Lalu, ia pun pergi, meninggalkan Taehyung yang teramat berharap ia akan melalui heat ini dengan cepat dan tanpa masalah.

***

Jimin selalu mendapat komentar tentang Hoseok yang merupakan pribadi yang nyeleneh, mungkin menyebalkan bagi beberapa orang, dan gelagatnya berantakan. Berbeda dengan Namjoon yang sangat monoton, persisten dan berorientasi pada aturan.

Namun, justru itulah yang membuat Jimin mencintai dua alfanya sama rata. Setelah menjalani kehidupan bersama setelah mating selama dua tahun, Jimin paham betul bahwa pribadi-pribadi yang berbeda antara dua alfanya itulah yang membuat mereka bisa hidup bersama.

Hubungan mereka yang tidak biasa tentu membuat orang lain bertanya-tanya. Bagaimana bisa dua alfa berbagi satu omega? Jimin juga meragukan hal itu pertama kali dua alfa memproposisinya secara bersamaan.

Namun, Namjoon dan Hoseok telah menjadi sahabat jauh sebelum mereka bertemu dengan Jimin. Mereka lebih kenal satu sama lain lebih baik dari apapun. Apalagi setelah kedatangan apokalips membuat tautan keduanya semakin erat.

Mereka sudah mencoba banyak hal-hal bersama dan mengawini satu omega yang sama adalah salah satunya. Tentu, hasil yang didapat Jimin selaku omega yang bersangkutan sangat memuaskan.

Tidak ada kecemburuan, tidak ada rebut-rebutan, semua mementingkan kepentingan bersama. Dua tahun bersama menandakan kesuksesan yang orang-orang kira takkan pernah terjadi.

Hoseok dan Namjoon melengkapi satu sama lain. Mereka juga melengkapi kehidupan Jimin yang hancur lebur semenjak apokalips datang. Hoseok dan Namjoon datang seperti anugerah baginya dan Jimin takkan pernah merasa lebih bersyukur dari ini.

Hanya saja, Jimin sering kali tak bisa menebak kapan mereka akan menyatukan opini dan kapan mereka akan bertengkar mempertahankan argumen masing-masing. Mereka terlalu acak dan dua tahun bersama seolah tidak pernah cukup. Jimin butuh banyak waktu untuk memahami jalan pikiran keduanya.

Seperti sekarang, contohnya.

"Apa katamu?" Jimin memicingkan mata. Dua tangan bersedekap di depan dada.

Namjoon yang sedang mengenakan jaket menjawab santai, "Kubilang, program kita akan berjalan seminggu lebih awal dan Hoseok harus ikut untuk persiapan."

"Dan Hoseok setuju?" Jimin beralih pada alfanya yang satu lagi. Hoseok langsung mundur.

"Aku hanya membantu. Bukan aku yang menentukan." pria itu mengangkat dua tangannya.

"Namjoon," Jimin memanggil. Yang dipanggil menaikkan alis.

"Kau yakin ingin memajukan jadwal seminggu lebih cepat? Apakah kau sadar bahwa Taehyung masih ada di luar sana?"

Jimin tidak bisa untuk tidak marah. Apalagi karena dua alfanya sedang berada dalam status menyatukan opini dan bertentangan dengan Jimin. Ia tidak suka ini.

"Tapi kita sudah siap. Tidak perlu kita mengundur waktu lagi. Kita sedang terancam punah, Sayang." Namjoon beralasan.

"Menunggu satu minggu lagi bukan mengundur waktu, Namjoon!" Jimin menyentak. Rasa menyengat timbul di matanya. "Jadwal sejak awal rencana ini dibuat adalah seminggu lagi. Mengapa kau harus mempercepat ketika Taehyung belum kembali?"

Namjoon berniat menyentuh pundak Jimin agar omeganya tenang. Namun, Jimin sudah menepisnya keras-keras.

"Kalian memang tidak pernah peduli pada Taehyung," putus Jimin penuh emosi.

"Jimin, tidak ada jaminan jika Taehyung masih--"

"Apa salahnya untuk menunggu?!" potong Jimin tajam. Hoseok tidak melanjutkan kata-katanya lagi dalam sekejap mata.

[taejin] ZOMBIE.ZIPWhere stories live. Discover now