13. MENYERAH?

74K 6.3K 1.8K
                                    

Maapin up nya kecepetan

Ramein komen lagi dong kayak part sebelumnya xixi

Yang suka Gavriel angkat tangan🖐

***

BUGH!

Krek!

Dor!

"Gak becus!" cowok itu melempar pisau serta pistol yang ia gunakan untuk menghabisi 3 preman itu.

Masalah mayat. Mudah untuk nanti dia urus. Mau dibuang sekalipun juga gak peduli.

Dari tadi seseorang melihat semuanya sambil meneguk ludahnya kasar.

"Mau lo gue buat kayak gitu sekalian? Tolol!"

"Maaf."

"Pergi. Temui dia!"

Cowok itu bergegas pergi, meninggalkan dia dengan 3 mayat preman itu.

"Sialan!"

Mayat preman yang sudah terkapar tidak berdaya itu kembali dibabi buta. Biar mati dua kali sekalian!

Cowok itu membuka ponselnya. Memperlihatkan foto seseorang.

Dia Zera.

***

Sudah satu minggu berlalu saat Zera celaka. Cewek itu di nyatakan koma, hingga sampai sekarang keaadannya belum juga membaik. Padahal luka ditubuhnya hampir kering, kecuali kaki dan dahinya. Miris... dalam 1 bulan ini sudah berapa kali masuk Rumah sakit?

Tubuh Zera semakin kurus, kulit cewek itu pucat. Bagai tidak ada kehidupan di tubuh Zera.

"Zee lo kapan bangunnya dah?" Zio menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tau tuh! Kelas sunyi gaada lo. Apalagi hati gue," celetuk Bian menopang dagu menatap gadis yang masih terbaring lemah.

"Perasaan tuh anak masuk Rumah sakit mulu dah, kayak kematian ngincer Zera mulu," sambar Dava yang sedang bermain game.

"Gausah banyak bacot! Zera gak sadar karena males liat muka lo pada!" sinis Elxon kembali membuka mulut menerima suapan buah apel yang sudah di kupas oleh Azkia.

Tentang bagaimana Zera bisa berada disini? Seseorang menolong Zera. Cowok yang pastinya kenal dekat dengan Zera.

"Zee bangun! Gue kangeeenn!" rengek Keira ingin menangis. Kalau Zera bangun, Keira janji deh gak akan buat cewek itu kesal lagi.

"Pencitraan!" Zio menyembur. Membuat Keira menatapnya sinis.

Ceklek!

Fokus mereka teralih kearah pintu saat seseorang masuk ke dalam ruangan. Cowok berhoodie hitam dengan rambut acak-acakannya.

"Duh, ada Arsen." Keira merapikan rambutnya genit. Berusaha menggoda Arsen yang menjenguk Zera. Tapi percuma saja! Kalau tatapan Arsen hanya tertuju pada Zera.

"Ekhem! Ngapain lo kesini lagi?" Dava berdehem menatap penuh indiminasi kearah Arsen. Cowok itu balik menatap Dava.

"Jenguk Elze." Arsen tidak memedulikan tatatapan demi tatapan yang dilayangkan untuk dirinya. Arsen tetap melangkah kearah Zera yang masih memejamkan matanya selama 1 minggu ini. Arsen merindukan semua tingkah cewek itu, padahal Arsen dan Zera masih baru saling kenal.

"Boleh kasih waktu buat gue sama Elze?" tanya Arsen penuh harap.

Zio menggeleng tidak terima. "Gak bisa! Gue belum kenal lo banget, nanti lo malah ngapa-ngapain Zera."

GAVRIELZE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang