28

446 27 3
                                    

Vote dan coment-!

Typo? Maklum.

Jangan jadi silent reader-!

Happy reading 🌻

°

°

°

Dengan senyuman semua kesedihan akan tertutupi

_Felicia Chessa W_
______________________________________

"Hay guys Feli yang cantik aduhay ulala ahay ahayy udah kembali, ada yang kangen?" Tanya Feli yang sedang berdiri didepan. Gadis itu terlihat sedikit tinggi karena memakai jeans hitam dan sepatu sport pink.

"Kenapa baru masuk?" Tanya Dimas dari bangkunya sembari mengunyah permen karet.

"Urusan negara. Oiya guys disini gua mau ngebagiin undangan ultah mama gua nanti malem kalian wajib datang!" Ucap Feli lalu gadis itu membagikan undangannya.

"Mama Lo udah balik ke indo?" Tanya Arka ketika gilirannya. Feli mengangguk antusias. "Iya Arka," Feli memberikan undangannya.

Arka menatap undangannya. "Dapet berapa hari?"

Feli membentuk jari huruf V. Saat Feli ingin pergi Arka langsung menahan tangan gadis itu, Feli menatap pergelangan tangannya.

"Kenapa gak pake seragam? Lo habis ini langsung pulang?" Feli mengangguk.

"Jangan pulang dulu! Feli, nanti bisa ketemuan di taman belakang sekolah?" Tanya arka. Tanpa berpikir panjang Feli mengiyakannya.

Ponsel di saku celana Feli bergetar, dengan terburu-buru gadis itu berjalan ke luar kelas dan mengangkat panggilannya.

"Halo gimana te?"

"......"

"Nggak mungkin te! F-feli nggak mungkin punya penyakit itu!" Bantah Feli. Air matanya mulai bercucuran

"....."

"I-iya te, tunggu Feli jangan kasih tau orang tua sama Abang Feli!"

"....."

"Okke."

Feli memutuskan panggilan teleponnya lalu menghapus air matanya, dirinya menatap satu persatu temannya dari ambang pintu kelas.

"Teman-teman kalau Feli punya salah maafin ya, Feli mau keluar bentar ada urusan, dan Arka tenang gua bakal kesini lagi."

"Lo kenapa? Lo gak akan mati duluan kan?" Tanya Qian.

"Hidup dan mati ada ditangan tuhan, assalamualaikum."

🌻🌻🌻

"G-gimana te, hasil laporannya?"

Dokter Ira memberikan beberapa lembar kertas berisi laporan pemeriksaan Feli.

Feli berharap semua yang dikatakan tantenya tidak benar.

"Maaf Feli, kamu sudah telat, kenapa baru memeriksanya sekarang?" Dokter Ira memberikan kertas yang ada di tangannya. Feli menerimanya dengan tangan gemetar. Matanya mulai mengeluarkan air mata. Setetes demi setetes air matanya membasahi kertas yang berada ditangannya

ARKFEL (END✅)Where stories live. Discover now