21. Pendekatan

38 13 18
                                    

-ujf-



Yujin terlonjak kaget dan terjatuh dari tempat tidurnya saat mendengar alarm berbunyi.

Ia mengusap dahinya yang berkeringat, entah kenapa mimpi itu bisa membuatnya gugup seperti ini.

Kepalanya menoleh ke arah jam, ternyata masih pukul 3 pagi, sepertinya Yujin salah memasang alarm.

Kalau sudah terbangun seperti ini, biasanya Yujin tidak akan bisa tertidur lagi, maka dari itu ia memilih untuk pergi ke luar.

Suasananya sangat sepi, udaranya pun tidak terlalu dingin, pas sekali untuk Yujin agar bisa menjernihkan fikirannya.

Yujin berniat untuk duduk di bangku yang berada tidak jauh dari pintu, namun ia terdiam sebentar saat melihat ada seseorang di sana.

Sebenarnya Yujin agak ragu untuk melanjutkan tujuannya, tapi Yujin sangat bosan.

Maka dari itu, dengan segala keberanian ia melanjutkan langkahnya dan duduk di samping orang itu.

"Saya ikut duduk di sini ya"

Orang itu menoleh saat mendengar suara Yujin, hal itu malah membuat Yujin terlonjak kaget karena ternyata orang itu adalah lelaki yang menolongnya waktu itu.

"Eh kaget!"

"Loh Yujin- ngapain di sini?"

"Saya kebangun, terus gak bisa tidur lagi hehe"

"Ya tapi jangan keluar juga, nanti kamu masuk angin, masuk sana."

"Saya kan tentara, jadi udah biasa kalau keluar di jam-jam kaya gini"

"Tapi sekarang waktunya istirahat Yujin.. masuk sana!"

Yujin menghela nafasnya. Ia heran, kenapa lelaki itu jadi sangat perhatian padanya? Padahal sebelumnya tidak seperti ini, apalagi gaya bicaranya seperti.. ah lupakan.

Itu cuma mimpi Yujin, dia gak mungkin ada di sini -batin Yujin.

"Masuk" ucap lelaki itu dengan tatapan khawatir.

Hal itu membuat Yujin seolah dihipnotis, ia dengan mudahnya mengiyakan ucapan lelaki itu dan berjalan masuk ke dalam.

Tapi sebelum Yujin benar-benar masuk ke dalam, ia merasa harus menanyakan ini kepada lelaki itu.

Yujin membalikkan tubuhnya, "Eum saya boleh tau nama kamu gak?"

"Gak boleh."
"Bercanda hehe"
"Tapi kamu gak boleh tau nama saya, gimana dong?"

Perkataan lelaki itu semakin membuat Yujin berfikir yang aneh-aneh, tapi ia tidak mau berasumsi dulu, karena tidak semua ekspektasi sesuai dengan realita.

"Umur kita cuma selisih 2 tahun, jadi kamu boleh panggil saya Kakak"

"Kak apa?"

"Kakak sayang"

-ujf-


Uri Just Friend | Koo JungmoWhere stories live. Discover now