62- Tetap Berpikir Positif

41 4 0
                                    

"kami berdua berjalan beriringan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"kami berdua berjalan beriringan. Kini ia tak membiarkan aku sendirian berjalan di belakangnya. Tangannya terus menggandengku. Katanyaㅡtakut aku di culik lalu hilang. Ada-ada saja."

"Kenapa sepanjang jalan dia selalu menatapku? Katanya, takut aku tiba-tiba menghilang dari sampingnya karena di gondol maling."

Tangannya begitu erat menggenggam Ari. Janu dan Ari berjalan di jalan omblok yang di hiasi lampu di sepanjang jalannya. Mata mereka sesekali bertemu dan saling melemparkan sebuah senyuman canggung satu sama lain.

Mata mereka berdua menyoroti beberapa pasangan yang juga ada di taman itu. Taman cinta. Katanya taman itu yang selalu menyatukan hati dan jiwa yang kosong karena kesepian. Katanya, taman itu sering mempertemukan dua insan yang saling mendoakan dalam doa mereka. Katanya, taman itu juga yang membuat suatu hubungan semakin erat dan tidak mudah goyah.

Namun, mereka berdua bukanlah manusia yang gampang dengan apa yang dikatakan yang baru katanya saja, dan bukan faktanya.

"Mau eskrim?" tawar Janu tiba-tiba saat Ari sedang fokus memperhatikan sekelilingnya.

Ari menoleh, "hm. Mau."

Janu sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya. Ia juga menarik Ari sampai ke depan gerobak eskrim itu. Menunjuk beberapa eskrim agar penjual bisa langsung memasukannya pada kantung plastik.
Sudah tidak heran lagi bagi Ari, Janu memilihnya sendiri. Karena, jika Janu tidak bertanya, pasti itu artinya Janu masih mengingat eskrim kesukaan Ari itu apa. Membuat kedua sudut bibir Ari tertarik dan seutas senyuman tercarik di bibirnya yang indah.

"Kakak masih ingat?" goda Ari.

"Hm. Masih. Ayo duduk di sana," jawab Janu, lalu menunjuk satu kursi panjang putih yang kosong, yang tak jauh dari sekarang mereka berdiri.

Keduanya tetap melangkah beriringan dan saling bergandengan tangan sampai tiba di kursi putih panjang yang tampak berhias lampu. Banyak lampu di sana, membuat taman itu sangat terang. Banyak senyuman yang terpancar dari setiap pengunjung yang datang ke sana.

"Ri," panggil Janu.

Ari menoleh sambil membuka pembungkus eskrim. Lagi-lagi Ari di buat tersenyum karena Janu ternyata memang benar masih mengingat eskrim apa yang ia sukai. Ituㅡmembuat Ari lega, karena Janu ternyata tidak benar-benar melupakan segalanya tentang dia hanya karena rasa benci.

"Ada apa, Kak?" tanya Ari.

"Eumㅡmaafin aku ya. Pernah sebenci itu sama kamu. Hanya api dendam yang menguasai hati aku saat itu," jawab Janu. Ia masih bersalah atas semua itu.

Ari terdiam. Jika mengingat itu, memang sakit. Tetapi, apapun yang sudah terjadi, itu semua sudah menjadi masa lalu yang buruk. Mungkin memang buruk, tapi banyak pelajaran yang dapat di jadikan sebagai acuan untuk masa depan.

JanuAri [COMPLETE]✔Where stories live. Discover now