23. Bukan yang terakhir

34 13 8
                                    

-ujf-



Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, akhirnya mereka berdua sampai di rumah Yujin dengan selamat.

Saat mobil Jungmo memasuki halaman rumah, entah kenapa Yujin merasakan perasaan yang tidak enak.

Tapi Yujin berusaha membuang jauh-jauh fikiran anehnya itu, ia hanya bisa berdoa agar firasatnya itu tidak benar-benar terjadi.

Klek

Grep

"Sebentar"

Yujin yang sudah berniat turun dari mobil pun mengurungkan niatnya saat Jungmo tiba-tiba menahan tangannya.

"Kenapa?"

"Soal yang tadi.."

"Iya gue tau, lo cuma bercanda kan pastinya? Gak apa-apa kok."

Gadis itu melepaskan pegangan tangannya Jungmo dengan sedikit kasar, sampai membuat sang empunya terkejut.

Tak lama setelah Yujin keluar dari mobilnya, Jungmo juga turun dari mobil untuk mengejar Yujin yang salah paham.

Namun tampaknya Yujin menyadari hal itu, ia pun langsung membalikkan tubuhnya dan menghadap Jungmo.

"Lo pasti ngerti apa yang gue maksud. Oh iya, makasih ya udah repot-repot anterin gue ke rumah"

"Maaf karena kedatangan gue di hidup lo malah ngehancurin semuanya, gue emang brengsek" ucap Jungmo sambil tertawa renyah.

Namun Yujin bisa melihat kesedihan di matanya, Yujin juga mengerti bahwa Jungmo juga tidak ingin seperti ini.

Tapi mereka berdua hanya bisa mengalah pada takdir, dan membiarkan rasa sakit itu merasuki tubuhnya masing-masing.

"Mulai hari ini, lupain semua masa lalu tentang kita ya Kak.."

"Kalau itu kemauan lo, mau gak mau gue harus setuju kan?"

Yujin mengangguk dengan senyuman mengembang di wajahnya, "Gue masuk, Kakak hati-hati di jalan"

"Jaga diri ya, karena setelah ini gue gak bisa jagain lo kaya dulu lagi"

"Lo lupa gue siapa? Hahaha"

"Dasar. Udah ah gue mau pulang, good bye mantan pacar~"

Jungmo melambaikan tangannya sambil berjalan menuju mobil, lelaki itu bahkan sampai berjalan mundur agar bisa melihat wajah Yujin.

Begitu juga dengan Yujin, ia masih tetap berada di depan pintu sampai mobil Jungmo benar-benar keluar dari pekarangan rumahnya.

Setelah itu, semuanya terasa sangat sunyi padahal banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan.

Hari ini semuanya benar-benar telah berakhir. Tidak akan ada lagi moment-moment yang akan membuat keduanya mengingat masa lalu mereka.

Dada Yujin terasa sakit setiap mengingat kenangan itu, ia sampai berjongkok untuk menetralisir rasa sakitnya.

Tiba-tiba pintu utama terbuka, Bunda yang sudah siap untuk menyiram tanaman pun mengurungkan niatnya saat melihat Yujin.

Uri Just Friend | Koo JungmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang