prolog [revisi]

3.1K 204 2
                                    

Siang itu di kafe ia menikmati makanannya tak jauh dari pandangannya ia melihat kakaknya dengan raut kesal sudah sampai puncaknya. Ia pun merogoh kantongnya yang sialnya uangnya tertinggal, disling bagnya juga kosong. Ia ingin lari tapi belum bayar. Sedangkan wajah kakaknya sudah seperti banteng marah.

Dengan kepepet ia pun menghampiri pria dan wanita paruh baya yang duduk dengan anaknya yang mungkin seumuran dengan Rana.

"Hai, Yang. Hai Om, Tante calon mertua." sapanya langsung disamping putranya.

"Hai, cantik. Kamu siapa?" tanya wanita paruh baya itu.

"Saya Ranaza Nasyanie Om, Tante. Panggil saja Rana, calon pacar dan calon mantu Tante. Benar kan ZieZie?" ucapnya setelah melirik nama tag Kenzie yang kebetulan memakai pdh (baju organisasi/angkatan) .

"Beneran Zie?" tanya Ayahnya yang dijawab gelengan oleh Kenzie sedangkan Rana mengangguk semangat.

"Bantu gue sebentar, gue lagi kabur dari seseorang." bisik Rana memohon dengan wajah seperti kejepit pintu.

Laki-laki itu yang tak lain tak bukan kakak laki-lakinya Rakana Nathaniel Silalahi dengan wajah dongkol mendekat.

"Rana!" serunya geram.

"Maaf Tante, Om. Boleh minta tolong bayarin makanan Rana dulu nomor 14 besok Rana ganti hehe. Sekarang Rana harus pergi dulu ada orang yang ngejar Rana." ucapnya dengan cepat dan lancar membuat mereka cengo.

Raka berjalan semakin dekat dengan gaya seperti mak-mak rempong yang memarahi anaknya. Rana semakin mendesah, ia panik. Ia tidak mau pulang.

"Ziezie, Tante, Om. Rana pamit dulu yaa." ucapnya beranjak dan hampir berlari tapi sayang tangannya dicekal oleh Kenzie. "Jangan pergi," ujarnya dingin.

Perasaan Rana semakin tidak enak, jantungnya semakin berdebar kencang. "Lepasin dong ZieZie dia semakin dekat." ucapnya memohon.

Derap langkahnya semakin tegas, "Rana, mau kemana lagi lo?" ucapnya sembari tersenyum miring. Alamat mati ini mak.

Seketika Raka menjadi pusat perhatian selain baju yang rapi seperti Ceo muda ia juga sangat tampan dan berkarisma dengan perawakannya yang tegap dan kekar. Jangan lupakan aura dingin yang keluar menambah kesan ketampanannya berkali-kali lipat.

Rana semakin memberontak melepaskan tangannya namun cekalan pada tangannya semakin kuat membuat ia kesal sendiri. Ingin sekali Rana meninju wajah tampan di depannya ini namun sayang ia masih waras dengan tidak menimbulkan kehebohan yang lebih parah.

Pada akhirnya dengan nekad Rana mencium bibir Kenzie.

Cup

Seketika tubuh Kenzie menjadi kaku, otaknya blank saking terkejutnya. Cekalannya melemah dan itu dimanfaatkan Rana untuk kabur.

Mata Kenzie membelalak kaget, ia pun menoleh kaku menatap mama dan papanya yang juga terkejut.

Plak

"RANA!"

Suara tamparan dan teriakan murka menggema di kafe itu, sedangkan Rana sudah berlari kabur.

"Tangkap bocah nakal itu, bawa dia kehadapanku sekarang! " ujar Raka dingin membuat bodyguard terdekat meneguk ludah gugup.

Mereka pun segera bergegas mengejar nona muda mereka yang memang benar-benar susah di atur, nakal namun ceria.

"Kenzie. Kita putus. Kenapa kamu selalu menolak aku menciummu, tapi kau dengan mudahnya menerima ciumannya. Kita putus." ucapnya dan pergi begitu saja, sedangkan Kenzie hanya diam saja masih dengan wajah terkejutnya.

.
.
.

.

.

👻👻👻

So gays jangan lupa vote ⭐ dan comentnya 📥 yaa...
Ditunggu dukungan kalian huehe💕💕
Jan lupa follow akun author ya
@lainue_nue15

#salamjabo_writingmarathon
#challengemenulis3bulan
redaksisalam_ped
redaksisalam_ped

KaTing  (Proses Terbit)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें