CHAPTER 48 - Kala Azkaa Cemburu

2.7K 151 0
                                    

Meski telah berusaha mengabaikan, ternyata Azkaa masih memikirkan tentang perkataan Barata. Ia mulai merasa khawatir jika ternyata Barata memang sudah melakukan pendekatan pada Azalea secara personal. Tapi tidak mungkin ia meminta Azalea berhenti bekerja, karena itu sama saja menghalangi keinginan istrinya. Ia tak mau jadi suami seperti itu. Namun Azkaa tak bisa menyangkal keresahannya.

Malam itu Azkaa tak pulang larut, sehingga ia bisa menjemput Azalea di kelas IT Barata. Gerimis turun. Azkaa memilih untuk memarkirkan mobilnya tak terlalu dekat karena ia tak ingin Azalea berlari di tengah gerimis menuju mobilnya sebelum ia sempat menjemput. Azkaa turun dari mobil kemudian mengambil payung di bagasi untuk menjemput Azalea. Rasa cemburu terselip di hati Azkaa melihat Azalea berdiri berdampingan dan mengobrol hangat dengan Barata.

"Maaf, ya, Sayang, agak lama jemputnya." Azkaa tersenyum manis menatap istrinya. Azalea merasa heran, tak pernah-pernahnya Azkaa memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Namun ia tak terlalu memedulikannya.

"Pasti kamu bosan, ya, nunggu saya di sini?" tanya Azkaa masih dengan senyuman.

"Enggak, kok. Ada Mas Barata menemani saya mengobrol, jadi enggak bosan," jawab Azalea melenyapkan senyum Azkaa. Sebaliknya, Barata justru mengembangkan senyumnya mendengar ucapan Azalea.

"Terima kasih, ya, Mas Barata sudah menemani istri saya mengobrol," sindir Azkaa sambil menekankan kata 'istri' saat mengucapkannya. Barata hanya menjawabnya dengan anggukan.

Azkaa kemudian menggenggam tangan Azalea dan memayungi istrinya itu. Setelah berpamitan dengan Barata, keduanya mulai berjalan menuju mobil.

"Hati-hati jalannya, Sayang. Banyak genangan air." Azkaa sedikit mengeraskan suaranya, memastikan bahwa ucapannya terdengar oleh Barata.

Azalea memandang ke bawah, dari pelataran kelas IT hingga ke jalan komplek tak dilihatnya ada genangan air. Selain karena kondisi jalan yang bagus, gerimis pun baru turun sehingga belum menyebabkan genangan air. Azalea mengedikkan bahu, kembali tak memedulikan keanehan Azkaa.

"Kamu kenapa, sih, Azkaa?" Azalea akhirnya tak tahan untuk bertanya ketika dilihatnya Azkaa tersenyum-senyum sendiri saat mereka sudah berada di mobil. Suaminya malam itu benar-benar aneh.

"Kenapa?" Azkaa balik bertanya sambil menautkan alisnya.

Azalea menghela napas, lalu menggeleng. Ia mengalihkan pandangannya ke jendela, memilih untuk tak membahasnya lebih lanjut.

***

Siang itu Azalea ada janji makan siang dengan Barata untuk membicarakan kelas IT Barata yang rencananya akan mengadakan kelas tambahan. Mereka bertemu di hari kerja saat jam makan siang karena Azalea tidak bersedia bertemu saat akhir pekan. Barata menjemput Azalea di depan sebuah gedung di mana Azalea baru saja selesai mengikuti seminar. Mereka tidak tahu seseorang tengah memperhatikan mereka.

Orang itu adalah Azkaa. Azkaa tak sengaja melihat Azalea ketika ia akan menemui kliennya. Ia baru saja akan menelepon Azalea dan memutar mobil untuk menghampiri istrinya itu. Tapi dilihatnya sebuah mobil berhenti tepat di depan Azalea dan wanita itu masuk ke dalamnya. Ia yakin itu bukan taksi online karena Azalea duduk di samping kemudi. Rasanya Azkaa menyesal telah membuat kesepakatan di antara mereka tak perlu meminta izin untuk bepergian karena sekarang ia merasa resah melihat Azalea yang tampaknya sedang memiliki janji dengan orang lain.

"Azalea, kamu di mana?" Akhirnya Azkaa memutuskan untuk menelepon sambil mengikuti mobil yang menjemput Azalea. Ia telah membatalkan janji dengan kliennya, hal yang sangat jarang dilakukannya kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak.

"Di luar. Saya ada janji makan siang dengan Mas Barata untuk membicarakan pekerjaan," jawab Azalea jujur. "Ada apa?"

Pria itu ternyata sudah melancarkan aksinya, geram Azkaa dalam hati. Azkaa berpikir Barata telah melakukan pendekatan pada Azalea dengan embel-embel pekerjaan. Ia begitu kesal. Ditambah kenyataan bahwa Azalea bersedia makan siang bersama dengan Barata, sementara istrinya itu kerap menolak setiap kali ia mengajak makan bersama di luar. Kali ini Azkaa harus mengakui kecemburuannya.

Senandung Azalea (Completed)Where stories live. Discover now