05🥀

6.2K 685 289
                                    


"Aku tak ingin banyak. Hanya ingin, dianggap ada saja, aku sangat bahagia."

-ALANA-

Di tengah malam yang sunyi ini, Alana duduk sendirian di kursi taman bawah pohon, yang terletak tak jauh dari rumah nya. Sedari tadi, yang ia lakukan hanya duduk, menatap ke langit malam yang nampak mendung.

Berkali kali gadis itu menghela nafas jengah. Jam sudah menunjukan pukul 23.30. Namun tak di sadari oleh gadis itu.

Setelah kejadian tadi di rumahnya, Alana lebih memilih untuk mencari udara segar di luar rumah.

Brak!

Suara gebrakan sangat keras terdengar di indra pendengaran Alana, membuat buyar lamunan Alana. Gadis itu melirik ke arah sumber suara, ia sangat terkejut ketika mendapati seorang pengemudi sepeda motor yang menabrak trotoar.

"Astaga!" Alana berlari ke arah pengemudi itu.

Argh.

Alana sedikit bergidik ketika sudah mulai mendekat ke arah orang tersebut. Lalu mengulurkan tangan berusaha menolong orang itu.

"Ka-kakak, gak papa?" Tanya Alana memberanikan membuka suara.

Pemuda itu melirik ke arah Alana sekilas, lalu kembali berusaha berdiri.

"Enggak papa." Pemuda itu sudah berdiri, dan kini sedang menatap Alana.

Alana tersenyum getir ketika pemuda itu semakin mendekat ke arahnya.

Gadis itu semakin memundurkan badannya. Alana mulai berlari, akan tetapi tangannya di cekal oleh pemuda itu.

"Mau apa lagi ya kak? Ini sudah malam, aku mau pulang." Alana menatap mata elang cowok itu, dengan tatapan sedikit takut.

Pemuda itu memajukan wajahnya, tepat di depan wajah Alana. Aroma alkohol tercium dari mulut pemuda itu.

Plakkk

Entah keberanian dari mana Alana melakukan hal itu. Tamparan Alana tergolong cukup keras, hingga membuat kepala cowok itu miring ke samping.

"Gue bukan orang jahat kok," pemuda itu tersenyum. "Kamu kok malam malam gini ada di sini sih? Ini kan tempat sepi." Imbuh pemuda itu, seraya merotasikan matanya menatap sekelilingnya.

Meskipun begitu, Alana belum bisa percaya sepenuhnya terhadap manusia di depannya itu.

Alana mengangguk paham. "Kakak habis minum alkohol ya?"

Pemuda itu mengangguk lemah, lalu duduk di pinggiran trotoar. Alana ikut duduk di samping pemuda itu.

"Kakak sedang ada masalah?"

Pemuda itu menggulum bibirnya, menatap wajah Alana lekat, tak kalah lekat dengan Alana.

"Gue lagi nyari adik gue, eh tepatnya adik tiri gue, anak dari ayah tiri gue," ucap pemuda itu.

"Memangnya, adiknya kakak hilang?"

"Enggak, adik aku ikut sama mama kandungnya," ujarnya. "Mungkin, dia seusia kamu." Lanjut pemuda itu.

WUNDE ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang