CHAPTER 38 - Gala Dinner (Part 2)

2.1K 144 0
                                    

Pembacaan semua kategori penghargaan telah selesai. Para pramusaji kini sedang mengangkati semua minuman dan kudapan ringan yang ada di meja untuk menggantinya dengan minuman baru, peralatan makan lengkap, dan hidangan appetizer sebagai tanda dimulainya acara gala dinner. Sambil menunggu hidangan disajikan, Azkaa dan aku kembali mengobrol dengan orang-orang yang semeja dengan kami. Jika sebelumnya Azkaa dan para pengusaha ini lebih banyak berbicara tentang pekerjaan, kini pembicaraan mulai beralih ke hal-hal personal. Aku hanya bicara jika merasa perlu. Sesekali aku mengobrol dengan istri si pengusaha properti yang berkewarnegaraan Skotlandia.

"Mrs. Mahawira, your husband is so in love with you. His feelings show," komentar wanita paruh baya itu menatapku dan Azkaa bergantian sambil mengulum senyum.

"True." Si pengusaha properti menyetujui perkataan istrinya, lalu ia berkata pada Azkaa. "You must be very happy to have her in your life." Lalu, si pengusaha retail menganguk-angguk setuju.

Azkaa terdiam sejenak sebelum menjawab, "Sure." Lalu ia menoleh dan menatap lekat mataku. "She completes me."

Lengan Azkaa kemudian melingkari bahuku dan tiga orang di depan kami melebarkan senyum seakan mereka tengah menyaksikan film drama romantis. Aku menoleh pada Azkaa yang masih memandangiku. Sepertinya Azkaa masih memainkan perannya sebagai seorang suami yang baik dan romantis di depan semua orang. Baiklah, kalau begitu aku pun akan memainkan peranku dengan baik sebagai istri seorang Azkaa Mahawira. Masih menatapnya, aku melengkungkan bibirku membentuk senyuman.

Hidangan appetizer sudah tersaji. Seperti yang lain, aku meletakkan napkin di atas pangkuanku. Semua undangan mulai makan diiringi alunan musik jazz dari atas panggung. Suasana sangat kondusif, meski masih terdengar obrolan dari para undangan. Setelah appetizer, dilanjutkan dengan main course, lalu dessert. Dengan berakhirnya gala dinner, maka dua acara utama pun selesai. Para undangan sudah ada yang pulang, namun sebagian besar masih berada di taman. Begitupun dengan Azkaa, ia mengajakku berfoto dengan penghargaannya.

Kilatan kamera mulai menyala ketika aku dan Azkaa berpose di salah satu papan besar bertuliskan "Annual Awards of Jakarta Business". Tangan kanan Azkaa memegang penghargaannya, sedangkan lengan kirinya melingkari pinggangku. Karena masih memainkan peran, aku pun meletakkan sebelah tanganku ke dadanya dan memberikan senyum terbaik ke arah kamera. Fotografer acara dan beberapa fotografer media mengambil gambar kami berkali-kali. Setelah sesi foto selesai, Azkaa mengobrol dengan beberapa kolega yang menyapanya. Dan ia masih menggenggam erat tanganku.

Kami baru saja berencana pulang, ketika seorang wanita berjalan ke arah kami. Kau benar, wanita bernama Ilona itu.

"Pak Azkaa, congratulations on winning the award. Well deserved," ucapnya tersenyum sambil menjulurkan tangannya untuk menyalami Azkaa.

Azkaa menyambut uluran tangan Ilona. "Terima kasih. Selamat untuk kamu juga." Ia kemudian mengenalkan aku pada Ilona dan sebaliknya.

Apakah setelah kebersamaan mereka di mall itu, mereka masih menjalin hubungan hingga sekarang? Kalau jawabannya adalah ya, maka mereka sangat piawai memainkan peran malam ini. Mereka terlihat sangat formal. Tapi dari tatapan mata Ilona, aku bisa melihat perasaannya pada Azkaa terpancar jelas.

"Halo, Bu Azkaa." Ilona beralih padaku. Ia menyalamiku masih dengan senyum di bibirnya. Aku balas tersenyum dan menyalaminya.

Kini aku bisa melihat dengan jelas wajah wanita yang tengah berdiri di hadapanku. Mulai dari mata, hidung, hingga bibir dan semua bagian wajahnya terlihat sempurna, seperti tanpa cela. Tubuhnya yang semampai semakin mendukung keelokan parasnya. Pantas saja ia membuat semua mata terpana. Aku saja yang seorang wanita begitu mengagumi kecantikannya, apalagi para pria. Ditambah lagi, ia adalah wanita yang cerdas, berani, dan penuh percaya diri. Kini aku mengerti kenapa Azkaa sangat mengaguminya. Ilona adalah wanita yang selalu didambakan oleh Azkaa, wanita yang diinginkan oleh suamiku itu untuk menjadi istrinya.

Senandung Azalea (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang