1 - Reagan

1.4K 197 51
                                    

Dua puluh tahun yang lalu, Marcellus Reagan of Dyre tidak pernah menyangka hidupnya bergantung pada sebatang pohon ek besar di halaman belakang Kastil Dresden, tempatnya lahir dan tumbuh selama tujuh tahun. Ia bukan bocah laki-laki kerempeng dengan tungkai menyerupai kayu kering. Hari-harinya di kastil tidak ia habiskan berfoya-foya di antara gelimang harta ayahnya, Kaisar Cicero II, seperti empat belas putranya yang lain. Di saat para saudara bengisnya memperebutkan takhta, ia dan kakak kembarnya, Ragnar, selalu menyempatkan diri berkuda, berlatih pedang, serta berlari mengelilingi halaman Kastil Dresden. Hingga kedua pipi mereka memerah, kemudian tertidur di bawah bayang rindang daun pohon ek.

Namun, kali itu ia mampu merasakan kekuatan lengannya perlahan memudar. Melarikan diri demi hidupnya, ia memanjat pohon ek seperti yang ia selalu lakukan bersama Ragnar, memandangi horizon lautan dari batang tertingginya. Entah keringat atau nasib, dahan pohon yang ia kenal baik mengkhianati pijakannya. Ia tergelincir jatuh dan terpaksa bergantung pada sebatang dahan. Hanya ada dua pilihan bagi hidupnya saat itu: mati digigit anjing yang menyalak galak atau mati karena jatuh dari ketinggian. Satu yang pasti, kematian itu begitu absolut seiring peluh mengucuri permukaan punggungnya siang itu.

Apa yang menghantui Reagan hingga detik ini setiap mengedipkan matanya adalah raut sinting Hawke sementara sebelah tangannya menggenggam rantai kekang lima anjing peliharaannya. Gonggongan anjing mengancam jiwanya. Geligi tajam mereka ujung kehidupan Reagan. Tetapi, Hawke menyeringai senang, kedua matanya menyerupai sabit kembar. Senyumnya merupakan personifikasi dari kengerian itu sendiri. Algojo kekaisaran, kata penduduk Dyre, selalu menikmati detak detik kematian seseorang. Semakin unik caranya membunuh seseorang, maka bibir itu akan tersenyum kian lebar. Lima ekor anjingnya lebih ganas dan besar dari anjing yang pernah ia temui di ibukota, siap menerkam Reagan kapan pun kakinya memijak tanah.

Hawke. Pembunuh. Algojo kesayangan sang Kaisar. Tangan kanan almarhum putra mahkota yang paling setia. Reagan akan mengingat namanya sepanjang masa. Bukan hanya karena menempatkan nyawanya di tepi tebing. Namun, karena seratus hal lainnya yang mendekam dalam diri Reagan, membentuk masa lalu berdarahnya. Seorang psikopat yang dibayar atas kerja kerasnya terhadap kekaisaran—kini, tunduk di bawah kakinya. Secara harfiah¸ di bawah pijakan kakinya.

Reagan menekan sol sepatu larsnya satu tingkat lebih keras pada pipinya. Ujung tajam pedangnya menggelitik leher kokoh Hawke. Bertahun-tahun lamanya memutihkan janggut merah yang kerap pria itu kepang. Ia memakai penutup mata dan Reagan hanya bisa berharap apapun yang terjadi pada Hawke—pria itu pantas mendapatkannya. Namun, dengan beragam perbedaan yang ada, Reagan mampu mengenali air muka gila yang menghias wajahnya saat pria itu diseret masuk ke ruang takhtanya dengan tangan dirantai.

Ia merantai lima anjing itu untuk waktu yang hanya diketahui para dewa-dewi. Sekarang, Hawke tidak ubahnya lima anjing peliharaannya, dirantai dan tidak berdaya. Hanya saja, kehilangan taringnya. Di suatu masa dalam hidup Reagan, pria itu pernah merupa sosok bertubuh besar mengerikan dan mampu menghancurkan nyawa seseorang dengan kepalan tangannya. Ia dan Ragnar selalu berhati-hati untuk tidak menyinggung perasaan Geraldus, sang Putra Mahkota. Sebab, semua penghuni Kastil Dresden tahu Hawke akan mendatangi mereka di malam hari, mewujud menjadi mimpi terburuk mereka yang menyalahi putra kesayangan sang Kaisar. Semua takluk di bawah tirani dua setan itu.

Tetapi, dua dekade mengubah segalanya. Reagan bukan lagi bocah kecil yang bergantung putus asa pada dahan pohon. Ia bukan lagi pangeran keenam belas Kekaisaran Dyre yang diabaikan orang-orang. Dan tidak butuh lama bagi Reagan mengirim tinju jitu ke solar plexus Hawke, menumbangkannya di atas karpet merahnya. Sebagaimana dua puluh tahun lalu, Hawke memaksa adik perempuannya, Cyrilla, bersungkur tepat di ruang takhta ini, disaksikan seluruh penghuni kastil. Termasuk dirinya. Termasuk juga Ragnar. Termasuk Ibu mereka, Siora Mercier. Termasuk sang Kaisar.

KANIAजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें