18. Gosip [revisi]✔️

902 78 0
                                    

Happy reading💕

Seminggu telah berlalu Silvi telah pulang ke rumah namun saat ini ia menginap di rumah Lexa. Rana sendiri masih menjaga rahasianya, ia masih tak ingin Silvi tahu kalau ia dari keluarga terpandang. Keluarganya mengajarinya untuk tidak mudah percaya pada orang, seperti yang kalian ketahui bahwa dunia politik itu abu-abu. Walaupun ayahnya tidak berkecimbung di dunia politik namun ia memiliki perusahaan yang sukses sehingga membuat pesaing tidak suka dan melakukan suatu hal cara apapun untuk mengalahkannya. Karena itu ia tidak mudah percaya namun ia selalu diajarkan untuk berbuat baik kepada sesamanya.

Silvi telah berangkat ke kampus, kini ia sendiri sedikit tenang. Berkat Rana dan dua sahabatnya yang membantunya dan menyemangatinya untuk bangkit dan tidak terpuruk.

Rana berada di kelas, ia duduk disamping si kembar dan kuliah sudah dimulai. Rana pun memerhatikan apa yang disampaikan oleh dosen. Tak sampai satu jam kuliah telah seleasai karena ada kepentingan mendadak yang tak bisa ditinggalkan sang dosen sehingga kelas selesai lebih awal.

Mereka bertiga pun seperti biasa mencari makan, akhirnya mereka duduklah di sini, di kafe milik Rana yang dibangun saat SMA.

"Bu Bos udah lama jarang ke sini. Kita semua kangen tahu." ujar Dika sembari meletakkan pesanan Rana, Alex dan Lexa.

Rana tertawa kecil, "Gue sering ke sini kok. Lo aja yang ga lihat."

"Haha, ya udah selamat menikmati Bu Bos dan  kawannya. Kalau gitu gue kebelakang dulu bantu yang lain." ucapnya undur diri.

"Ya, ya. Kerja yang rajin bulan depan gue kasih bonus!" ucap Rana yang dihadiahi dua jempol.

....

Kenzie telah nongkrong bersama kawannya untuk main dan membahas isu-isu tentang RUU PKS.

Sadar tidak sadar itu bedampak buruk bagi para korban kekerasan seksual, yah Kenzie menyadarinya terlebih temannya kini mengalami hal tersebut.

Yang dikatakan Rana kemarin memang benar kalau para korban biasanya hanya bisa diam tidak berani bersuara. Karena adanya sanksi sosial, atau stigma masyarakat yang menganggap hal tersebut negatif. Bukannya membantu agar ia bisa bangkit dan mensuportnya namun kebanyakan malah menjatuhkannya dan mirisnya hal tersebut dilakukan oleh orang terdekatnya.

Mereka pun sudah memesan makanan mereka. Teman-teman Kenzie saat ini sibuk  bercanda dan lainnya karena memang diskusi ini tidak formal seperti rapat pada umumnya, sekedar nongkrong dan sharing.

"Ken! Itu Rana kan meja nomor 13 coba lihat deh dia diguyur pake jus." ujar Bimo, Kenzie dan Akbar langsung menoleh.

Tak jauh darinya ada Rana beserta si kembar ada dimeja nomor 13, sedang berdebat.

Dua orang cewek yang menyiram Rana tersebut berteriak kencang menarik perhatian, "Lo kan penyebab Nala sama Kenzie putus. Dasar perusak hubungan orang! Ga tau malu." ucap salah satu yang mengguyur Rana menggunakan jus.

Plak

Tampar Rosi dengan keras membuat Rana tertoleh ke samping, pipinya memanas namun tidak dengan orangnya yang semakin datar.

Rana diam dengan wajah dingin dan datar, lantas menatap kedua gadis itu tajam membuat keduanya sedikit menciut. Rana mengusap wajahnya menggunakan tisu dimeja, setelahnya ia berdiri dan menyenderkan bokongnya dimeja lalu menatap menilai kedua orang yang tak dikenalnya.

"Orang yang tidak berpendidikan dan beretika. Seorang mahasiswi tanpa alasan melakukan penyerangan. Emh bagaimana kalau kalian gue tuntut melakukan penyerangan dan pencemaran nama baik. Gue rasa itu cukup untuk menjebloskan mahasiswi tak punya etika macam kalian." ujar Rana dingin, ia tidak akan berkoar-koar macam mereka, ia lebih suka bermain dengan tenang.

KaTing  (Proses Terbit)Where stories live. Discover now