9- Apa rencana Sella?

58 10 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Pemilihan ketua kelompok masing-masing sudah ditentukan sejak semuanya sudah rapi dan berbaris di lapangan yang sudah diberikan tanda untuk berkumpul.

Sial sekali Ari dan Piya harus sekelompok dengan Sella dan Janu. Jangan heran kalau Janu yang akan menjadi ketua kelompok mereka. Pertama, karena itu pasti keinginan Janu, dan kedua, karena harus kelas tiga yang menjadi ketua dalam kelompok.

Hari ini bawaan para murid Persami, cukup banyak. Mulai dari air satu setengah liter dua botol. Persami itu cukup tidak enak, karena di sekolah elit Cakrawa persaminya berbeda. Lebih ribet dan menyenangkan kalau memang mendapat kelompok yang baik.

"Lembar tugas, sudah Ibu berikan kepada ketua kelompok masing-masing. Ingat, dalam satu kelompok, harus berkontribusi semua. Jangan ada yang timpang tindih," ucap Guru pengawas, Bu Endang, kepada semua murid di acara Persami.

"Baiik, Buu ..." Mereka semua menjawab dengan kompak dan bersemangat.

Lain halnya dengan Ari, ia diam saja sambil menggendong tasnya. Banyak yang Ari pikirkan, mulai dari takut Janu mengerjainya di acara Persami, takut Sella juga mengerjainya, bahkan takut Rendi yang tidak terlalu mengenal Ari ikut-ikutan mengerjainya.

Pikiran Ari memang sedang kacau, selalu saja overthinking. Belum apa-apa, Ari sudah berpikir macam-macam. Jadi, wajar jika wajah Ari terlihat sedikit pucat, karena terlalu keras berpikir.

"Ri, ada gue, lo tenang aja ya, gue akan bantu lo sebisa gue," ucap Piya, saat menyadari Ari yang diam saja.
Sementara yang lain sudah bubar.

Ari menoleh, "Ya, Pi. Makasih ya."

Piya tersenyum menjawabnya dengan anggukan, seraya menepuk bahu Ari, untuk menguatkan gadis itu. Tapi Janu lagi-lagi membuat ulah, di tambah dengan senyum Sella yang selalu terlihat sinis itu.

"Ari, bawain ransel gue dong. Lo tahu kan berat? Gue nggak mau badan gue remuk," ujar Sella.

Ari menatap ransel Sella yang sama sekali tidak di pegang oleh Sella. Malah di taruh di bawah. Tanpa pembelaan apapun, Ari dengan malas mengambil ransel Sella dan menggendong dua ransel sekaligus. Di depan dan di belakangnya.

Piya kaget, refleks membantu Ari mengangkatnya," Ari, ini berat, apa lo sanggup?" tanya Piya lirih.

Setelah ransel itu terpasang, Ari hanya membalas pertanyaan Piya dengan gelengan kepalanya sambil tersenyum.

"Gapapa."

"Ck, sok kuat lo, Ri. Kenapa lo nggak lawan Sella? Segitu takutnya ya lo sama dia?" cibir Rendi. Mulutnya Rendi itu sebelas dua belas dengan Sella dan Janu. Mereka bertiga tidak ada bedanya.

Karena malas menjawab, Ari hanya diam saja setelah menghela napas panjang. Janu dapat melihat itu, dan dia cuek saja. Rendi diam menunggu jawaban dari Ari, tapi gadis itu malah memalingkan wajahnya ke arah lain.

JanuAri [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang