26- Dia peduli?

62 5 1
                                    

"Hei, lo nggak ke UKS?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hei, lo nggak ke UKS?"

Seseorang datang memecahkan keheningan di kelasnya. Piya sedang membaca buku novel di kelas. Padahal di luar kelas masih heboh dengan foto ciuman Ari dan Pria yang tak di kenal, di akun instagram milik Osis SMA Cakrawala.

Piya menoleh tanpa menutup bukunya, "untuk apa gue ke sana? Apa lo nggak lihat gue baik-baik saja?" sewot Piya. Piya terasa berbeda, tatapannya pun kini tajam. Padahal itu bukan lah pertanyaan yang mengganggu.

"Bukan itu maksud gue. Kenapa lo sewot? Apa lo lagi PMS? Kenapa lo di sini? Sahabat lo Ari ada di UKS saat ini."

"Apa lo nggak lihat kiriman terbaru di instagram osis? Dasar kurang update," sinis gadis bernama Ovi itu. Lalu pergi.

Piya terdiam sesaat. Ia lalu menutup buku novelnya dan beranjak pergi dari kelas. Wajah Piya tidak memunjukan ekspresi apapun. Ovi hanya mengernyit bingung dengan teman sekelasnya itu.

🌙🌙

Sementara di UKS, Ari sudah tersadar. Gadis malang itu menangis terus menerus, di sertai sesegukan. Ada Alan dan Janu di sana. Bahkan anggota UKS yang berada di sana, terheran-heran mengapa dua most wanted sekolah ada untuk menemani Ari.

Mata Ari sudah hampir bengkak karena terus menangis. Bel untuk masuk saja sudah berbunyi nyaring. Ari ingin sekali masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Tapi, di satu sisi tersebarnya foto itu membuat Ari jengkel karena ia tidak mungkin masuk kelas dengan isu itu.

"Gue yakin, pelakunya antara anggota osis," ucap Alan memecah keheningan.

Janu dan Ari menoleh, "Kenapa lo menuduh anggota lo sendiri? Bukankah lo ketua? Bukankah ketua yang tahu pasword akun itu?" tuding Janu. Meskipun apa yang dikatakan oleh Janu adalah kebenaran.

"Apa lo nuduh gue? Lo pikir apa yang akan gue dapatkan dengan sebar foto itu?" tajam Alan. Tak suka dengan opini yang di sampaikan Janu.

"Lo ada sama Ari semalam. Banyak yang bisa lo dapatkan jika lo sebar foto itu. Bisa jadi, lo yang suruh Preman itu untuk cium Ari, biar lo kemudian bisa jadi pahlawan di depan Ari. Dan Ari mau sama lo." Janu menatap datar wajah Alan. Itulah yang ia pikirkan dari isi kepalanya saat bersama Ari di mobil kemarin.

Rahang Alan mengeras, tangannya mengepal, tatapan mata Alan berubah menajak ke arah Janu. Sementara Janu beralih menatap Ari yang masih menunduk sambil menangis. Di suruh untuk istirahat pun ia memilih untuk duduk. Gadis itu memang keras kepala.

"Kenapa lo percaya diri mengatakan itu? Jangan-jangan lo yang sengaja, karena lo datang telat kemarin!" tuding Alan pada Janu. Jika Janu bisa menuduh Alan, berarti Alan pun bisa menuduh Janu.

"Lo gila? Dia pacar gue, kenapa gue harus menyuruh orang lain untuk mencium bibir Ari, jika gue sendiri bisa?" balas Janu menohok.

JanuAri [COMPLETE]✔Where stories live. Discover now