22. Us

24 2 0
                                    

Laki-laki paruh baya itu diam menunduk tak banyak bicara saat Bestari temui. Tatapannya kosong saat ia dijadikan tersangka atas persoalan tabrak lari, yang tak lain korbannya adalah Anggia dan dinyatakan meninggal karena ditabrak dengan mobil kecepatan tinggi. Sehingga terpental beberapa meter dari lokasi awal.

Hati Bestari hancur saat mengetahuinya. Rasanya seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula. Tapi ia cukup senang bertemu Ayahnya, tinggal Ibunya yang belum ia temukan.

"Ayah anda akan kami tahan untuk proses penyidikan, " Ucap seorang Polisi yang kini sedang duduk berhadapan dengan Bestari.

"Iya." Bestari mengangguk lesu. Lalu iya menatap sendu Ayahnya. Sampai akhirnya air mata yang sedari tadi ia tahan lolos dari pelupuk matanya. Sungguh, ia ingin berteriak, Bentala langsung merangkul wanita yang berada di sampingnya itu ke pelukan. Dan menangis di pelukan laki-laki itu.

Bentala mengelus lembut wanita itu, ia turut merasakan kesakitannya seperti apa.

"You're strong, babe. I'll be here with you. "

Setelah beberapa menit menangis, Bestari melepas pelukan itu, dan menatap kedua bola mata Bentala, haruskah dia mencintai orang ini?

"I will love you. "  dan mengecup singkat bibir merah muda laki-laki itu.

"Hei, ini di kantor polisi. " Peringat Bentala, sebenarnya ia cukup kaget sekaligus senang.

"Gak apa, mumpung sepi. " Kekeh Bestari.

"Ada kamera cctv, sayang! " Timpal Bentala sambil menunjuk kamera cctv yang berada di sudut atap ruangan.

"Oops, i've never seen that before. "

"Nakal ya! "

"Biarin, " Lalu memeletkan lidahnya.

Dan Bentala gemas ingin mencium wanita itu, "Ada kamera cctv, sayang!"

"Awas yah! " Peringat Bentala.

Dan keduanya tertawa terbahak seakan lupa masalah sebelumnya.

-𝓑𝓑-

Setelah beberapa hari kasus itu berlalu, sekarang mereka berdua berada di dalam mobil, rencananya akan mengunjungi rumah nenek Bestari yang berada di daerah Bogor. Barangkali Ibunya akan berada di sana.

"Semoga ada disana ya, Tar! " Ucap Bentala sembari menyetir mobil.

"Iya, semoga. " Namun tiba-tiba perut Bestari terasa sakit, seperti kram. Dan itu cukup membuat Bestari merintih kesakitan.

"Awhh. Sakit banget. "

Dan Bentala langsung menepikan mobil di pinggir jalan, ia panik dan khawatir terjadi sesuatu.

"Apanya yang sakit?" Tanyanya panik.

"Perutku, kram. "

"Kita ke rumah sakit sekarang." Bentala langsung kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Ia tidak ingin Bestari menahan kesakitan terlalu lama.

"Tahan dulu ya, bentar lagi kita sampai. "

"Iya Ben, ini masih bisa aku tahan kok! " Ucap Bestari sambil mengelus lembut lengan Bentala guna menenangkan segala kepanikan. "Gak apa, kamu gak usah panik, kalo kamu panik aku ikut panik. Tenang ya! "

"Ok, aku minta maaf udah panik. "

"Iya gak apa, wajar, suami siaga."

I FOUND YOU IN DESPAIRDove le storie prendono vita. Scoprilo ora