9. Masa lalu Rana [revisi] ✔️

1.1K 110 2
                                    

Sepulang kuliah Rana menghempaskan diri di ranjang king sizenya. Ia menghela napas pelan, haruskah ia menceritakan masa lalunya kepada dua sahabatnya itu? Tapi ia juga terkadang takut bila kejadian seperti lalu terulang.

Saat ini ia tengah meyakinkan dirinya kembali untuk percaya kepada seseorang.

Sore itu keluarganya sudah lengkap berada di rumah. Setelah membersihkan diri, akhirnya mereka berkumpul bersama di ruang keluarga menonton gosip selebriti, sinetron bahkan berita.

Bel rumah berdenting menandakan ada tamu yang berdantang. Ya, sebelumnya ia sudah mengabari Alex dan Alexa untuk ke rumahnya malam nanti bila ingin mendengar tentang ceritanya, juga bila ingin tahu jati dirinya yang sebenarnya, yang seringkali membuat ia kabur dari para penjaganya.

Kemudian datanglah si kembar Alex dan Alexa. Mereka berdecak kagum melihat interior rumah yang terlihat mewah, elegan dan nyaman itu.

"Malam Om, malam Tante, dan Kak Raka juga Rana." ujar  Lexa alias Alexa.

"Malam semua." ujar Alex.

"Malam,, mari masuk, silahkan duduk. Eh, ini temannya Rana ya?" tanya Mamanya Rana.

"Iya Tante, hehe." balasnya.

"Ck. Jadi selama ini Lo adiknya Raka Nathaniel Silalahi, anaknya Om Morgan Silalahi. Woaw, berarti selama ini lo ngelabuhin gue dong haha." ujarnya kagum yang mendapat  senggolan dari Alex yang hampir membuatnya terhuyung.

"Apaan sih, lo malu-maluin." sinis Alex merasa malu, membuat si empu hanya meringis malu.

"Ck, ck, ck kumat lagi deh. Kurang obat." ucapnya dengan berdecak sebal.

"Ya udah yuk, kita makan malem bareng. Oh ya nanti nginep saja di sini, biar si biang kerok satu ini tidak berulah." ujar Kana.

"Beneran boleh?" tanya Lexa.

"Tentu dong, kamu temen Rana yang baru diajak main ke rumah, yang berarti kamu istimewa." ucap Om Morgan sembari terkekeh.

"Santai aja, anggep rumah sendiri." sambung Rana. " Kalo gitu kita makan malam dulu habis itu nanti ke kamarku."

***

Kamar berdominasi warna hijau army dan abu-abu itu menggoda mata Lexa dan Alex. Diranjang terdapat boneka beruang berwarna coklat yang sangat besar,  disamping ranjang terdapat meja rias beserta perlengkpannya yang lengkap dan bermerek. Semua tak lepas dari pandangan Alex dan Lexa. Yah, walaupun mereka juga anak konglomerat, tetapi kekayaan orang tua Rana lebih besar daripada keluarganya.

Namun, satu hal yang mereka salut, Rana bukanlah orang yang sombong, ia malah terlihat sederhana dan baik hati walaupun tingkahnya sangat menyebalkan bagi mereka berdua.

Akhirnya mereka duduk bersebelahan di mana Rana duduk ditengah.

Rana pun segera memulai ceritanya.

Saat itu Rana kelas XI SMA, ia sosok yang dikenal dengan friendly, ceria. Teman-temannya tahu bahwa Rana adalah anak orang kaya. Yang otomatis membuat banyak orang yang mendekat, bisa dikatakan menjilat—mereka memiliki tujuan tertentu.

Ia memiliki sahabat baik yang bernama Niana, sudah menganggap Niana seperti saudaranya sendiri. Bahkan dia sudah dekat dengan keluarganya. Namun, siapa yang akan menyangka bahwa dia adalah musuh dalam selimut.

Rana memiliki pacar bernama Ezra, pria yang sangat disayangi dan dicintai setelah Papa dan Abangnya. Pria bertubuh tegap, tampan juga berkarisma karena dia merupakan ketua osis saat itu. Tentunya Ezra juga menjadi idola para kaum hawa.

KaTing  (Proses Terbit)Where stories live. Discover now