17. Suka

1.9K 125 5
                                    


Hari ini demi hari berjalan normal. Tiap pagi karena Ifana hanya bisa memasak makanan sederhana jadi Ifana selalu membuat sandwich untuk sarapan. Berbeda dengan Deri yang hanya bisa masak makanan ala western.

Hari minggu ini berjalan seperti hari minggu sebelumnya, Ifana akan mencoba memasak masakan rumah yang menurut Ifana sulit.

"Buat apa ?" Tanya Deri saat melihat Ifana sibuk berjibaku dengan alat-alat dapur

"Coba buat tumis tempe tahu" Jawab Ifana masuk sibuk mengaduk masakannya

Deri mengambil sendok dan mencoba mencicipinya

"Gimana ?" Tanya Ifana resah

"Enak" Jawaban singkat Deri justru membuat Ifana menatapnya tidak percaya

"Beneran enak, resep dari mana ?"

"Bapak, serius enak ?"

"Iya, enak" Jawab Deri kemudian mencium pelipis Ifana

"Tadi-"

"Keliy-"

Ucapan Deri dan Ifana yang bersamaan membuat kedua tertawa dan saling mempersilakan satu sama lain

"Oke, gue duluan" Ucap Ifana

"Keliya harus temenin suaminya ke luar kota, rencananya anak-anaknya bakal diajak tapi ternyata, Satria besok ulangan semester jadilah gak bisa ikut sedangkan Keliya terlalu khawatir kalo Satria ditinggal sendiri walau di rumahnya banyak pembantu, terus minta gue buat jaga Satria 2 atau 3 hari ini, boleh gak?" Ucapan Ifana yang diakhir permintaan persetujuan pada Deri

"Pas banget kalo gitu, soalnya Dara juga mau nitip Rasyid, lo kan tau papa mama lagi di Solo, jadi Dara minta gue buat jaga Rasyid, sebenernya gue udah bilang ke dia buat dititipin sama pembantu aja, toh biasanya sering gitu, tapi kata dia biar gue latihan jadi bapak, gue iya in aja, males kalo harus denger omelan-omelan dia yang unfaedah"

Mendengar jawaban Deri, akhirnya mereka sepakat untuk menjaga Satria dan Rasyid.

Hanya berselang satu jam setelah mereka shalat dhuhur berjamaah, pintu apartemen mereka diketuk.

Tok tok tok

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam, masuk dulu" Jawab Ifana mempersilakan Keliya sekeluarga untuk masuk

Tak butuh waktu lama Dara, Arsyid dan Rasyid datang. Jadilah mereka sedikit berbincang satu sama lain.

"Kita pamit dulu yaa" Ucap Arsyid

"Anggap aja simulasi punya anak" Ujar Dara

"Mohon bantuannya ya, Pan, Der" Ucap Keliya

Kemudian mereka pergi dari apartemen Deri, meninggalkan Deri, Ifana, Satria dan Rasyid.

"Ayo masuk" Ucap Ifana membawa Satria memasuki apartemen dan tak lama Rasyid menangis dalam gendongan Deri

"Cup cup cup" Ucap Ifana mengambil alih Rasyid dari Deri, lalu Ifana mondar mandir untuk menenangkan Rasyid dan sesekali mencoba mengalihkan perhatian Rasyid

"Rasyid mau nonton tv, nonton upin ipin" Ujar Ifana sembari menunjuk televisi

Ucapannya berhasil mengalihkan perhatian Rasyid dan menghentikan tangisannya. Ifana duduk disofa samping Deri dengan Rasyid dipangkuannya. Deri mendekatkan dirinya pada Ifana hingga saling bersentuhan dan tangan Deri sibuk mengusap kepala Rasyid.

"Udah dulu main hp nya, Satria" Ujar Deri mengusap kepala Satria dan sedikit menariknya agar mendekat. Setelah mendekat, Deri merangkul Satria jadilah mereka berempat menonton upin ipin bersama.

"Egh"

Rasyid mulai mengantuk, dirinya bahkan membalikkan badannya agar bisa memeluk Ifana. Tau Rasyid sudah tertidur Satria meminta remot tv pada Ifana dan mengganti tontonan tv menjadi boboiboy.

Deri bisa melihat bayangan yang dipantulkan oleh layar tv ketika menggelap. Bayangan dirinya yang merangkul Ifana dan Satria yang mulai tertidur. Bayangan Ifana yang memeluk dan terus mengusap rambut serta punggung Rasyid. Bayangan yang membuat Deri tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya. Bayangan yang membuat Deri menarik bahu Ifana semakin dekat dan mencium kening Ifana yang sedang menatapnya bingung.

"Nanti mereka tidurnya gimana ?" Tanya Ifana

"Kamu, Satria dan Rasyid bisa tidur di kamar, nanti aku yang tidur disini" Jawaban Deri membuat Ifana menahan senyum sembari bergumam. "Kamu aku"

"Kan ada anak kecil, masa mau lo gue nan" Ujar Deri sedikit kesal

Merusak suasana, gerutuknya dalam hati

"Atau mau kita semua tidur disini aja ?" Opsi lain dari Deri yang disetujui oleh Ifana.

#####

"Indonesia adalah negara maritim dengan 17.503 pulau yang berkoordinat 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141°BT ..." Gumam Satria menghafalkan dengan dibantu Ifana yang sedang menimang-nimang Rasyid sedangkan Deri menyiapkan tempat tidur untuk mereka berempat.

Deri meminta Ifana untuk menidurkan Rasyid dan dirinya yang akan membantu Satria belajar. Malam semakin larut, Satria sudah selesai belajar dan bersiap untuk tidur.

Deri menatap Ifana yang sudah tertidur. Melihat Ifana mengingatkannya bagaimana dulu Ia sempat berfikir jika Ifana adalah selingkuhan sang papa. Ia mengadu pada sang mama, bercerita bagaimana Ia selalu melihat Ifana dan sang papa berduaan di kantor, sang mama hanya tertawa tanpa mengucapkan sepatah katapun, mamanya tertawa terbahak-bahak. Ia berfikir jika sang mama sudah tau dan merasa sakit hati hingga hanya tawa keras yang keluar sebagai pelampiasannya karena itu Deri 'melabrak' Ifana, mengancamnya untuk tidak mendekati sang papa. Tapi kejadian esok harinya justru membuat Ia bingung.

"Hahahahhaha" Tawa bu Santi dengan Ifana yang menatapnya kesal

"Masa saya suka sama yang modelan kaya tuan, gak maulah, minimal kaya pak Markus, baru saya mau" Ujar Ifana semakin memberengut kesal

"Walaupun duda dan anaknya udah sma, gak papa, saya jabanin!"

"Ya kalo modelannya kaya pak Markus, saya juga mau hahhaha" Jawab bu Santi

Saat itulah Deri tau jika dirinya salah paham. Tapi dari obrolan tersebut, membuat Deri penasaran siapakah pak Markus hingga sang mama saja mau dengan pak Markus Markus tersebut. Hingga ketika dirinya naik jabatan menjadi CEO, dirinya tau jika pak Markus yang dimaksud adalah Markus Faruq Ahmad, salah satu CEO perusahaan ayahnya yang berada di Turki. Seorang pria mapan dengan tubuh tinggi, kulit coklat dan otot yang keras. Melihat pak Markus, Deri mewajari jika sang mama menyukainya. Sang papa dengan pak Markus terlalu berbeda walau umur mereka tidak beda jauh.
୧⁠|⁠ ͡⁠ᵔ⁠ ⁠﹏⁠ ͡⁠ᵔ⁠ ⁠|⁠୨

Tbc.

Bodyguard Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang