27. Tulang punggung

28 11 5
                                    

-ujf-



Pada pukul 05.00 pagi, Seongmin terbangun karena sakit perut dan ingin buang air.

Ia berlari ke arah toilet dan tidak menyadari kalau Yujin sudah tidak ada di sampingnya.

Seongmin baru sadar pada saat ia melihat pintu toilet yang terbuka karena terganjal oleh tangan seseorang yang Seongmin yakini itu adalah tangan perempuan.

Klek

Mata Seongmin terbelalak saat melihat siapa yang berada di balik pintu itu, seketika rasa sakit di perutnya langsung terlupakan.

"YUJIN LO KENAPA HEY?!"

Suara teriakan Seongmin yang menggelegar membuat Jungmo dan Bona terbangun dari tidurnya.

"Ada apa sih?" Ucap Bona dengan mata setengah tertutup.

"Seongmin.. ada apa?" Panggil Jungmo.

Tak lama kemudian Seongmin keluar dari toilet sambil mengangkat tubuh Yujin yang memucat. Melihat itu, Jungmo langsung turun dari bangsal tanpa mempedulikan lukanya yang belum sembuh.

Seongmin membawa Yujin ke kursi, tubuh gadis itu sangat dingin dan pucat. Jungmo yang panik pun langsung memencet bel untuk memanggil perawat.

Lalu, para perawat membawa Yujin ke IGD untuk ditangani lebih lanjut. Seongmin langsung menyusuli Yujin, sedangkan Jungmo dan Bona hanya bisa menunggu di kamar karena kondisi Jungmo belum pulih sepenuhnya.

-ujf-



Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, namun belum ada tanda-tanda Yujin siuman, gadis itu pingsan dengan waktu yang sangat lama.

Para anggota keluarga sudah berkumpul sambil berharap cemas. Bukan tanpa alasan Seongmin memanggil Bunda dan tantenya untuk datang kemari.

Sebenarnya Seongmin tidak ingin membuat Bundanya kepikiran, namun Jungmo menyarankan agar Seongmin memberi tau Bunda, karena bisa rumit urusannya kalau pada akhirnya Bunda mengetahui tentang kondisi Yujin dari orang lain.

Dokter berkata, karena terlalu banyak air yang masuk ke dalam paru-paru, hal itu membuat Yujin mengalami endema paru.

Ini terjadi ketika air menumpuk di paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas.

Kondisi ini sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan kematian. Dan itu membuat Bunda, Seongmin dan Jungmo sangat syok.

Mendengar kabar tersebut, Bona langsung tidak tenang dan merasa ketakutan. Karena ini semua tidak akan terjadi jika Bona tidak mengikuti hawa nafsunya.

Parahnya, Bona sama sekali tidak mengatakan kalau ini terjadi akibat ulahnya. Wanita itu memilih diam dan bertindak seakan tidak terjadi apa-apa.



-ujf-



Selang beberapa minggu setelah kejadian, sifat dan sikap gadis itu berubah 180 derajat. Dari yang selalu tersenyum dan tertawa, menjadi gadis yang pendiam dan dingin.

Bunda juga tidak tau pasti apa yang membuat Yujin seperti ini, namun sepertinya hal itu berkaitan dengan kejadian waktu itu.

Karena setiap Bunda atau Seongmin bertanya, Yujin selalu menjawab dengan perkataan yang sama, 'Yujin gak apa-apa, gak ada yang perlu dikhawatirin' .

Seperti saat ini contohnya, saat Yujin sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. Bukan bukan, lebih tepatnya televisi yang menonton Yujin.

Raga Yujin ada di sini, namun fikirannya entah di mana. Tatapan matanya kosong seakan sedang memikirkan sesuatu.

Melihat itu, Seongmin berinisiatif untuk menghampiri kembarannya itu. Ia berniat untuk membujuk Yujin agar mau menceritakan semua masalahnya pada Seongmin.

Walau ia tidak yakin ini akan berhasil, tapi mencoba tidak ada salahnya kan?

"Wey"

Yujin menoleh dengan raut wajah yang tidak bisa dideskripsikan, seperti sedih tapi tidak sedih(?), entahlah Seongmin juga tidak tau.

"Bengong mulu, kenapa sih? Kalau ada masalah cerita, jangan dijadiin beban sendiri." Kata Seongmin.

Wah Yujin salut mendengarnya. Ternyata kembarannya itu sudah semakin beranjak dewasa.

"Bukannya gue udah bilang ya waktu itu?"

"Gak percaya. Lo bohong. Mana ada orang gak punya masalah tapi ngelamun terus?!"

"Kok jadi nyolot? Padahal gue ngomong baik-baik loh."

"Ya gimana gue gak nyolot?! Lo selalu pendam masalah lo sendiri, sedangkan gue selalu ada buat lo kapan pun lo butuh tempat buat cerita. Lo anggap gue adik lo apa engga sih?!"

Rasanya saat ini Yujin ingin menangis sekencang-kencangnya dan menceritakan semua masalah yang ia pendam saat ini.

Namun, ia tidak ingin membuat orang di sekitarnya jadi khawatir. Maka dari itu, Yujin memilih untuk menyembunyikan ini semua.

"Lo adik gue. Selamanya akan menjadi adik gue. Tapi gak semua masalah bisa diceritain gitu aja Seongmin, gue juga bingung harus gimana.. tolong ngertiin perasaan gue."

Setelah mendengar perkataan Yujin, tanpa aba-aba Seongmin membawa Yujin ke dalam pelukannya.

Tangannya terangkat mengusap punggung gadis itu. Walau Seongmin tidak pernah menunjukkannya secara terang-terangan, namun Seongmin sangat bangga karena mempunyai kembarang yang sangat kuat baik fisik maupun mental.

Sejak dulu, Yujin selalu menyimpan rasa sakitnya sendirian. Alasannya selalu sama, gadis itu tidak ingin merepotkan orang di sekitarnya.

Walaupun wajahnya selalu menunjukkan senyuman, namun Seongmin tau, di balik senyuman itu terdapat banyak beban yang harus Yujin tanggung sendirian.

Sebagai seorang kakak sekaligus kapten di dalam pasukannya, Yujin bertekad untuk melindungi semua orang bahkan jika nyawa menjadi taruhannya.



-ujf-



Halow selamat pagi, selamat weekend gaiss!!

Gimana kabarnya? Semoga kalian selalu sehat dan baik-baik aja ya 😊

Ada yang kangen aku gak? Ada yang nungguin cerita aku gak? Yah gak ada :(
/mengsedih sekali

Btw gais, sebentar lagi cerita ini bakalan end, doain aja semoga happy ending :)

Semangat buat yang puasa ya! Buat gak puasa juga jangan kalah semangat okey!
Aku pamit dulu, babayyy!♡



Uri Just Friend | Koo Jungmo

Uri Just Friend | Koo JungmoWhere stories live. Discover now