13 || Dapat kerja

97.9K 16.1K 8.9K
                                    

Hi guys up lagi ya
Jangan lupa sampe target komen baru upp, soo jangan lupa spam komen

Siap komen tiap paragraf?

Langsung tancapp~

Selamat menunaikan ibadah puasa❤️ sampai target komen, malem kita up lagi😍

. . . . .

Tatapan ini membuat Abbie refleks mengalihkannya dengan menatap ke sekitar lain, Khages menarik senyumnya lain dengan Abbie yang malah salah tingkah.

"Jawab bukan bengong," sindir Khages membuat Abbie menstabilkan dirinya sendiri.

"Gak, gue gapercaya," balas Abbie seraya menelan air salivanya, Khages mengangguk.

"Sama, gue juga gak percaya, yakali suka sama cewek tempramen kek elo," timpal Khages membuat Abbie merasa seperti ada yang meninju hatinya, jadi maksudnya lelaki itu hanya menggodanya tadi?

"Berisik!" ketus Abbie lalu segera menjauh dDi Khages dan ia rasa sudah cukup main-mainnya, sial dia merasa di permainkan. Khages mengikuti langkah Abbie.

"Lo mau kemana?" Tanya Khages, Abbie tanpa menoleh langsung menjawab.

"Kemana aja asal menjauh dari elo." Dan Khages menghentikan langkahnya membiarkan gadis itu terus melangkahkan kakinya meninggalkannya.

Lain dengan Abbie yang seberusaha mungkin untuk terus menjauh dari Khages, sial apa tadi ia benar berharap lelaki itu benar-benar menyukainya? Abbie kesal sekaligus malu, jika saja ia tadi sok memberitahu soal perasaannya dan Khages hanya bercanda, sial pasti sakit sekaligus memalukan.

Seketika langkah Abbie menuju angkutan umum tertahan saat ponselnya terus menerus berdering, dan saat mengeceknya ada nama Nia tertera di layar ponselnya membuat Abbie tanpa pikir panjang langsung mengangkatnya.

"Halo, Nia?"

"Mami, Bbie. Mami di rawat," lirih Nia membuat Abbie terkejut.

"Mami? Kenapa, Ni? Kambuh lagi?" Bisa di bilang Mami Nia mempunyai penyakit maag dan jika sudah kambuh, bisa sampai masuk rumah sakit.

"Iya, Bbie."

"Oke lo kirim lokasi ya, gue langsung kesana."

"Iya, Bbie." Dan Nia mematikan sambungannya, tak lama Nia mengirimkan lokasi saat ini, dengan cepat Abbie langsung menuju ke rumah sakit yang letaknya yang begitu jauh dari sekolahnya.

Mendengar kabar Mami sakit, Abbie panik, pasalnya selama tidak ada orangtua, Mami Nia sudah seperti ibunya sendiri, jika sampai mendapat kabar buruk tentang Mami, rasanya sangat menyedihkan sekali hidupnya.

Sesampainya di rumah sakit, Abbie langsung menuju ke kamar di mana Mami Nia di rawat, dan di depan kamar sudah ada Nia dan beberapa pelayan rumahnya.

"Abbie!" Panggil Nia dengan derai air mata. Refleks Abbie langsung memeluk Nia.

"Shhttt, lo gausah nangis, Nia. Hey, Mami baik-baik aja."

"Gue tau, Bbie. Tapi keadaan Mami lebih parah dari waktu itu, gue selalu kesel sama Mami yang peduli banget keadaan gue tapi gapernah mikirin keadaannya sendiri." Abbie mengangguk lalu melepaskan pelukannya dan mengelus puncak kepala Nia.

"Mami gak papa, okay?"

Nia mengangguk, setelah menenangkan Nia begitu pun keduanya mendapat kabar dari Dokter tentang penyakit Mami Nia.

Sampai akhirnya Mami sadar, dan langsung kena sidang Nia yang sudah kesal.

"Makan, Mi. Makan, apa kerja lebih penting dari kesehatan? Kenapa harus lupa terus, apa Nia harus bikin bodyguard khusus untuk ngingetin Mami makan?!"

KHAGESWARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang