Dear You, Kim Taehyung [on going]

Bab 3

Play Mulmed
(Chen EXO ft. Punch - Everytime)

...

Seperti biasa, suasana kantin di jam istirahat benar-benar ramai dipenuhi oleh siswa dan siswi dari setiap angkatan. Karena terlambat untuk mengumpulkan tugas esainya pada guru Jung, Jennie pun datang di saat kantin sedang padat-padatnya. Setelah mengambil makanannya dan bersiap untuk membawa nampan menuju meja, gadis itu lantas menghela napas panjang sebab tidak menemukan tempat kosong lainnya. Ketika ia hendak berbalik, pandangannya tertuju pada pemuda yang duduk sendiri di sudut ruangan itu. Ya, siapa lagi si penyendiri di sekolah ini selain Kim Taehyung. Lalu tanpa diduga, pemuda itu juga mengangkat pandangan dari mangkuk di depannya hingga netra mereka bersibobok.

"Boleh aku duduk di situ?" tanya Jennie dengan gerakan mulutnya. Meski masih sedikit kesal pada Taehyung, Jennie tidak ada pilihan lain selain mengajak bicara bukan? Mana mungkin ia menghabiskan makanannya di toilet wanita seperti yang ada di film Mean Girl.

Ketika Taehyung mengangguk singkat sebagai jawaban, Jennie pun berjalan menuju meja pemuda itu dan duduk di hadapannya. Melihat Taehyung tampak tak terlalu peduli akan kehadirannya, Jennie ikut membungkam mulut dan hanya mengunyah makanannya dengan cepat.

"Kenapa terlambat?"

"Uhuk!" Mungkin karena terlalu terkejut, gadis itu sampai tersedak setelah mendengar Taehyung berbicara.

Taehyung segera menyerahkan airnya untuk Jennie seraya tangannya menyentuh punggung gadis itu untuk menepuk-nepuknya dengan pelan. "Hati-hati kalau makan, dasar rakus!"

"Apa? Rakus?" Oh ya ampun! Dari mana sebenarnya pria itu mendapat mulut pedas seperti ini? Jennie sampai tidak habis pikir akan hal itu di balik eksistensi Taehyung yang begitu tidak terduga ini. "Aku hanya ingin menyelesaikan makananku dengan cepat agar kau tidak terganggu," ucapnya sebagai pembelaan.

Di luar dugaan, Taehyung justru menyahut dengan tenang, "Aku tidak merasa terganggu."

"Ya itu 'kan–" Ketika mulutnya hendak berkilah, mendadak gadis itu kehilangan katanya. Jadi dari pada merasa malu karena dipojokkan, ia berseru sebal, "Pokoknya aku tidak rakus!"

"Terserah." Taehyung menyahut acuh dan melanjutkan acara makannya. Pemuda itu seolah lupa bahwa ia sempat bertanya pada Jennie dan dirinya belum mendapat jawaban sama sekali.

"Aku terlambat mengumpul tugas pada guru Jung," ujar Jennie tiba-tiba. Saat melihat Taehyung menatapnya, ia kembali berkata, "Aku baru saja menjawab pertanyaanmu yang pertama."

"Tugas apa?"

"Membuat cerita karangan," jawab gadis itu lagi. Kemudian tatapannya jatuh pada pangsit disisihkan oleh Taehyung di piring kecil dekat mangkuk pria itu. "Kenapa tidak dimakan?"

"Pangsitnya?" tanya Taehyung ikut menatap benda yang dipandangi gadis itu. Setelah mendapat anggukan, ia pun menjawab, "Aku tidak suka. Kau mau?"

Jennie dengan cepat mengangguk semangat pada pria itu. Senyuman di wajah cantiknya mengembang saat Taehyung menyumpitkan pangsit tersebut ke dalam mangkuknya. "Aku suka pangsit."

"Pantas pipimu mirip pangsit," ledek Taehyung dengan kekehan kecilnya. "Mulai sekarang kau akan kupanggil pangsit."

Bukannya marah atau merasa malu atas ejekan pria tersebut, Jennie justru mendadak terdiam saat melihat bagaimana sosok dingin itu tertawa. Tampan, sangat tampan. Tanpa sadar, Jennie ikut tertawa karena pria itu. Ini pertama kalinya Jennie merasa perasaannya ikut menghangat setelah melihat tawa seseorang.

"Habiskan makananmu!" perintah Taehyung dengan senyuman tipis.

"Tanpa kau suruh juga akan kuhabiskan. Aku kelaparan setelah mengisi otakku dengan ilmu."

Taehyung kembali tertawa. Diam-diam pemuda itu memperhatikan bagaimana cara gadis di hadapannya itu makanan dengan lahap dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya. Sejujurnya, ia juga suka pangsit dan sengaja menyisihkannya untuk dimakan terakhir.

(tbc)