14. Bertemu Kembali [revisi]✔️

1K 88 6
                                    

Happy reading💞

Rana sudah berangkat ke kampus, dengan kaki yang masih sedikit terluka tapi sudah mendingan. Namun, sekali lagi ia harus membawa kruk dengan paksaan orang yang sangat over protektif padanya siapa lagi kalau bukan keluarganya. Padahal ia pun berjalan sendiri tanpa bantuan juga masih bisa.

"Ish. Kenapa sih ini tangga tinggi banget. Ini juga kruknya malah ngrepotin jalan." gerutu Rana sambil menaiki tangga menuju kelasnya.

Hari ini matkul Akuntasi yang diampu oleh Bu Ratna. Untung saja dosennya ini baik sekali dan enak cara ngajarnya menurut Rana. Jadinya Rana tidak terlalu kaku kalau berbicara dengan beliau.

Pandangan Rana beredar ke penjuru kelas, ia menangkap trio S —Silvi, Siska, dan Syifa—ternyata mengulang matkul ini, mereka duduk dibagian tengah. Terlihat mereka terkejut mendapati Rana yang berjalan menggunakan kruk, mereka ingat bahwa ketika mereka membully Rana tidak sampai sebegitu parah deh. Mereka sedikit takut dan merasa was-was, mungkin dalam hatinya menduga 'apa itu semua karena mereka bertiga? Semoga Rana tidak melaporkan mereka.'

Rana tersenyum mengetahui ketiganya yang gelisah, ia pun berpura-pura bodoh. Tentunya dengan atau tanpa kekuasaan ayahnya, Rana bisa saja melaporkan ke kemahasiswaan. Tapi Rana tidak melaporkannya karena memang ia sedang malas. Lagipula toh luka dikakinya memang bukan karena mereka.

Pelajaran 2 SKS kini telah usai, Rana duduk masih bermain ponsel. Ia ingin  ke Fakultas Kedokteran untuk menemui sepupunya itu. Ia pun mengabari agar sepupunya itu menjemputnya dan menunggu diparkiran.

***

Siang ini Kenzie hendak Akademik, mau meminjam kelas yang kosong karena ada kelas pengganti yang tidak sesuai jam ngajar. Namun, ditengah jalan ia melihat Rana yang berjalan menggunakan kruk, mau tak mau pun ia menyapanya.

"Kaki lo udah baikan?" tanya Kenzie tiba-tiba dari belakangnya, membuat sang objek terkejut.

"Eh, Ziezie. Ngagetin aja sih, udah baik dong. Btw, makasih kemarin udah bawa ke rumah sakit." ucap Rana dengan tulus kali ini, membuat Kenzie yang entah sedikit tak suka dengannya menjadi terenyuh.

"Hmmm." balasnya singkt dengan deheman.

"Oh, dimana temen kembar lo itu?, biasanya juga lengket." tanya Kenzie.

"Oh, mereka sedang izin ada acara keluarga, jadi ga berangkat." jawabnya.

"Kalau gitu gue pergi duluan." ujar Kenzie meninggalkan Rana.

***

Pangeran telah menunggu Rana diparkiran, Rana pun masuk ke dalam mobilnya dan duduk didepan.

Pangeran sebenarnya agak senggang hari ini, namun ia ingin bertemu dengan dosennya untuk membahas berdiskusi tugas. Dan Rana memilih mengikutinya karena boring ga ada si kembar. Karena ada acara keluarga.

"Lo mau ikut masuk, apa nunggu di kantin aja?" tanya Pangeran.

"Gue nunggu aja deh, kalo ikut lo ga mudeng sama apa yang lo bahas nanti. Lagipula disini banyak cogan sekalian cuci mata." ujar Rana.

"Oh, ya hati-hati kalau ketemu mantan, dari yang gue tahu dia lanjutin di sini, masuk kedokteran." ucap Pangeran menggoda.

"Prince, ish. Gue sumpahin lo jadi bucin baru tahu rasa." kesal Rana.

