17

250 25 2
                                    

Vote sebelum baca!

Typo? Maaf, author suka khilaf hehe

Happy reading 💚

°

°

°

Aku masih menunggumu disini! Jadi tolong jangan pergi!

_Arka Allaver_

____________________________________

🌻🌻🌻

Arka menyambar tas sekolahnya yang ada di kursi berlari menuju tempat parkir. Tadi di kelasnya semua temannya bertanya tetapi Arka tidak menanggapinya. Arka sekarang ke sekolah membawa motor kecuali berpergian jauh, baru ia menaiki mobil.

Laki-laki itu memasang helm full face nya dan menarik gas motor langsung keluar dari lingkungan sekolah yang untungnya bapak satpam hari ini tidak masuk.

Arka semakin menarik gas motornya membelah jalan yang lumayan sepi. Dilihatnya di depan sana ada lampu merah, Arka tidak peduli! Sesekali menerobosnya. ia hanya menghawatirkan keadaan Feli. Tadi lelaki itu langsung memotong perkataan Satria, feeling-nya berkata pasti ada sesuatu yang tidak beres.

Ckit

Arka mengerem saat sudah di parkiran rumah sakit, melepas helm nya kasar dan berlari sekuat tenaga, menuju ruangan dimana Feli berada.

Arka berlari menelusuri koridor rumah sakit. Pikirannya sudah kalang kabut, beberapa kali ia sudah menabrak bahu orang lain secara tidak sengaja. Bahkan banyak yang menatapnya terkejut, ada anak SMA masih jam sekolah malah berkeliaran di koridor kumah sakit.

BRAK

Arka membuka pintu kasar ruang inap yang hanya khusus untuk Feli, matanya melotot. Di lantai sudah banyak sekali cairan infus Feli tumpah, dan selang- selang yang terhubung di tubuh Feli sudah terputus seperti ada orang yang sengaja mengguntingnya.

Ia bisa melihat di sana ada Satria, Qian dan Ara yang menangis. Keadaan Feli semakin memburuk, detak jantung yang terlihat di layar monitor semakin melemah, bahkan wajah Feli semakin memucat.

Arka berjalan cepat menuju brankar dimana Feli sedang mempertahankan antara hidup dan matinya membuat ketiga orang itu menatapnya. Sedikit cairan bening keluar dari mata Arka. Ia tidak tega melihat gadis yang ia sayang dalam keadaan seperti ini. Arka melirik layar monitor kembali, makin melemah dan terus seperti itu.

"PANGGIL DOKTER CEPET!" Teriak Arka, suaranya menggema. Satria mengangguk lalu bergegas memanggil dokter. Arka menggenggam erat tangan Feli dengan sedikit gemetar. Kini tangan Feli yang ia rasakan semakin dingin, tidak! Ia tidak mau seperti ini!.

"Sialan! Lama banget!" Teriak Arka sekali lagi. Ia meniup-niup tangan Feli sembari memanggil nama gadis itu tetapi tidak ada respon.

"Feli bangun!" Titah Arka.

"Feli jangan tinggalin Ara hiks."

"F-feli bangun!" Titah Qian.

Bukannya bangun, keadaan Feli malah makin memburuk.

TITTTTTTTT

Bunyi itu, bunyi yang arka tidak inginkan. Arka melihat layar monitor tidak percaya. Bahkan kedua sahabat Feli juga melihatnya.

ARKFEL (END✅)Where stories live. Discover now