20

301 23 0
                                    

Jangan lupa vote dan coment!

Typo? Maklum, author suka khilaf hehehe

Happy reading(◍•ᴗ•◍)❤

°

°

°

My physical is strong, but my heart is fragile.


_Felicia Chessa W_

_____________________________________

🌻🌻🌻

"Kamu, lari sepuluh putaran!"

"Tapi pak--"

"Ngebantah? Tambah sepuluh lagi, cepat!"

"Pak saya belom makan, lari itu butuh tenaga loh, lari dari kenyataan aja capek, apa lagi muter-muter kelas sepuluh!"

Feli meskipun mengomel-ngomel tak jelas, ia tetap melaksanakan perintah. Guru harus dihormati, tanpa mereka ilmu tidak akan berguna.

Gadis itu menepuk-nepuk pantatnya yang sedikit terkena debu. Ia melirik sinis pak Retno. Guru olahraganya.

"Udah sana cepetan!"

Feli berlari melewati lorong-lorong kelas sepuluh. Gadis itu tidak ikhlas! Tadi ia cuma nanya ke Ara, nanti di kantin mau makan apa. Eh, malah disuruh lari. Dasar tua Bangka, nggak inget apa dulu pernah jadi murid juga?

Feli berhenti sebentar, kalau ia belok ke kanan maka akan bertemu kantin, jika belok ke kiri ia akan menuju ke arah lapangan lagi. kepalanya ia toleh kan ke kanan dan kekiri memeriksa keadaan sudah aman apa belum. Seperti biasa, keadaan sudah sepi. Feli berjalan gontai ke arah penjual langganannya.

"Bi, seperti biasa satu porsi lengkap ye."

"Siap, nggak masuk Fel?" Tanya bi Marti dari gerobaknya.

"Masuk sih, tapi nih ya pak Retno tuh malesin banget, udah tau Feli belom makan disuruh lari, kalau pingsan mendadak gimana? Mau ngangkat badan Feli gitu?" Feli curhat seperti ia curhat ke mamanya.

Bi Marti hanya merespon dengan anggukan. Wanita itu membawa pesanan Feli. "Wah, makasih ya bi."

"Iya sama-sama, tapi Fel, jangan ngutang lagi ya, kalau kamu nggak koma bibi nggak bakal bebasin utang-utang kamu."

"Tunggu bi, sini duduk, ayo gosip!"

"Tunggu, bibi mau ngambil buku utang dulu," ucap bi Marti kemudian meninggalkan Feli.

"Loh bi, tadi katanya mau ngebebasin utang-utang Feli?"

"Ya, yang ngehutang emang kamu doang? Itu loh temen cowok kamu yang fuckboy," ucap bi Marti yang sedang berjalan menuju meja tempat Feli makan. Beliau sedang membuka lembaran buku hutangnya.

"Si Dimas bi? Ih tuh orang emang begitu bi. Nih Feli tebak, pasti kalau nggak dikasih langsung ngeluarin jurus gombal ye?" Kepala bi marti yang tadinya menatap buku yang berada ditangannya kini menatap gadis yang sibuk menambah saos ke dalam mangkok baksonya.

"Iye bener tuh," ucap bi Marti acuh.

"Bibi tau Dira nggak?" Feli bertanya serius dengan mengacungkan garpu ke depan wajah bi Marti.

Kepala wanita itu mundur, bisa bahaya kalau garpu mendarat ke matanya dengan cara yang sangat aesthetic. Pasalnya, gadis di depannya ini semakin memajukan garpunya lengkap dengan bacotan nya. Takutnya Feli khilaf gitu atau kena bisikan syaiton yang terkutuk.

ARKFEL (END✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang