6. Kembali dekat

57 4 3
                                    

Sesampainya di butik milik teman Bu Ratna, mereka langsung saja masuk dan menemui si pemiliknya. Terlihat Hanum yang memakai blouse brokat selutut sedang sibuk menata baju rancangannya dan dibantu oleh beberapa karyawan perempuan.

Hanum yang sedari tadi sibuk kini atensinya teralihkan karena suara derap langkah yang timbul cukup nyaring dari sepatu pentofel milik Bestari. Lalu menyunggingkan bibirnya sebelum menghampiri Cakra dan Bestari yang berjalan beriringan.

"Bestari, ya? " Lalu dijawab anggukan oleh sang pemilik nama, "Udah mau nikah aja, ya? Rasanya baru kemarin kamu sama anak Tante main di rumah. Sekarang, anak Tante malah sibuk pemotretan diluar negeri. Aduh, jadi kangen. " Katanya lalu diakhiri oleh raut wajah sedih.

Bestari yang tak ingat siapa anaknya, dan tidak tertarik untuk membicarakannya hanya tersenyum sembari menimpali, "Hehe, iya ya Tante. Eh, kata Ibu baju aku udah dirancang, ya? Boleh lihat? "

Hanum pun mengajak mereka berdua menuju ke tempat baju yang sudah disiapkan untuk hari bahagia mereka. Terdapat sepasang baju wanita dan lelaki berwarna lilac dan putih untuk kemejanya.

"Kata Ratna bilang kamu suka warna lilac, jadi dia pesan warna ini. Kalian suka 'kan? " Tanya Hanum.

Semua persiapan nikah dari mulai hal terkecil hingga terbesar diatur oleh kedua orang tua mereka. Karena Cakra dan Bestari seringkali terlihat niat tidak niat dalam mempersiapkannya. Maka dari itu, kedua orang tua mereka lah yang harus turun tangan.

"Suka kok Tante, lo suka gak, Cak? Kalo gak suka kita batal nikah aja. " Ucap Bestari tanpa berpikir dua kali.

Cakra tersenyum, "Suka, kok. Kalo lo suka, gue juga suka. "

Hanum yang mendengar pun menepuk pelan lengan Bestari, "Heh, ngomongnya dijaga. Batal beneran nanti nangis. Gak boleh gitu, gak baik! " Tegurnya.

"Hehe, becanda kok, Tan! "

Lalu mereka melanjutkan kegiatan fitting baju sampai mereka merasa pas dengan baju yang sudah dipesan sebelumnya.

"Terima kasih ya Tante, bajunya bagus banget, aku suka. " Ucap Bestari dengan ramah.

"Kalo begitu kami pamit dulu ya Tante? " Pamit Cakra dengan tangan menjinjing tas berisi setelan jasnya.

"Iya, hati-hati ya! "

Setelahnya, mereka berdua masuk ke dalam mobil nyaman milik Cakra. Keduanya belum ada yang memulai pembicaraan, akhirnya Cakra menyalakan pemutar musik untuk memecahkan keheningan di antara mereka.

Terputar lah lagu salah satu penyanyi laki-laki dengan judul Bukan Cinta Biasa.

Kali ini kusadari
Aku telah jatuh cinta
Dari hatiku terdalam
Sungguh aku cinta padamu

Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temaniku
Seumur hidupku

Terimalah pengakuanku
Percayalah kepadaku
Semua ini kulakukan
Karena kamu memang untukku

Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temaniku
Seumur hidupku

Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang mempunyai
Dan kamu yang temaniku
Seumur hidupku

Terimalah pengakuanku

Selepas lagu selesai, Bestari buka suara, "Kenapa lagunya malah itu, sih? "

Cakra melirik Bestari yang bermuka masam, "Kenapa emang? Lagunya relate ya buat kita? "

Dengan wajah yang berpaling, Bestari menjawab, "Gak tuh, beda jauh, gak ada persamaannya. Nih ya, lagi sedih terus dengerin lagu sedih malah jadinya kita ngerasa kalo lagu itu relate, padahal bisa aja nggak. Itu cuman perasaan aja. " Jelasnya.

I FOUND YOU IN DESPAIRDonde viven las historias. Descúbrelo ahora