[23] Affection

1.1K 249 56
                                    

!!Trigger Warning!!

Commit su!c!de, harsh words. Mohon skip bila tidak sanggup!

•••

"Ada satu rasa yang mampu mengalahkan segala rasa, bahkan mencairkan kerasnya sebuah hati karena luka. Yaitu kasih sayang."

[•InnocentFlaws]

        

"ALITA! Menjauh dari sana!!"

Bias berlari sekuat tenaga begitu turun dari mobilnya. Malam yang sudah larut membuat jalanan di jembatan ini lengang dan memudahkannya melesat ke seberang.

Setelah sebelumnya berkeliling mencari keberadaan gadis itu, kini jantungnya seperti terjun ke dasar perut melihat sosoknya sudah berdiri di pagar pembatas jembatan ini. Satu hal yang diam-diam pernah menakuti bayangannya dan kini terealisasikan.

"Alita, kamu dengar aku?! Turun dari sana!!!"

Gadis itu tidak menoleh. Justru kakinya bergeser maju. Embusan angin mengibarkan rambutnya yang hanya terikat satu. Tidak terkepang dan menjadi alasan Bias hampir tidak mengenalinya.

"Jangan coba-coba lompat, Alita!!"

Bias bersumpah, dia akan mengutuk dirinya sendiri kalau sampai gadis itu melakukan apa yang ditakutinya.

"ALITA!!"

Tepat sepersekian detik sebelum Bias berhasil menjangkaunya. Tepat di depan mata, gadis itu menjatuhkan tubuhnya. Menghilang ditelan gelapnya air di bawah sana. Menghentikan detak jantungnya seketika.

Alita jatuh. Alita menenggelamkan dirinya. Dan Bias tidak sempat menyelamatkan.

Tangannya bergetar berpegangan di sana. Menatap gamang gelapnya sungai asin di bawah sana yang beriak tenang. Namun terlalu mengerikan untuknya hingga hanya ada rasa bersalah menggerogoti batinnya.

Maka datang seseorang yang langsung menaiki pagar pembatas di dekatnya. Tanpa berpikir panjang, melompat terjun begitu saja dan ikut menghilang di bawah sana.

Bias menyadari bahwa ternyata dia lebih dari pengecut dibandingkan Tama.

        

[•InnocentFlaws]

     

"Jadi, kamu udah ingat?"

Alita tidak mengangguk ataupun menggeleng. Membiarkan tatapannya yang menjadi jawaban untuk Bias. Lelaki itu sudah duduk di samping tempat tidurnya, tersenyum kecil seraya menunduk sejenak.

"Aku nggak akan bicara apapun soal waktu itu. Kamu juga pasti nggak mau mengungkit itu."

"Dari mana Kakak tau...? Apa itu dari Tama?"

"Aku tau kamu gitu aja. Sejak kabar kecelakaan itu beredar di keluarga ini."

"Kenapa Kakak peduli soal itu?" Alita menggigit bibirnya sejenak. "Apa Kakak kasihan lihat Alita waktu itu?"

Innocent FlawsOnde as histórias ganham vida. Descobre agora