"Ish, Sakit"

"Ayo berangkat"

"Benerin dulu bajunya!!!"

"Nanti aja"

"Harus dibenerin ya tapi"

"Hm"

...

"Alan"

"Edgar"

"Gio"

"Marga"

"Benerin baju kalian. Jangan jadi seperti anak nakal, Baju sudah dikeluarkan, Kancing baju terbuka. Mau jadi apa kalian!?"

Ya, Memang Adhi sengaja berpenampilan ukaran lagi, Walau tadi sempat dibenarkan Oliv. Ia tak perduli dan tetap berpenampilan seperti biasa.

"Berisik tau nggak!?" Kata Alan dingin.

"Jangan ngebantah kamu, Alan"

"Bacot, Cabut" Dengan seenak jidat Alan pergi keluar kelas bersama antek-anteknya.

"Alan balik kamu"

"Edgar, Gio, Marga, Balik kalian"

"Heii"

"Astaghfirullah" ujar guru itu saat melihat punggung Alan dan antek-anteknya sudah menghilang. sungguh tak mengerti bagaimana jalan pikiran mereka, kenapa suka sekali membolos dan membuat pusing guru-guru.

"Huft, Kita lanjut anak-anak"

...

"Bagi rokok dong" Pinta Marga.

"Gak modal lo" Sahut Gio.

"Yee....ada yang punya kenapa harus beli. Iya nggak?"

"Gak" Jawab Alan, Edgar, Gio bersamaan.

"Gak asik lo pada"

"Serah" Kata Edgar melempar rokok pada Marga.

"Gini dong"

"Jangan tinggalin bungkus rokok disini, Males gue berurusan sama BK" Ujar Alan mengingatkan sambil menghisap rokoknya.

"Setuju gue, Bacot mulu." Ucap Edgar setuju Alan. Sama-sama tak tau aturan ternyata, Walau Edgar ketos.

"Panggilan untuk Alan Adhi Atmajaya kelas XII IPA 3 dan Olivia Shasa Dewangga kelas XII IPA 1, Segera keruang BK sekarang, Ditunggu"

"Sekali lagi Panggilan untuk Alan Adhi Atmajaya kelas XII IPA 3 dan Olivia Shasa Dewangga kelas XII IPA 1, Segera keruang BK sekarang"

"Anjir, Baru kita bahas. Udah dipanggil aja lo Lan" Kata Marga.

"Tapi masalah apa? Kita nggak dipanggil tuh. Sama Oliv lagi, Oliv yang kemarin kan?" Kata Gio.

"Wahh...Gue tau masalahnya. Pasti karena kemarin lo dicium itu kan?" Tebak Marga.

"Dicium apasih? Kok gue gak tau" Tanya Edgar.

ALAVIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang