XLIII

14.4K 1.6K 147
                                    

                Michael Leclair: Jam 7 nanti ya.

                Rose Asmaralaya: Noted. I'm heading to Pasific Place, mau titip sesuatu? Nanti aku sekalian beli croissant dan susu cokelat untuk kamu.

                Michael Leclair: Those are enough. Thanks. Hati-hati.

                Rose Asmaralaya: Sip. Yang penting masakan kamu enak lagi.

                "Maaf, Pak Michael, mungkin ada yang ingin disampaikan?" 

               Suara Arian Tahir membuat Mikael menyingkirkan ponselnya dan menatap ke arah presentasi di depan ruang rapat. Kemarin Arian baru saja kembali dari Labuan Bajo menggantikan Greven Minardi, COO Leclair Enterprises yang berhalangan untuk bertugas, sehingga hari ini ada status update meeting mengenai Gara Land khusus internal Leclair Enterprises. Namun, mulai dari Arian menjelaskan distribusi logistik yang tidak mudah berjalan dengan lancar sampai membuka sesi tanya-jawab, Mikael hanya diam dan tidak bisa berhenti melirik Patek Phillipe di tangannya.

               Mikael kemudian berkata, "Selama pembangunannya bergerak di atas tujuh puluh persen, investment kita masih aman. That's the benchmark since we can't count on the ROI(1) yet. Kalau masalah hanya di logistik, saya rasa Agrata Assets Management bisa mencari jalan keluarnya. That's not our concern."

               Arian mengangguk. "Baik, Pak. Untuk informasi tambahan, saya sudah berbicara langsung dengan Raeden Agratama minggu lalu tentang logistik bersama crane baru dari Caterpillar dan saya dapat kabar hari ini sudah berhasil sampai. Everything should've been fine now."

              "Oke, good," Mikael mengangguk lalu terdiam. 

              "Raeden Agratama masih di Bajo?" tanya pria itu dan berhasil terdengar biasa saja walau ia penasaran.

              "Saat ini masih, Pak. Terakhir bicara dengan saya, beliau bilang belum tahu kapan kembali ke Jakarta, Pak Michael."

              "Bagus," jawab Mikael sehingga Arian bertanya, "Maaf, Pak?"

              "Nothing. Kalau begitu besok lusa kamu bisa kembali ke Labuan Bajo, Arian. Keep yourself close with Raeden."

              "Maaf, Pak, tapi saya kira besok lusa kita ada rapat untuk CLAIR. Jadwalnya akan di-postponed, Pak?"

              "CLAIR bukan lagi masalah, Arian. I took it over already. Saya juga sudah berbicara bersama board members minggu lalu. Jadi kamu bisa fokus di Gara Land dan Raeden Agratama."

              "Consider it done, Pak Michael." Arian mengangguk sekali lagi sebelum membereskan berkasnya.

              "Oh, ya, Arian," panggil Mikael sehingga Arian kembali menoleh.

             "Happy wedding anniversary. This is dinner voucher for two in Spectrum. Kamu bisa pakai kapan saja." Mikael lalu menyerahkan sebuah amplop bertuliskan Fairmont kepada Arian. 

              Sejenak Arian terdiam dan melihat Mikael dengan terkejut sedangkan pria itu terlihat begitu santai. 

              "It's very kind of you. Appreciate it so much, Pak Michael, terima kasih banyak."

               Mikael tersenyum dan Arian semakin terkejut. Walaupun ini bukan pertama kalinya Mikael memberikan hadiah kepada karyawannya, tetapi hari ini Mikael dengan jelas terlihat berbeda. Atasannya itu lebih murah senyum dan terasa bersahabat daripada waktu yang sudah-sudah.

Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang