5. Pria tersebut

2.9K 164 1
                                    


Ifana memarkirkan motornya kemudian mengetok pintu rumah Safira. Terkesan berlebihan memang tapi Ifana mengenal Deri, dia termasuk orang yang cukup nekat.

"Assalamualaikum SapiRe" Panggil Ifana, SapiRe merupakan singkatan Safira Reno

"Wa'alaikumussalam" Ucap Safira sambil membuka pintu

"Sapi, gue numpang tidur ya, oke? Ok Pan, gak papa kok, apa sih yang enggak buat lo" Izin Ifana dan dijawab oleh Ifana sendiri kemudian langsung masuk kedalam rumah Safira, padahal Safira belum mempersilakannya dan tingkah Ifana membuat Safira memandangnya heran

"Wih, assalamualaikum pak Reno yang terhormat, lagi makan nih? Minta boleh dong" Ucap Ifana kemudian duduk

"Ngapain disini ?" Tanya Reno sambil menatap Ifana yang sedang mengambil nasi pada piringnya

"Bentar mau cuci tangan" Ucap Ifana sambil berlalu menuju wastafel.

Saat kembali, sudah ada Safira yang duduk tepat disamping kanan Reno

"Ngapain lo kesini ?" Tanya Safira sambil menatap Ifana yang sedang duduk berdoa

"Numpang tidur ya, soalnya gue dikerjar-kerjar rentenir" Jawab Ifana asal

"Berapa utangnya, biar saya bayar, terus kamu bisa keluar dari rumah saya" Ucap Reno jleb banget

"Hiks hiks, oh ayolah, utangku sangat banyak, dan aku akan membayarnya, tapi biarkan aku tinggal 1 malam saja" Akting Ifana

"Hiks hiks" Isak tangis Safira, dia sedang hamil jadi wajar jika moodnya gampang berubah

"Sayang" Panggil Reno pada Safira yang sedang menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya

"Biarin aja dia nginep Yang, kasihan" Ucap Safira sambil menatap Reno dengan mata yang berderai air mata

"Tapi-"

"Huwaaa" Tangis Safira kencang

Reno pun menatap Ifana tajam dan hanya dibalas tatapan bengong Ifana

"Ok, iya sayang" Jawab Reno sambil mengusap bahu Safira

"Udah ya, makan dulu" Lanjut Reno

"Udah kenyang, mau nonton tv aja" Jawab Safira sambil menatap Reno penuh harap

"Iya gak papa kok" Jawab Reno kemudian membantu Safira berdiri dari kursi

"Pan, nanti lo beresi semuanya ya" Ucap Safira dan hanya dibalas anggukan Ifana yang masih menatap takjub akan perubahan sikap Safira bahkan Ifana sampai mengelengkan kepalanya dengan senyuman manisnya.

Esok harinya...

Ifana menata bajunya kemudian memasukannya kedalam tas ransel miliknya setelah menata rapi Ifana menatap jam dinding kamarnya.

09.45 WIB

Ifana keluar dari kamarnya

"Gue pamit pulang ya" Ucap Ifana pada Reno dan Safira yang sedang duduk santai menonton TV

"Iya, hati-hati Pan" Ucap Safira

"Kalo ada apa-apa jangan nginep disini, telpon saya, nanti saya pesankan hotel" Ucap Reno tanpa mengalihkan pandangannya pada laptopnya

"Oke oke, makasi tumpangannya, assalamualaikum" Pamit Ifana

"Wa'alaikumussalam" Jawab Safira dan Reno

"Pan! Gue lusa mau mudik lagi, sampai gue lahiran" Ucap Safira sebelum Ifana keluar dari rumahnya

"Oke, hati-hati dijalan, bye" Pamit Ifana.

#####

Sudah 2 hari hidup Ifana sangat tenang dan santai. Sekarang Ifana sedang duduk santai disebuah cafe tiba-tiba ada seseorang yang duduk dihadapannya

"Pak Deri!" Ucap Ifana hampir menyemburkan minumnya

"Selamat pagi Ifana, santai sekali ya hidupmu" Sindir Deri

"Iya dong pak" Jawab Ifana santai tanpa tersindir akan sindiran Deri tersebut

"Saya akan menandatangani surat resign kamu, asal!, kamu beri tau saya alasan yang jelas kenapa ingin resign ?" Ucap Deri serius

"Natasya terus menghubungi saya dan bertanya kenapa kamu tidak lagi mengawalnya ?" Lanjut Deri

"Ya karena saya ingin membuka usaha sendiri" Jawaban Ifana hanya mendapatkan tatapan tajam Deri

Pelayan datang, Deri memesan kopi dan kentang goreng

"Bapak 3 hari lalu nelpon saya, ada apa ?" Tanya Ifana penasaran, pasalnya Deri tidak jelas saat itu

"3 hari lalu ?" Gumam Deri dan dibalas anggukan kepala oleh Ifana

"Oh itu, saya sedang dipuncak bareng temen-temen saya, saya telpon kamu, karna saya lupa gak bawa jaket, mau nyuruh kamu ambilin, tapi disana sinyalnya sangat susah" Jawab Deri, pelayan datang sambil meletakkan pesanan Deri

"Oh, bapak udah ke apartemen SEA ?" Tanya Ifana

"Sudah" Jawab Deri

"Jadi bapak tau dong kalo non Natasya tuh gak selingkuh" Ucap Ifana

"Ya!, karna saya selingkuhannya" Jawab Deri kesal

"Hahahah bener! Btw, pak disana bapak lihat apa ?" Tanya Ifana penasaran

"Adegan 21+ didalam kamar" Jawab Deri kesal

"Pintunya pas itu lagi ditutup gak pak ?"  Tanya Ifana semakin penasaran

"Tutup" Jawaban Deri membuat Ifana lesu

"Yahh, sayang banget gak bisa nonton deh" Ujarnya

"Saya penasaran, dari mana kamu dapat informasi apartemen itu, ah tidak, lebih tepatnya password apartemen itu ?" Tanya Deri penasaran

"Hmmmm, kepo ya hahahah" Elak Ifana

"Ifana!" Panggil Deri

"Dalem" Jawab Ifana

"Saya gak akan tandatangani surat resign kamu, jika kamu gak kasih tau saya"

"Alah bapak emang gak mau menandatangani suratnya kan"

"Terserah saya dong, cepat kasih tau saya"

Belum sempat Ifana menjawab, ponsel Deri berdering, menampakkan jika panggilan tersebut dari pak Michel

"Saya tunggu jawaban kamu" Ujar Deri kemudian berlalu pergi.

#####

Ifana pergi menuju mall, dirinya ingin jalan-jalan cari angin, makan-makan, sama mau beli bahan masak sama cemilan.

Sesampainya dimall, Ifana langsung membeli beberapa camilan tapi kemudian dirinya dikejutkan akan keberadaan seseorang yang memeluk pinggang Ifana sambil meletakkan dagunya pada bahu Ifana, Ifana tau siapa pria tersebut

"Lepaskan atau ku patahkan tanganmu itu?!" Ucap Ifana

"Oh sorry baby" Ucap pria tersebut sambil melepaskan tangannya dan sedikit menjauh dari Ifana

"Kamu kenapa sendirian sih, by? Kan bisa ajak aku kalo kamu mau belanja" Ucap sang pria tersebut sambil memilih dan melihat-lihat snack-snack yang ada dihadapannya

Ifana tak memperdulikannya, dia terus berjalan dan berbelanja. Ifana benar-benar tak menganggap keberadaan pria tersebut hingga Ifana selesai berbelanja, Ifana mengantri dibarisan kasir dan pria tersebut masih mengikutinya bahkan sekarang dia berada dibelakangnya.

"Suaminya ya ?" Tanya sang ibu-ibu pada pria tersebut

"Iya, saya suaminya" Jawab pria tersebut ramah

"Oh, seneng pasti ya ditemenin suami belanja" Ucap ibu-ibu tersebut pada Ifana yang sedang menyerahkan kartu debitnya

"Dia bukan suami saya" Jawab Ifana dingin dan datar sambil mengambil kartu debitnya dari tangan sang kasir kemudian pergi, Ifana memilih pulang keapartemennya karena mood nya langsung hancur saat bertemu pria tersebut.

Tbc.

Bodyguard Married Onde as histórias ganham vida. Descobre agora