Bab 6

2.5K 526 67
                                    

Play Mulmed
(Harry Styles - Sweet Creature)

...

Langkah yang dibawa oleh kedua tungkai itu terkesan tergesa, tak peduli bahwa ada belasan orang yang ia lintasi tengah menatapnya heran. Baginya, sampai di kelas secepat mungkin lebih penting dibanding tatapan orang-orang itu. Oh, tentu saja. Bagaimana mungkin ia tidak berpikir demikian saat dirinya baru ingat bahwa kelasnya memiliki tugas dari Guru Han minggu lalu dan ia belum mengerjakan itu sama sekali? Sesampainya di kelas, Jennie menarik napas lega sebab Chaeyoung sudah datang lebih dulu. Ia memang berencana meminjam buku milik sahabatnya itu.

"Chaeyoung, apa aku boleh meminjam buku Sosiologimu? Aku lupa kita ada kelas guru Han hari ini."

"Bukankah kau menyusun buku pelajaran? Kenapa bisa tidak ingat?" Chaeyoung mengernyit dan mengeluarkan bukunya dari dalam tas. "Ini. Kerjakan dengan cepat! Sebentar lagi bel masuk dibunyikan."

Maka dengan gesit Jennie berjalan menuju bangkunya sendiri dan bersiap menyalin hasil pekerjaan rumah milik Chaeyoung. Beberapa menit sibuk berkutat dengan buku milik temannya itu, Jennie tidak sadar bahwa bel akhirnya dibunyikan. Ia terus menyalin dan tidak memperhatikan sekitarnya sudah duduk rapi karena guru Han sudah berdiri tegak di depan sana.

"Jennie, ini bukan saatnya mengerjakan tugas yang kuberikan minggu lalu." Alis guru dewasa itu mengernyit, lantas tersenyum simetris—menunjukkan ketidaksenangannya.

Jennie yang namanya baru saja disebut itu lantas terlonjak kaget. Wajahnya mendadak berubah pucat, namun ia memberikan cengirannya ke arah gurunya itu. "Ssaem, apa kab-"

"Berdiri di depan kelas sekarang!" sela pria Han itu dengan tegas.

Dengan bibir mengerucut, gadis itu berjalan pelan menuju sang guru dan berdiri di sebelah papan tulis. Ia merasa malu tentunya, tapi untung hanya berdiri di depan teman-teman sekelasnya. Dulu Kang Daniel pernah mendapat hukuman lebih parah, yakni berkeliling kelas-kelas yang lain untuk meminta maaf.

Saat guru Han hendak memulai pelajaran, tanpa diduga pintu tiba-tiba diketuk dan menampilkan sosok Taehyung yang datang membawa sejumlah buku. Melihat kehadiran pemuda Kim itu, Jennie melotot kaget dan membalikkan badannya agar membelakangi teman-temannya. Kejadian tempo hari saja dia masih merasa malu dan ini malah dihadapkan dengan situasi memalukan lainnya.

"Nona Kim, kau tentu tahu etika untuk tidak membelakangi seperti itu saat dihukum bukan?" Sialnya, guru Han malah memperjelas keberadaannya.

Jennie kembali memutar tubuhnya dan memberikan senyum canggung. "Aku tidak sengaja melihat sesuatu tadi. Ssaem jangan marah-marah terus, nanti cepat tua."

"Sudah tidak mengerjakan tugas, kau malah berani berkata demikian." Sepertinya Jennie salah bicara hingga gurunya itu melotot ke arahnya. Selanjutnya, Han Daehyun menatap Taehyung. "Letakkan bukunya di atas sini, Taehyung."

Taehyung meletakkan buku-buku yang dibawanya ke atas meja, lalu membungkuk sopan saat hendak berlalu dari sana. Ketika ia melewati Jennie, ia tiba-tiba saja berhenti dan menyempatkan diri untuk menoleh pada gadis Kim itu. Tanpa diduga, ia berbisik dengan senyuman miring, "Lain kali tidak usah menungguiku lagi dan kerjakan saja tugasmu dengan benar."


