(7)

774 91 18
                                    

Sean tak lagi kembali ke sekolah setelah mood-nya dirusak oleh kehadiran Sky. Karena kebiasaannya yang sering bolos sekolah itu, Sean tidak pernah sekali pun memarkirkan motornya di parkiran sekolah untuk mempermudahnya bolos. Sean selalu memarkirkan motornya di kantin belakang sekolah, begitu juga dengan hari ini. Untuk saat ini, Sean tak peduli dengan omelan Atika yang akan bertambah kalau saja Atika tahu ia bolos sekolah. Sejujurnya, ini adalah kali pertama Sean bolos sekolah semenjak kelas dua belas.

Tidak seperti biasa, biasanya Sean akan bertemu dengan sunyi di rumahnya dan sangat jarang menemui Atika di saat jam menunjukkan angka 11.34. Tetapi, kali Sean justru menemukan Atika tengah duduk di atas ranjang miliknya. Atika tampak mengelus bantal milik Sean dan itu menjadi objek pengamatan Sean kali ini. Entah kenapa, rasanya Sean terluka melihat Atika yang sedang berada di kamarnya. Beralih dari itu, Sean memutar bola matanya untuk menyaksikan hal lain yang mengganggu pandangannya. Sebuah koper besar tertidur di dekat kaki Atika yang membuat Sean penasaran akan isinya. Lagi-lagi, Sean mengalihkan pandangannya pada lemarinya yang terbuka, tidak ada satu pun pakaian miliknya yang bergantung di sana. Sehingga menciptakan kerut samar di dahi Sean karena bingung.

"Ma, ini maksudnya apa? Kenapa baju-baju aku enggak ada? Mama ngusir aku?" tuduh Sean dengan melangkah tergesa ke arah Atika.

Atika sedikit terlonjak dengan hadirnya Sean, dia sama sekali tak menyadarinya. "Sean? Kenapa udah pulang?" tanya Atika beralih topik. Karena bagaimanapun juga, ini masih jam sekolah dan Sean mestinya masih ada di sana.

"Jawab dulu pertanyaan aku, Ma! Mama ngusir aku gara-gara enggak datang semalam?" teriak Sean tidak terima dengan pemikirannya itu.

"Bukan! Kita akan pindah ke rumah Arse---"

"Enggak, Ma! Aku mau tetap di sini, aku enggak mau tinggal sama mereka!" potong Sean cepat saat penjelasan Atika belum tersampaikan sepenuhnya.

"Kamu enggak bakal bisa nolak karena rumah ini udah mama sewain. Daripada itu, kenapa kamu udah pulang? Bolos? Alasannya apa? Katanya kamu janji enggak bakal bolos lagi, belum juga kejadian semalam kamu enggak ngasih tahu mama alasannya. Terus, sekarang udah bikin masalah lagi! Kamu itu mikirnya apa sih? Hidup pake uang mama terus-terusan tanpa niat buat lulus sekolah dan dapat kerja? Mau jadi orang yang enggak berguna?" Atika sedikit tersulut emosinya. Karena Sean sendiri sudah berjanji untuk tidak akan bolos lagi sebagai ganti atas uang Atika yang terpakai untuk menaikkannya ke kelas dua belas.

Sean tidak dapat menjawab, salahnya sendiri yang tadinya berpikir untuk tak peduli dengan omelan Atika. Untuk keingkaran janjinya yang pertama saja, Atika sudah mengetahuinya. Pasti Atika sekarang berpikir bahwa Sean tidak pernah menepati janjinya untuk tidak bolos sekolah.

"Itu ... guru-guru ada acara, jadi semua murid dipulangin!" jawab Sean pada akhirnya karena hanya alasan itu yang terlintas dipikirannya saat ini.

Atika menatapnya tajam yang membuat Sean berusaha menghindari tatapannya. "Kamu enggak lupa 'kan, kalau kamu sekarang punya saudara? Papa kamu enggak bilang tuh, kalau Sky udah pulang!" ujar Atika menyilangkan tangan di depan dada.

Benar, Sean hampir lupa soal itu, mencari alasan untuk itu akan lebih sulit lagi. "Itu ... mungkin dia lagi nunggu papanya!" sahut Sean sebisanya untuk tidak terlihat berbohong.

"Cukup, Sean. Jangan berbohong lagi, beresin barang-barang kamu sekarang juga. Sebagai gantinya motor kamu mama sita biar enggak bisa bolos lagi!" ancam Atika yang sudah terlalu lelah menanggapi sikap Sean.

"Aku enggak bo---" Sean menggantung ucapannya untuk menatap seseorang yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.

Laki-laki yang sudah berperan sebagai ayah untuknya itu ikut menatap Sean. "Pihak sekolah enggak hubungin saya buat jemput Sky, itu artinya sekolah masih berlanjut. Saya bukannya nuduh kamu bolos, tapi buktinya sudah ada." Arsen berujar pelan, tapi terkesan tegas di telinga Sean.

Sea (n) Sky [End✅]Where stories live. Discover now