S a t u

31.4K 2.4K 249
                                    

"Heran gue, rambut lo panjang begono kagak kena gunting guru!" Rido bersungut kesal karna poninya terbabat habis oleh guru olahraga yang merazia rambutnya seminggu yang lalu.

"Tergantung amal ibadah, Do." jawab Deo santai.

Cowok yang memegang susu steril dalam kaleng itu tertawa pelan karna sedari tadi mendengar dengusan yang keluar dari mulut Rido.

Keduanya terduduk di undakan tangga yang menghubungkan ke lantai dua kelasnya. Sehabis dari kantin dengan alasan pergi ke toilet keduanya mendadak gabut bersama dan berakhir berdiri di tempat seperti ini.

"Sialan lo!"

"Cewek kemaren siapa sih?" Deo mengalihkan pembicaraan mereka. Gadis dengan KLX 250 itu masih terbayang jelas hingga hari ini, Deo penasaran dengan gadis itu.

"Aleta?"

"Bukan bagong!"

"Yang mana onta?!" Rido yang duduk di belakang Deo menjitak kepala berambut panjang itu.

"Eh de gue kepang ya?" Ujar Rido yang melepas ikat rambut cowok itu dan menyisirnya dengan jari-jari panjangnya.

"Bisa lo?"

"Gue kan punya adek cewek tiga, kepang-mengepang tugas gue setiap sore."

"Gak nanya,"

"Bangsat bener anak bapak Rio ini," Ujar Rido lagi dan menggeplak kepala Deo.

"Lo mau ngepang apa mau aniaya gue sih do?!"

"Iye-iye,"

Deo diam menatap lapangan sepi di depannya. Sementara Rido fokus pada rambut cowok yang duduk di depannya ini, anak tunggal bapak Rio yang keseringan di tinggal sendiri.

"Emak bapak lo pergi kemana lagi dah de?"

"Tau deh, maennya ke hutan mulu. Kemaren aja mereka berdua ke Semeru, lagi."

"Gak nanya,"

"Bangsat bener anak bapak Mustofa ini!"

"Dih Mustofa mah bapaknya Dery goblok!"

Rido mengikat ujung rambut Deo yang sudah ia kepang dua itu, tersenyum lebar menatap hasil karyanya. Menepuk keras kepala Deo dua kali membuat cowok itu berdecak.

"Loh terus bapak lo siapa?"

"Gue mah anak yatim, pamali lo ledekin bapak gue!"

"Kalah deh gue, dahlah!" Deo memeluk lututnya dan masih menatap lapangan sepi yang tersinari matahari itu. Sementara Rido yang duduk di belakang cowok itu merogoh ponselnya dan memainkan game online.

"Cewek kemaren itu siapa do?"

"Yang mana satu sih de?!" Jelas saja Rido sudah lupa, bahkan saat melihat gadis yang membawa motor tinggi itu sudah terlewat hampir dua minggu.

"Yang bawa KLX itu bangsat!" Jawab Deo dengan nada gemasnya. Sedari tadi cowok di belakangnya ini tidak konek juga, begini jadinya kalau manusia lapar di ajak bicara.

"Mana saya tau," jawab Rido.

"Saya kan tampan," lanjut Deo dan berdiri. Hendak mengambil susu nya yang masih tersisa. Namun, hal itu urung kala dari arah tangga baru saja datang seorang gadis berlari dan menendang kaleng susu itu hingga tumpah berceceran.

"Susu gue," ucap Deo sambil menatap kaleng susunya yang raib di minum kramik. Rido yang sudah mengantongi ponselnya menepuk bahu Deo dan berjalan meninggalkan cowok itu untuk pergi ke toilet.

"Gimana amal ibadah," ucap Rido berjalan melewati Deo.

"Kalo jalan bisa pelan gak?" Deo mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu, Aleta.

ARDEO MAHENDRAWhere stories live. Discover now