20. Bahu Untuk Bersandar

81 5 0
                                    

Setelah berada di situasi tadi pagi Bestari tak sadarkan diri, bahkan ia baru sadar beberapa jam kemudian.

Saat terbangun ada dua orang lelaki di hadapannya, Bestari membulatkan bola mata tak menyangka Bentala berada disini. Bestari tak bergerak juga tak berbicara, hanya menatapnya dalam diam.

Pramudya segera menghampiri Bestari yang tersadar, membuat Bentala menatapnya malas.

"Lo belum pulang? " Tanya Bestari penasaran karena adik iparnya belum kunjung angkat kaki dari rumahnya.

"Ngusir lo? "

Bestari tak membalas ucapannya, ia menatap Bentala heran, "Kok bisa kamu disini? "

"Tahu alamatnya dari Anila. "

Bestari terdiam, kenapa Anila memberitahunya?

"Sebenarnya gue kesini mau ngomong penting, Tar. Tapi, lo abis pingsan gue khawatir. " Ucap Pramudya membuyarkan lamunannya.

"Ngomong aja, "

"Karena sejauh ini kakak gue belum mau kasih lo nafkah, lo bisa bilang ke gue perlu apa, gue bakal usahain ada buat lo. Gue emang bukan yang hamilin lo, tapi ini masalah kakak gue yang lari dari tanggung jawab, dan gue merasa harus seperti ini ke elo. Jadi gue mohon lo jangan sungkan. "

"Lo percaya sama gue, kan? " Tanya Bestari membuat Pramudya mengernyitkan kening kebingungan.

"Maksudnya percaya apa? Percaya lo hamil atau enggak? "

Bestari menggeleng, "Bukan, "

"Terus? "

"Kakak lo bilang ke Ayah kalau gue selingkuh, dan bilang ini bukan anaknya,"

"Lah serius? " Pramudya kaget, "Lo selingkuh sama siapa coba?"

Bestari menatap Bentala, "Kakak lo ngira gue selingkuh sama yang di samping lo. "

Pramudya mengangguk, "Gak lah, gue percayalah sama lo, masa lo selingkuh sama dia! "

Bentala yang sedari terdiam akhirnya buka suara, "Heh, gue lebih ganteng dari kakak lo, ya! "

"Pede banget! "

-𝓑𝓑-

Pramudya telah pergi beberapa jam yang lalu, tetapi lelaki yang bekerja sebagai model itu masih setia menemani kesedihan Bestari. Bahkan ia bersedia melakukan apapun agar Bestari kembali ceria seperti biasanya.

Kedua orang tua Bestari pergi entah kemana, meskipun ada perasaan kacau, kalut, dan khawatir ia tak bisa berbuat banyak karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk melakukan banyak hal. Apalagi mualnya itu datang di waktu yang tidak menentu.

Bestari tak sungkan bercerita pada Bentala layaknya teman yang sudah mengenal lama.

"Gue gak tahu harus gimana," Ucap Bestari dengan tangis tersedu-sedu.

Dan, Bentala setia mengusap punggung yang bergetar karena tangis yang ditahan.

"Gue lagi hamil, suami gue malah gak mau tanggung jawab, Anila marah sama gue, orang tua gue ribut, lo paham kan gimana? Sakit banget. "

"Iya paham, gue yakin sama lo pasti mampu lewatin semua, lo kuat Bestari."

"Gue harap lo tetap jadi orang baik ya, Ben! "

I FOUND YOU IN DESPAIRWhere stories live. Discover now