28. GUBUK TUA

35K 3.8K 951
                                    

Mereka semua dibangunkan tengah malam untuk melanjutkan kegiatan. Nyatanya ini tidak ada bedanya dengan uji nyali. Semuanya berbaris sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi saat awal-awal baru sampai disini. Dengan mata yang mengantuk dan berair, tengah malam begini harus mencari 3 bendera berwarna merah di hutan agar bisa menyelesaikan tantangan.

Setelah mendengarkan arahan dari para guru dan panitia, kini mereka mulai berjalan dengan bulu kuduk yang meremang di tengah gelapnya malam.

"Mad! Lo yang bener dong jalannya! Masa lo cowok malah di belakang!" kesal Zera saat Somad malah bersembunyi di belakang tubuhnya.

"Gue itu lagi jagain kalian semua dari balik ketek Zera."

"Sialan! Jalan di depan gak! Orang Zio sama Aditya juga di depan!" Tengah malam gini marahin anak orang memang paling enak bagi Zera. Apalagi modelan Somad. Lihat mukanya aja bikin emosi.

Somad memelaskan wajahnya. "Iya Zee... iyaa...."

"Mad! Cepetan!" teriak Aditya dan Zio ikut kesal.

Ada 2 jalur yang dibagi oleh panitia. Pertama kelompok Zera berada dijalur bagian utara, sedangkan Gavriel bagian selatan. Jadi mereka tidak bisa bertemu di tempat yang sama karena terpisah jauh.

"Ihhh... nanti kalo ada binatang yang gigit kaki aku gimana? Kalo gini caranya mendingan aku gak usah ikut." Aluna bergidik ngeri sambil berjalan hati-hati takut ada sesuatu yang menyentuh kakinya.

"Bawel banget sih lo adek kelas! Lagi pula gaada yang nyuruh lo ikut camping." Keira menatap sinis Aluna yang berpegangan dengan Tiara.

"Aku tuh gak bisa kalo sampe di gigit serangga Kak. Digigit nyamuk aja langsung merah-merah. Kulit aku sama kulit Kakak itu beda, sesuai perawatannya," balas Aluna tak kalah sengit berhasil memancing emosi Keira.

Azkia menahan lengan Keira sebelum emosi cewek itu lepas. "Sabar, mending kita cepet-cepet cari benderanya terus balik ke tenda."

"Luna, jalannya yang bener dong. Nanti gue jatuh." Tiara berujar pelan saat Aluna menarik-narik lengannya.

"Gue gak suka Ra, apalagi satu kelompok sama Kak Zera dan lainnya. Kalo sama Kak Gavriel mah gue semangat aja," ujar Aluna lirih.

Tiara memutar bola matanya malas. Beban, fikirnya.

"Huaaa! Anjing-anjing!"

Plak!

"Goblok! Lo ngagetin aja tolol!" Aditya menampar lengan Somad dengan keras saat cowok itu berteriak membuat semuanya terkejut.

Somad meneguk ludahnya kasar. "Lo semua dengar sesuatu gak?"

Alis Zera berkerut. "Apaan dah?"

Somad memperhatikan semak-semak yang bergerak-gerak seperti ada seseorang dibalik sana. "Itu kenapa gerak-gerak anjir?"

Glek!

Seketika wajah mereka semua berubah pucat pasi karena melihat semak-semak itu goyang-goyang sendiri.

"Positif thinking aja mungkin semak-semaknya lagi dangdutan."

Dari mereka semua, hanya Zera yang masih setia dengan wajah santainya. Bagi Zera hantu itu tidak menakutkan, yang menakutkan itu saat di tinggal pas sayang-sayangnya.

Meong... meong....

"Oh... kelinci toh."

Di kelompok lain. Gavriel, Arsen dan Elxon rasanya ingin kabur dari sini untuk menemui Zera. Posisi mereka sangat jauh dengan Zera, bahkan tidak tahu dimana Zera sekarang.

GAVRIELZE [Completed]Where stories live. Discover now