🥀

"Dia pikir aku akan menyerah begitu saja?" Jennie mendumel sebal setelah akhirnya jam istirahat tiba dan semua orang mulai meninggalkan kelas. Kini ia berjalan menuju taman belakang untuk mengistirahatkan kakinya yang terasa pegal bukan main setelah berdiri berjam-jam. "Ah, sial! Tega sekali Han Ssaem menghukumku selama itu."

Saat mulut gadis itu sibuk memberi sumpah serapah, seseorang tiba-tiba saja datang dan mendudukkan diri di sebelahnya. Jennie menoleh, lantas mendengus saat menemukan sosok Taehyung tengah menghadap ke depan sana dengan senyum kecil.

"Kalau kau datang untuk mengejekku, lebih baik pergi saja!" usirnya dengan sebal.

Taehyung mengangkat dua susu cair kotak rasa cokelat dan menatap gadis itu dengan posisi sedikit menyerong. "Aku datang untuk memperbaiki suasana hatimu. Ini, untukmu."

Menyadari ada sedikit raut ragu yang mampir pada wajah sang lawan bicara, Taehyung menarik tangan kanan gadis Kim itu dan memberikan satu susu kotak itu di sana. Ia tidak berkata apa pun dan malah menusukkan sedotan pada susu kotaknya sendiri. Tatapannya kembali tertuju pada rerumputan di depan mereka tanpa ekspresi khusus.

"Ternyata dari samping kau tampan juga." Pujian yang disampaikan kelewat santai itu berhasil membuat pria Kim itu menolehkan kepalanya dan mempertemukan tatapan mereka. "Kim Taehyung, kau mau 'kan menjadi temanku?"

"Aku tidak berniat menambah teman, maaf."

Bibir itu mengerucut sebal mendengar perkataan kulkas berjalan satu itu. Mengikuti hal yang dilakukan oleh Taehyung, Jennie kemudian ikut menyesap susu cokelat yang diberikan untuknya itu.

"Kenapa tidak mengerjakan tugasmu?" Taehyung membuka pembicaraan di antara mereka sesantai mungkin. Aneh saja jika duduk berdua namun tidak terlibat pembicaraan padahal mereka tidak sedang di perpustakaan.

"Kau bertanya padaku?"

"Memangnya siapa yang tidak mengerjakan tugas di antara kita berdua?" Taehyung balas bertanya.

Sang gadis meringis malu dan itu membuat Taehyung tak dapat menahan senyum. Jika diperhatikan, Jennie itu sangat cantik. Pantas saja Taehyung sering mendengar namanya disebut-sebut oleh banyak murid, baik pria maupun wanita. Dan entah sejak kapan, Taehyung mulai sering memperhatikan gadis ini setiap kali ia melihatnya.

"Aku lupa mengerjakan." Jawaban yang dilontarkan Jennie berhasil menarik kesadaran Taehyung kembali ke permukaan. "Kau tidak pernah lupa mengerjakan tugasmu?"

"Tidak."

Jennie mendecih mendengar jawaban singkat Taehyung. Tatapannya kemudian teralih pada kakinya yang menggantung di bawah kursi. "Kakiku pegal sekali setelah berdiri sebegitu lama," keluhnya.

Taehyung ikut menatap kaki Jennie dan mendengus kecil. "Angkat kakimu dan letakkan di pangkuanku!" titahnya seraya meletakkan susu kotaknya pada sisi kanan tempat duduk mereka saat ini.

Meski kebingungan, Jennie melakukan perintah Taehyung dan membiarkan kakinya berada di pangkuan pemuda Kim itu. Matanya melotot kaget saat Taehyung perlahan memijat betisnya dengan lembut tanpa berbicara apa pun. Baru saja ia hendak menarik kembali kakinya, tangan Taehyung langsung mencegah pergerakannya.

"Taehyung, kau tidak perlu melakukannya," ujar Jennie merasa tidak enak senditi.

"Aku memang mau. Jadi kau lebih baik diam dan biarkan aku melakukannya."

Meski masih tak mengerti jalan pikiran sosok dingin itu, Jennie mencoba rileks dan membiarkan Taehyung memijat kakinya. Pagi itu, di bawah pohon yang menutupi tubuh mereka dari sinar matahari, Taehyung dan Jennie menemukan titik terang untuk menjadi lebih dekat.













(tbc)

(tbc)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dear You, Kim Taehyung [on going]Where stories live. Discover now