Akhirnya ia pun menikmati makanan yang dipesannya, juga menikmati cogan-cogan yang bersliweran kesana-kemari, karena memang Fakultas Kedokteran terkenal dengan para cogan dan anak sultan alias orkay (orang kaya).

"Hai, gue boleh ikutan gabung duduk di sini. Bangku lainnya penuh" ucap seorang pria muda yang berparas tampan meminta izin.

"Oh, tentu. Silahkan." balas Rana sekenanya.

"Oh, ya. Kenalin gue Rama Raditya, nama lo siapa?" tanyanya.

"Salam  kenal, gue Ranaza Nasyani panggil aja Rana. Eh btw nama panggilan kita hampir sama. Sayang gue bukan Sinta, jadinya bukan Rama Sinta." balas Rana bergurau.

"Haha bisa aja lo. Baru kali ini gue kenal sama orang langsung klop haha. Moga bisa jadi temen akrab deh." ucapnya.

"Eh, lo bukan mahasiswa kedokteran ya? Gue jarang lihat lo?" tanyanya.

"Bukan, gue anak FEB gue disini nunggu sepupu gue ketemu sama dosennya sekalian cuci mata gitu, kan anak FK terkenal dengan cogannya haha." ujar Rana dengan bergurau.

Mereka berdua bertukar cerita dan ngobrol santai,  sembari makan siang.
Untuk orang yang baru kenal mereka terlihat seperti kawan lama yang bertemu kembali.

Wajah Rana seketika menjadi dingin melihat Niana dengan Ezra, orang masa lalunya. Rama pun bertanya suasana hati Rana seketika memburuk.

"Oh, ada Rana. Apa kabar? Ikutan gabung dong cuma meja lo yang masih kosong. Eh jangan-jangan lo ke sini mau ketemu pacar gue lagi." ucapnya dengan percaya diri.

"Lo kenal sama dia?" tanya Rama, yang dibalas gelengan sambil tersenyum mengejek. "Gak kenal tuh, situ kok sok kenal. Emang kita kenal ya?" tanya Rana mengejek mendapat tawa kecil dari Rama.

Niana meremas tangannya kesal, ia bergelayut manja dilengan Ezra mengumbar kemesraan. Ucapan Rana sungguh menyentil harga dirinya namun ia tetap berusaha menutupinya.

"Kalian pacaran?" tanya Ezra yang sedari tadi diam memerhatikan Rana dan Rama yang akrab. "Bukan urusan lo." balas Rana.

"Lo berdua ngapain sih kepo sama kehidupan gue, urus kehidupan lo sendiri. Kek hidup udah bener aja." ketus Rana dengan tajam.

"Princee!" panggil Rana ketika melihat Pangeran masuk menghampirinya.

"Lo ngapain disini? Jangan ganggu princess gue lagi. Emang ya sampah cocok sama sampah." ucap Pangeran julid. Pangeran juga terkenal dengan kalo ngomong nylekit dihati seperti omongan tetangga yang dikasih boncabe.

Akhirnya Rana dengan Pangeran pergi meninggalkan FK, karena urusan mereka telah selesai. Membiarkan tiga orang yang duduk disana sibuk dengan pikiran masing-masing.

Rana bersungut kesal dan menyerahkan kruknya kepada Pangeran. Moodnya memburuk, bertemu dengan masa lalunya. Sangat menyebalkan. Bukan karena masih  memiliki perasaan suka, justru ia sangat muak dan benci. Mereka berdua sumber sakit hatinya di masa SMA.

"Lo harus traktir gue. Yang enak dan banyak." ujar Rana.

"Yes, my incess." balasnya sembari mengusap kepalanya.

👻👻👻

Semoga suka jan lupa ⭐ dan 📥 ditunggu ya..
Follow juga akun author yaa...

#challengemenulis3bulan
#salamjabo_writtingmarathon
@redaksisalam_ped

KaTing  (Proses Terbit)Where stories live. Discover now