30- Janu dan Shena?

51 3 0
                                    

Sore hari yang cukup sial setelah pulang sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore hari yang cukup sial setelah pulang sekolah. Mungkin ini menjadi salah satu karma bagi Piya, karena dia seorang sahabat yang sudah tega menusuk sahabatnya sendiri dari belakang.

Ban mobil Piya bocor, padahal setengah jalan lagi Piya sampai ke rumah. Banyak yang harus Piya lakukan di rumah, terutama merangkai drama yang akan ia lakukan lagi pada Ari.

"Kenapa harus bocor? Dasar mobil bodoh!" sebal Piya. Mobil yang tidak bersalah pun menjadi sasaran tendangannya.

"Mobil mah emang bodoh, ia kan nggak punya otak," sahut seseorang.

Rendi. Ia berhenti tepat di dekat mobil Piya yang mogok. Pria yang sudah dua kali membuat Piya kesal karena selalu saja berada di toilet perempuan dengan celana kolor harimaunya.

Kini Pria itu berhenti dengan motor vespa miliknya. Vespa usang yang menjadi kesayangannya. Dengan bangga Rendi memamerkan vespa miliknya kepada Piya yang sedang kesusahan. Pria itu membuat Piya kesal, karena bukannya membantu malah berpidato hal konyol.

"Kalau ada vespa usang melintas, lo harus hormat!" ungkap Rendi.

Piya memutar bola matanya malas, "Gue tanya sama lo, apa tadi lo melintas?" tanya Piya menyuduti.

"Lupakan! Ayo naik. Mobil lo mogok bukan? Gue dengan segala kebaikan hati gue, merelakan vespa gue di taiki oleh cewek crazy kaya lo," jawab Rendi sama sekali tidak sama dengan apa yang Piya tanyakan kepadanya.

Piya membuka matanya lebar-lebar. Ia mendekati dan meneliti vespa yang kini di kendarai oleh Rendi, salah satu sahabat Janu Bara Ardithama itu.

"Nggak salah? Vespa ini lebih butut di lihat dari dekat," cibir Piya sengaja. Ya, meskipun sebenarnya vespa itu sangat bagus meskipun sudah usang. Rendi merawatnya dengan bagus.

"Muka lo bahkan lebih butut kalo gue lihat pake kaca pembesar!" balas Rendi tidak mau kalah.

"Oh iya? Gue bahkan sampai rabun dekat pas lihat vespa ini dari ujung bumi."

"You are crazy girl!"

Rendi menghela sabar, ia memutar bola matanya dan malas. Dia sebenarnya sudah bosan dengan Piya. Gadis gila itu selalu saja membuat masalah dengan Rendi. Jadi, daripada Rendi membuang waktunya, ia memutuskan menghidupkan mesin motornya.

"Eh, lo mau kemana?" panik Piya. Piya tidak mungkin jika hanya menunggu mobilnya bisa hidup kembali. Mobil mogok perlu di bawa ke bengkel.

"Apa? Gue mau pulang lah!" jawab Rendi sewot.

"Ikut!" putus Piya.

"Yakㅡ"

"Yakin! Ayo!" Piya refleks naik ke motor milik Rendi. Rendi hanya menghela berat. Sepertinya ia menyesal sudah menawarkan pulang bersama dengan Piya.

"Lo nggak ikhlas? Kenapa muka lo masam gitu?" tanya Piya. Ia melihat dari kaca spion, bagaimana raut wajah Rendi yang malas itu.

"Habis ini, gue harus mandi kembang tujuh rupa!"

JanuAri [COMPLETE]✔Where stories live. Discover now