27. Malu [revisi ]✔️

718 62 0
                                    

Happy reding💕

Alex dan Silvi terlihat malu karena dipergoki oleh Rana dan Lexa. Setelahnya mereka merayakan hari jadian tersebut dengan nonton drakor sesuai dengan rencana. Dan delivery pizza dan makanan lainnya.
Membuat malam itu begitu hangat dan menyenangkan apalagi ketika Lexa terharu dengan adegan dalam drakor yang ditontonnya.

"Gue jadi pengen deh Pangeran meluk gue sambil berkata 'semua akan baik-baik saja' uh jadi pengen cepet nikah deh." ujarnya membuat Lexa mendapat hadiah jitakan.

Rana pun jadi membayangkan bagaimana kalau ia juga mempunyai pacar, Rana sedikit takut bila mempunyai pacar maka akan merasakan sakit karena di selingkuhi apalagi dengan sahabat sendiri.

Entah mengapa tiba-tiba ada Kenzie dibayangannya mrmbuat langsung menggelengkan kepalanya dengan ribut. Yang membuat para sahabatnya menatap Rana heran, sebenarnya apa yang dipikarannya?

"Lo kenapa Ran?" tanya Lexa.

"Tidaaak! Tidak mungkin gue suka sama Kating macam dia.. Iyuh. Mau ditaruh dimana muka gue. Kagak mungkin." ucapnya ribut apalagi ketika melihat adegan kiss langsung membuat Rana mengingat ketika ia mencium Kenzie, entaha mengapa bisa rasanya bibir itu masih menempel membuatnya langsung menepuk bibirnya.

"Woy! Lo kenapa?!" tanya Lexa ulang dengan ngegas membuat Rana tersentak.

Rana lansung meringis dan menampilkan cengengesannya.
"Ga papa." ucapnya nyengir.

"Jagan-jangan lo mikirin Kating kita itu si Presma. Itu lho yang wajahnya datar minim ekspresi yang namanya nyangkut di gosip gosip sama lo." tebak Alex tepat sasaran namun dielak Rana. Wajah Rana memerah menandakan ia malu.

"Kagak!" balasnya cepat.

...

"Fanii!" teriak Rana berlari menghindar dari keponakan yang berlari mengejar sambil menodongkan pistol air.

"Onty jadi basah nih. Kalo gitu, Onty ga akan mau jajanin Fani lagi." ujarnya kesal.

Fani langsung berhenti menodongkan pistol dan menyerah karena ancaman tidak dibelikan jajan. Fani kecil memang selalu suka dengan Rana yang selalu mentraktirnya dan Fani bisa boros kalau bersama Rana, berbeda ketika bersam ayah, bundanya, maupun prince pasti kena omel karena makanan ciki kurang sehat.

"Ya udah, ayo kita jajan, Onty. Fani mau beli es krim, permen, susu kotak dan ciki-ciki." ujarnya semangat langsung menarik Rana menuju bagasi mobil. Rana menatap malas keponakannya ini.

"Bentar dulu, Onty ambil uang dulu. Kamu tunggu sini dulu." ujarnya.

....

Di mini market yang memakan waktu lima belas menit perjalanan menggunakan kendaraan. Akhirnya Rana sampai di mini market langganannya sejak dia kecil.

Fani mengikuti disamping masih membawa pistol air kesayangannya, ia sudah mencegah namun Fani tetap keras kepala membawanya jadi ia diam saja.

Fani langsung menuju tempat es krim memasukkan enam es krim dengan bermacam rasa dan bentuk. "Ini kebanyakan kamu ga akan habis. Beli dua aja es krimnya ganti yang lain." ucap Rana sambil mengembalikan es krim ke tempatnya.

"Ga mau. Maunya enam Onty." sungutnya.

" Nanti kalo Kaisar tahu kamu dimarahin Papi kamu itu lho. Mau dimarahin malah ga dibolehin jajan selama sebulan." bujuk Rana.

Dengan manyun Fani mengambil dua saja, dan langsung berlari ke arah jejeran susu kotak dan permen. Ia mengambil lima susu kotak dan satu bungkus permen yuppy. Rana membiarkan saja. Ia juga memilih berbagai keripik dan juga susu cokelat kesukaannya. Mengambil keju, selai, dan roti.

"Onty, Fani mau choki-choki. Ambilin Onty, Fani ga sampe. Yang ada gambar boboiboynya." ucapnya sambil menunjuk cokelat yang diinginkan.

Rana mengambilnya dan memasukkan ke dalam keranjang belanjaan. Segera ia menuju ke kasir, namun saat berbalik tak sengaja ia menabrak bahu seseorang sehingga barang" Rana terjatuh.

"Eh, maaf maaf. Ga sengaja. Ga lihat tadi." ucapnya sambil memunguti belanjaan dan memasukkan kembali ke wadahnya. Tentunya pria itu juga membantu. Fani hanya diam dan memungut permen yang berserak di kakinya.

"Kalau jalan tuh lihat-lihat dong. Pake mata. Jalan saja ga bener!" ujar wanita yang disampingnya.

Rana yang tak asing mendengar saura yang sudah tak asing lagi mendongak. Menatap wanita dan pria yang telah meninggalkan luka dihatinya.

Wajah Rana berubah datar. Langsung merampas keju ditangan pria itu. "Terima kasih!" Ujarnya langsung meninggalkan mereka.

"Ran! Tunggu." panggil pria itu membuat wanita yang disamping terlihat tak suka.

"Lo kenapa sih? Rana mulu. Rana mulu, ingat kamu itu sudah punya aku." ujarnya kesal karena tak diindahkan.

Fani yang masih berada di sana pun menodongkan pistol airnya ke arah wanita tadi dan langsung menembakkannya. Piu piu piu' ucap Fani bak coboy yang habis melakukan aksinya.

Tak hanya wanita itu saja, si pria juga mendapat tembakan air membuat mereka basah.

"Yes, kena kalian. Sukurin siapa suruh buat Onty kesal." ujarnya langsung berlari ke Kasir menyusul Rana.

"Onty, Onty. Aku baru saja menembak kadal besar. Piu piu piu membuat kadal itu kesakitan." adunya semangat.

"Benarkah?" tanya Rana mendapat anggukan semangat.

Wanita itu menatap tajam ke arah Fani, membuat Fani bersembunyi di balik punggung Rana.

"Oh ini kadalnya raksasanya Fan?"tanya Rana. "Wah darahnya banyak Fan. Lihat mereka basah oleh darah!"

"Kau!" tekan wanita itu marah. Pria disebelahnya hanya diam sembari menatap lekat Rana. Rana sendiri acuh tak acuh.

Rana langsung mengibaskan tangan menghentikan amarah wanita itu yang tersangkut ditenggorokan.

"Kalian ga capek apa! Ganggu hidup gue mulu. Ingat kalian itu mantan yang tak seharusnya mengacaukan kehidupan orang lain. Benar ga?
Mantan pacar dan mantam sahabat?" ucapnya langsung mengambil belanjaan dan membayarnya lalu bergegas pergi meninggalkan Ezra dan Niana.

.

.

.

.

Semoga suka jan lupa ⭐ dan 📥 ditunggu ya..

Follow juga akun author yaa...
lainue_nue15
Dan juga ig author
@dere_kile

#challengemenulis3bulan

#salamjabo_writtingmarathon
@redaksisalam_ped

KaTing  (Proses Terbit)Where stories live. Discover now