Walaupun Ren rasanya ingin memonopolimu, ia tidak bisa. Ia hanyalah karakter tambahan jika mengenai ceritamu dengan member Argonavis yang lainーentah dari kapan dan bagaimana, namun kau telah mengenal dan dekat dengan mereka semua sebelum Argonavis bertemu dan terbentuk.

Ren menghela napas, ingin sekali rasanya ia menjadi hero. Tokoh utama yang mendapatkan semua chemistry dengan yang lain, terutama bersama heroine.

"Yuu, sebaiknya kau melepaskan [Name]-san sekarang. Apa kau tidak lihat ia begitu khawatir karena kau memeluknya seperti itu?"

"Eh? Y-yah, maaf. Aku tahu kalau ia suka sama [Name], tapi aku lupa kalau ia masih polos dengan perasaannya sendiri."

Melihat Ren yang melamun dan tak menunjukkan senyum sama sekali. Kau mendekatkan diri sembari menempelkan punggung tanganmu di dahi miliknya, tentu saja kau merasa khawatir. Ren tersentak, lalu mundur dengan wajah merona.

"Ren-kun? Ada apa?" tanyamu panik. Berpikir kalau kemungkinan ia tengah terserang demam atau penyakit yang lain.

Banri mendengus, sedikit kesal akan adegan di hadapannya. Toh, meskipun ia sebenarnya hanya khawatir akan keadaan Ren, "Ren-kun, bagaimana kalau kau duduk dulu sebentar? Oh, nanti untuk makan bagaimana kalau kita beli hamburger?" tawar Banri seraya mengulas senyum.

Ren mengangguk dengan pelan. Irisnya berbinar ketika mendengar kata hamburger ke luar dari mulut Banri. Tingkahnya yang seperti itu hanya bisa membuatmu menghela napas kecil lalu ikut duduk, diapit oleh pemuda berhelai rambut biru tua dan kuning.

Rio mengetuk meja, tersenyum bangga seakan mengatakan 'semuanya sudah jadi karena aku jenius' di hadapan kau dan Ren. Lalu mengeluarkan mp3 beserta earphone. Pemuda itu meminjamkan benda kecil tersebut pada kalian berdua.

"Oh, Rio! Apa lagu yang baru sudah jadi?" tanya Ren dengan polos. Senyum sumringah terpampang jelas di wajah putih miliknya. Ia dengan lekas mengambil mp3 tersebut lalu memasang earphone di telinganya dan juga milikmu tanpa persetujuan.

"R-Ren, jangan tiba-tiba begitu, dong. Kau membuatku kaget."

Entah mengapa wajahmu memerah. Meskipun pemuda ini adalah teman masa kecilmu, namun tetap saja kau tidak terbiasa oleh kontak langsung darinya. Sedangkan Ren, sang pelaku, hanya bisa memiringkan kepala dan merasa kebingungan.

Member Argonavis yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kalian berdua.

Chō muchū Spark! Believe!
Dare yori mo kono hoshi wo
Aishiteru terashite iru
StarFive! Tobeー

Sontak kau melepas earphone lalu mematikan ringtone hp milikmu. Kau menjatuhkan kepalamu, membentur meja, dan menghadap ke arah di mana Ren tak dapat melihatmu dengan wajah berbinarnya. Ia mendekatkan diri, "[Name]-chan, itu lagu Star Five bukan? Kan, kan?"

Kau menatap layar handphone, merutuki Asahi Nayuta yang menelpon di saat kau masih bersama Ren. Pasti pemuda itu memintamu untuk menghapus fotonya yang kau ambil tanpa izin, karena akan kau berikan pada Ren nanti.

Mengesampingkan hal tersebut, kau pun bangkit, lalu memberikan senyuman guna untuk merespon tingkah girang milik pemuda berambut biru tua tersebut.

"Uhm, [Name]-chan ... begini ..."

"J-jujur, aku takut kalau misalnya [Name]-chan pergi dari sisiku karena aku bukanlah hero dari cerita ini. Tapi, setelah mendengar bahwa [Name]-chan masih mempunyai hobi yang sama denganku. Aku masih dapat berusaha ... kan?" tanya Ren dengan puppy eyes miliknya.

Kelopak mata milikmu mengerjap. Perkataan yang Ren utarakan, membuatmu hanya bisa menghela napas lalu menggenggam tangannya dengan lembut.

"Bicara apa kau, Ren-kun? Semua orang adalah hero dan tokoh utama dalam kisah hidupnya sendiri. Dan, Argonavisーmeskipun bukanlah hero, kalian adalah temanku dan aku akan selalu berada di sisi kalian, terutama di sisimu. Entah sebagai karakter sampingan, villain ataupun orang lewat!"

"[Name]-chan, aku tidak mau kalau kau jadi villain, nanti kau akan membuatku tidur karena selalu merepotkanmu."

Ren mengembungkan pipinya. Tuhan, kalau kau bisa mati sekarang juga karena keimutan sosok di hadapanmu ini, maka akan segera kau lakukan.

Pemuda bertubuh tinggi dengan helaian rambut hijau tua itu pun menepuk pundak kalian berdua, Rio memperlihatkan wajahnya yang tanpa rasa bersalah, "maaf mengganggu dunia kalian berdua, tapi ... latihan akan sebentar lagi dimulai. Ayo kita ke Share House."

"O-oh, kau benar juga," ujarmu dan Ren hampir bersamaan. Kalian berdua berdiri kikuk lalu berjalan bersampingan.

Sedangkan member Argonavis yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala, memperhatikan dari belakang saat kalian semua berjalan ke luar dari café. Yuuto, Wataru, Banri dan Rio sesekali menghela napas pasrah sembari tersenyum kecil.

Apa mereka tidak sadar kalau saat ini mereka berdua adalah hero dan heroine-nya? Tentu saja, tidak, pikir keempat orang itu secara bersamaan.

.
.
.
[END]

.

.

[A/N]:

halo halo halo, kumi membawakan sebuah fanfic pertama di fandom aaside. yah, meskipun ren bukanlah husbu tapi ren tetaplah oshi dan aku lagi butuh asupannya jadilah oneshoot pelampiasan ini (sebenarnya karena stress doang, sih)

oh, dan ini adalah ketikan terakhir sebelum besok aku fokus usbk. doakan aku lulus dengan lancar yaaa. terima kasih! dan sampai jumpa lagi 😔💦

The Story ↠chara x readerWhere stories live. Discover now