21

227 16 0
                                    

Vote & coment!

Typo? Maklum

Happy reading 💚

°

°

°

Es dapat menggambarkan sifatmu saat ini!

_Felicia Chessa W_

______________________________________


Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, sikap Arka menjadi sangat dingin terhadap Feli. Wajah Feli akhir-akhir ini terlihat sangat murung, dari tadi hati dan pikirannya gelisah, apakah ia ada salah? Bahkan kantong mata tercetak jelas, sepertinya gadis itu pola tidurnya tidak teratur. Feli menguap tetapi ia tutupi menggunakan tangan, rasa kantuk menyerang dirinya. Sebenarnya ia ingin tidur tetapi kedua matanya tidak bisa diajak istirahat.

Beberapa kali Feli menguap sampai setetes air keluar dari ujung matanya. Ara menyenggol lengan Feli, entah mengapa Ara merasa kasihan, mata Feli merah dan tubuhnya lemas. Kan, pikirannya langsung curiga ke Abang gadis didepannya ini, apa tidak dikasih makan?

"Fel ortu Lo berangkat lagi?" Tanya Ara.

Feli mengaguk kemudian menguap lagi. Ara yang berada di dekatnya sampai muak melihat wajah Feli. Dikit-dikit menguap.

"Nguap mulu, kagak tidur berapa hari Lo?"

"Nggak tau."

Ara mencubit pipi Feli, benar dugaannya gadis itu semakin kurus, entah apa yang ada di otak sahabatnya itu.
Feli menepis tangan Ara, udah ngantuk dicubit lagi.

"Ra, sekarang pelajarannya siapa?" Tanya Feli karena tadi malam ia asal memasukkan buku pelajaran tanpa mengecek jadwal terlebih dahulu.

"Wali kelas kita," jawab Ara. Feli pun mengangguk. Ia menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya, tangan Ara ia taruh di atas kepalanya.
"Ara elus ya, gua ngantuk, entar kalau Bu Beta nanya, jawab aja Feli tadi malem nganter ortu ke bandara," Ara mengangguk lalu mengelus-elus ujung kepala gadis itu. Bahkan dirinya baru tahu orang tua Feli take off tadi malam, berarti selama beberapa hari yang lalu mereka tidak mengetahui anaknya kena insomnia?

Feli sangat menikmati usapan Ara, kelopak matanya sangat berat untuk dibuka kembali, bisa dihitung beberapa detik gadis itu sudah berada di alam mimpi. Percayalah mimpi lebih indah daripada kenyataan.

"Buset bangun-bangun nih anak remuk semua tulangnya."

"Pagi anak-anak," sapa Bu Beta baru basuk ke kelas 11 Ips 3. "Hari ini kalian akan punya teman baru ya."

"Cewek kan Bu?" Celetuk Dimas.

"Iyya, dia pindahan dari dalam negeri kok."

"Mana Bu? Suruh masuk aja," ucap Dimas sangat antusias.

Bu Beta mengangguk. "Masuk!"

Seseorang siswi dengan tas berwarna hijau pastel dengan rambut tergerai memasuki ruang kelas, semua mata terpaku kepada satu orang. Gadis itu tengah berdiri di samping Bu Beta dengan menundukkan wajahnya tidak lupa senyum yang terus ia kembangkan.

Bu Beta menyuruhnya untuk berkenalan. Gadis itu mengangkat sedikit wajahnya, menatap semua teman barunya dengan senyuman yang ia tunjukkan. Ia melambaikan tangannya menyapa semua orang yang berada di ruangan itu.

"Hai kenalin aku Gea Renjani, salam kenal semuanya," ucap gadis itu.

"Neng Renjani punya nomor WhatsApp nggak?" Tanya Dimas. Jiwa-jiwa fuckboy dia menggebu-gebu.

ARKFEL (END✅)Where stories live. Discover now