CHAPTER 47 - Ceritakan Semua Tentangmu

2.1K 142 2
                                    

Acara ulang tahun Luminiferous Tech tengah berlangsung. Azkaa sebenarnya tak ingin datang, tapi ia diundang langsung oleh direktur perusahaan IT itu. Ia pun datang bersama Azalea. Sedangkan Ilona memilih untuk tak hadir. Selain karena ia tahu Azkaa akan datang bersama Azalea, ia juga ingin menghindari pembicaraan tentangnya dan Azkaa yang mungkin saja terjadi. Perkataan Ilham dan Reivan yang menyudutkannya kemarin masih terbayang di benaknya.

Kemeriahan acara begitu terasa dengan banyaknya tamu penting yang hadir. Setelah mengobrol dengan Azkaa dan beberapa petinggi perusahaan, direktur Luminiferous Tech yang sudah berusia paruh baya itu menaiki panggung untuk memberi kata sambutan. Barata pun menghampiri Azkaa dan Azalea sekadar untuk menyapa. Entah kenapa ada perasaan tak suka di hati Azkaa saat melihat Barata mengobrol dengan Azalea, namun ia tetap berusaha menghormatinya.

Selain Barata, ada seorang pria yang sejak tadi dilihat Azkaa selalu memandang ke arah Azalea. Hal itu sangat mengganggunya, apalagi ketika kemudian pria yang tak dikenalinya tersebut bergabung bersama mereka. Pria itu menyapa Azkaa, mengenalkan dirinya bernama Reivan, seorang staf di Luminiferous Tech. Setelah berbasa-basi sedikit, Reivan kemudian beralih pada Azalea.

"Maaf kalau saya salah orang, tapi apakah nama Bu Azkaa ini adalah Azalea? Azalea Putri Mahesa?" Reivan menatap Azalea.

"Benar," jawab Azalea. Ia merasa heran bagaimana pria di depannya itu bisa mengetahui namanya. Begitu pun Azkaa yang mengernyitkan dahi.

Reivan kemudian menyebutkan nama jurusan perkuliahan di sebuah perguruan tinggi di kota Bandung dan menanyakan apakah Azalea pernah berkuliah di sana. Azalea kembali membenarkan sambil mencoba mengingat barangkali ia mengenali Reivan.

"Ternyata benar." Reivan tersenyum sumringah. "Aku Reivan, Za. Reivan Anugerah, kakak tingkat kamu. Masih ingat, enggak?"

"Apa kabar, Kak Reivan?" sapa Azalea setelah akhirnya mengingat Reivan.

Reivan adalah kakak tingkatnya saat ia berkuliah di jurusan Ilmu Komputer. Azalea tak langsung mengenalinya tadi karena sudah cukup lama tak bertemu dan juga Reivan kini terlihat berbeda. Dulu Reivan selalu terlihat seperti seorang mahasiswa nerd dan tak pandai berbicara. Sementara itu, Azkaa dan Barata merasa heran mengetahui bahwa Azalea pernah berkuliah. Bukankah Azalea hanya tamatan SMA?

"Seharusnya aku yang tanya kabar kamu, Za. Kemana saja kamu selama ini? Kamu menghilang saat semester 4." Reivan menatap lekat Azalea. "Sekarang kita bertemu lagi di sini. Ternyata kamu adalah istri Pak Azkaa."

"Saya memutuskan untuk tidak kuliah lagi setelah orang tua saya meninggal," jawab Azalea ketika Reivan menanyakan lagi alasan kenapa Azalea berhenti kuliah dan menghilang tanpa kabar.

"So sorry to hear that," ucap Reivan yang dijawab anggukan oleh Azalea.

"Kami semua kehilangan kamu. Apalagi para dosen." Reivan berkata lagi sambil tersenyum.

"Sepertinya Bu Azkaa ini sangat berprestasi saat kuliah dulu, ya. Sampai para dosen merasa kehilangan," komentar Barata. Ia sengaja menyebut Azalea dengan sebutan formal karena ia memang tak pernah bercerita pada rekan kerjanya tentang Azalea yang menjadi asisten mengajarnya. Barata hanya menceritakan hal itu pada direktur Luminiferous Tech tadi saat istri sang direktur mengatakan bahwa ia sedang memerlukan pengajar kelas IT.

Reivan membenarkan ucapan Barata, lalu menyebutkan prestasi-prestasi Azalea saat berkuliah dulu. Membuat Barata akhirnya mengerti kenapa Azalea bisa begitu memahami teknologi informasi di kelas IT yang diajarkannya selama ini.

"Dan kamu sepertinya sangat mengagumi istri saya, ya," ucap Azkaa pada Reivan. Ada ketidaksukaan dari nada suaranya.

"Oh, jelas, Pak," sahut Reivan tanpa merasa bersalah. "Saya sangat mengagumi Azalea. Meski saya kakak tingkatnya, saya banyak belajar dari dia. Apalagi saat kami ke California bareng waktu itu."

Senandung Azalea (Completed)Where stories live. Discover now