Rank #1 teenficiton 3/9/21
Rank #2 Fiction 3/8/21
Rank #1 Fiction 4/8/21
"Lo...gay?" Tanya Abbie memberanikan diri, bukannya menjawab Khages malah mendekat. Refleks Abbie mundur dan merasakan aura mengerikan dari lelaki itu. Apakah ia salah bertanya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seneng bgt semoga ceritanya bakal lebih di kenal banyak orang lagi ya, so bantu aku share yuk biar pembaca Khageswara nambah terus🥰
Siap baca lagi? Jangan lupa komen tiap paragraf ya guys let's go
So Delion juga punya ig, jadi jangan lupa follow ya : Delionmahendra Khageswara91 Runesabbie
~~~~
Khages dan Abbie duduk tepat di dekat kolam renang, pas sekali di sana di sediakan meja dan kursi tiga, Bi Put sudah menyiapkan makanan yang di buatkan sedari tadi olehnya dan keduanya tengah bersiap-siap untuk menyantapnya.
Abbie menelan air salivanya saat ponselnya berbunyi dan nama Nia tertera di ponselnya.
"Kenapa panik gitu?" Tanya Khages membuat Abbie terlonjak.
"Hm temen gue nelpon," jawabnya pelan.
"Oh mau gue bantu jawab?" Sontak mata Abbie membulat, "gue bisa sendiri." Lalu gadis itu bangkit dari duduknya dan segera menjauh dari Khages untuk menjawab telpon dari Nia.
Lain dengan Khages yang tersenyum tipis sebab respon Abbie barusan, sial dirinya jadi semakin semangat untuk menggoda gadis itu terus agar mendapat respon seperti itu.
Lucu, batinnya.
Lain dengan Abbie yang langsung mengangkat telpon dari Nia.
"Halo, Ni. Apaan?"
"Lagi di mana?" Abbie terdiam sejenak.
"Kerja, kayak biasa."
"Oh gitu ya?"
"Iya, Nia. Kenapa?" Tanya Abbie seperti terburu-buru.
"Ya udah lo kerja dulu sana. Nanti aja ganggunya, semangat!" Belum sempat Abbie membalas, sambungannya di matikan sepihak, Abbie mengernyit tidak mengerti kenapa segabut itu Nia menelponnya.
Dengan cepat dia menghampiri Khages dan tidak lama seseorang menghampiri keduanya dengan suara menggelegar.
"Bang lo di rumah?" Pekik seseorang, dia Renzel, adik kedua Khages yang seumuran dengannya.
"Berisik." Balasan tersebut membuat Renzel tersenyum meledek dan saat menyadari ada orang lain juga di rumahnya Renzel langsung terkejut.
Abbie tersenyum kikuk sedangkan Renzel langsung melangkahkan kakinya dan duduk tepat di samping Abbie.
"Eh kok bisa di sini?" Tanya Renzel, saat Abbie hendak menjawab, Khages sudah menyela.
"Bisalah, kan gue ajak," jawabnya, Renzel mengangguk-angguk.
"Lo seumuran sama abang gue?"
"Eng—"
"Enggak, dia adik kelas. Kepo aja sih lo," sela Khages sebelum Abbie menjawab.
