5- Pelukan Hangat

89 14 6
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

"Nih!"

Sella melempar sebuah kertas berisikan daftar belanjaan. Tidak sopan sekali melemparnya ketika Ari masih memakan makan malamnya. Janu melirik sebentar dan tidak peduli apa yang akan dilakukan Sella.

Lagipula, ini hari Sabtu, jadi sekolah libur, dan Sella bahkan Janu bisa kapan saja mengerjai Ari agar ia jerah dan keluar dari kehidupan mereka..

"Apa?"

"Daftar belanjaan."

Ari mengernyit, "Kok lo kasih ke gue?" tanya Ari.

Sella tersenyum sinis, "Ya iyalah. Kan gue mau suruh lo untuk beli keperluan mingguan buat gue sama Kak Janu," ungkap Sella dengan santai.

"Kalian berdua masih punya kaki. Jadi beli aja sendiri. Itu kan keperluan untuk kalian sendiri juga."

"Jangan bantah ya Ari!" sahut Janu.

Ari menoleh, "Gue masih banyak kerjaan yang lebih penting dari ini Kak! Lagipula, ini udah malem, di luar hujan, jadi gu ..."

Brak!

"Jangan bantah! Lo budeg?" tajam Janu.

Janu selalu saja kasar dengan Ari, sampai berdiri sambil menggertak meja makan. Kali ini tidak ada yang bisa menyelamatkan Ari.

Yang ada di rumah hanya Janu dan juga Sella. Pembantu di rumah pun tidak bisa membantu Ari. Ari hanya diam menatap makanannya yang belum habis.

"Yaudah taruh uangnya di sini. Gue habiskan makanan dulu," pasrah Ari.

"Eh, sekarang dong!" protes Sella.

Sella memberikan uang dan juga daftar belanjaan di hadapan wajah Ari yang sedang mengunyah makanannya.

Ari menoleh muak, "Yaudah sini!"

Gadis malang itu berdiri tanpa menyelesaikan makan malamnya lebih dulu. Ia pergi ke kamarnya untuk mengambil tas kecil selempangnya dan juga jaket tebal berwarna hijau untuk menghangatkan tubuhnya di luar.

Tak lama, Ari turun memakai jaket tebal hijau. Sella dan Janu hanya melihat dan memperhatikan Ari. Tapi tidak sampai di situ, Sella justru memperburuknya lagi.

"Ari tunggu!"

Ari berbalik, "Apa?"

"Jangan bawa mobil, lo jalan kaki!"

Ari di buat tercengang, "Lo yang benar aja Sel! Pusat belanja di daerah sini kan lumayan jauh. Lo mau gue telat pulang bawa belanjaan kalian?"

"Gue nggak peduli. Intinya, jangan bawa mobil! Lo bisa naik angkot ataupun apapun terserah lo! Yang penting, jangan naik mobil pemberian Papa!!"

JanuAri [COMPLETE]✔Where stories live. Discover now