Hal itu membuat pemuda yang berdiri di depannya lantas mendengus. "Kau berhutang dua nyawa padaku."

"Kau juru selamatku," ucap Jennie bergurau.

Taehyung yang mendengar itu lantas mendengus dan berjalan menjauh. "Aku bukan Tuhan Yesus."

"Kenapa kau belum pulang?" Jennie bertanya seraya menyamakan langkahnya di sebelah Taehyung dan memiringkan sedikit kepalanya agar bisa menatap pemuda itu dari samping. "Membaca lagi?"

"Hm."

"Aku baru selesai latihan." Tanpa diminta, Jennie menjelaskan keberadaannya sendiri. "Jaehyun tidak latihan padahal dia yang menjadi pasanganku di acara yang akan datang."

Taehyung memilih diam seperti biasanya. Ini sudah dua bulan sejak Jennie melabelinya dengan status 'teman', namun pemuda itu sama sekali tidak melunakkan hatinya untuk terlihat peduli—meski sebenarnya ia peduli. Ia bahkan tak menolehkan kepalanya selama Jennie bercerita, namun gadis itu sama sekali tidak menyerah dan terus berbicara.

"... Lalu setelah dia jarang latihan, aku selalu pulang sendiri seperti ini." Gadis Kim itu menolehkan kepalanya ke arah kanan saat sebuah kupu-kupu tiba-tiba saja lewat. "Kukira kupu-kupu itu akan mengenai mataku. Eh-sampai di mana tadi?"

Taehyung meliriknya dan menghela napas panjang. "Kau selalu pulang sendiri."

"Ah-iya." Jennie tak dapat menahan senyumnya kala mengetahui bahwa diam-diam pemuda es itu menyimak ceritanya. Tatapannya jatuh pada ujung sepatunya yang terus melangkah saat ia kembali melanjutkan, "Aku pernah hampir dilecehkan di dalam bus, jadi biasanya aku takut pulang sendirian di sore hari. Jika kau membaca di perpustakaan hingga pukul sekarang, bolehkah aku berharap aku bisa pulang bersamamu?"

Ketika Jennie mengangkat pandangannya untuk melihat reaksi sang lawan bicara, tanpa diduga tatapan mereka bertemu. Gadis itu selalu suka ketika bola mata mereka saling memandang satu sama lain seperti ini sebab ia merasa begitu tenang tiap kali netra sehitam jelaga itu seolah menenggelamkannya.

"Kapan?"

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Jennie mengerjap dan balik bertanya heran, "Apanya?"

"Jadwal latihanmu."

Dear You, Kim Taehyung [on going]Where stories live. Discover now