Hendri tahu bahwa Yeri sedang terpaku melihat Mark dan Yessy di hadapannya. Makanya dirinya dengan sukarela merangkul sahabatnya itu. Daripada pingsan kan.

Mark menjawab. "Nanti pasca UAS angkatan kita bakalan ada study tour, Heng." jelas Mark. "Terus nanti, bagi yang remedial UAS sejarah bikin laporan pas study tour."

"Lah demi ape? Tapi study tour kan bayar agak mahal ye, kalo yang gak mampu terus remed sejarah gimane?" kata Hendri protes.

"Katanya sih bikin esai berapa halaman folio gitu."

Hendri berkata, "Anjiiiir! Komunis banget ni sekolah!"

"Kapitalis yang bener, Kak." koreksi Jeno.

"HAHAHAHAHAHAHA," Mark tertawa. "gimana sih lu anak IPS dikoreksi begituan sama anak IPA, adek kelas lagi,"

"Ye maap siiiii, cape brow abis geografi!" kata Hendri. "Eh, abis ini kita Bahasa Indonesia kan ya, Sal?" tanya Hendri ke Yeri.

"Iya," jawab Yeri seadanya.

"Belajar kuy lah, ajarin gue tenses!" seru Hendri kemudian menyeret Yeri menjauh dari tiga orang itu. "Duluan gue, Markus Santoso!"

"Yo, semangat Hengki Santoso!" balas Mark. masih melanjutkan Santoso The Saga ini.

Kemudian Jeno berbisik ke Yessy. "Sejak kapan Bahasa Indonesia ada tenses?"

Yessy membalas. "Gak tahu. Aneh banget."



















Begitu sudah menjauhi Mark dan pasangan calon ketos-waketos tadi, Hendri yang belum melepas rangkulan tangannya dari Yeri kemudian mengomel.

"Lo tuh ya, suka banget nyari mati. Udah tau suka loyo kalo ada mereka berdua, masih aja diliat kalo mereka lagi deketan!" Hendri marah-marah tapi suaranya pelan. "Untung gue rangkul lo, kalo enggak udah pingsan kali lo!"

"Ya sorry... mau kabur juga rasanya nge-freeze duluan," balas Yeri.

"Lain kali kalo mereka deketan jangan diliat, nengok mana kek, nengok tembok kek, nengok cicak kek." perintah Hendri. "Sakit tau liat orang yang lo sayang sukanya sama orang lain." 

"Gak janji ya kalo gitu. Mana tau kedepannya gue masih aja mematung kalo liat mereka,"

Hendri tertawa pelan. "Hahahaha ya udah. Asal jangan nangis di sini ya. Kalo mau nangis bilang gue, oke?"

"Haha apa sih. Iya iyaa, Aheng."

"Pinter, sahabatku!"

●●●●●

Yeri tidak pernah menyangka kalau patah hati selama UAS merupakan hal yang ia alami di umur 17 tahun ini. Sangat merepotkan.

Mau belajar, tidak fokus. Tidak belajar, takut bego.

Bukan salah Yeri juga kalau ketika dirinya sedang membaca berbagai materi untuk ujian, pikirannya tidak mengarah ke isi buku tersebut, melainkan memikirkan Mark. Salahkan hatinya yang belum bisa berlapang dada menerima ini semua. Salahkan pikirannya yang membuat dirinya suka tiba-tiba menangis di atas meja belajarnya.

Yeri sungguh-sungguh sudah pasrah akan nilai ujiannya kali ini.

Besok adalah hari terakhir ujian akhir semesternya. Mata pelajaran yang diuji adalah PKn. Dan hari ini dirinya belajar di rumah Hendri. Lantaran Hendri bilang rumahnya ada kue red velvet dan ice cream cake. Sayang kalau tidak dihabiskan katanya.

"Ck!" Yeri berdecak.

Perempuan itu membanting kepalanya ke sandaran sofa, lalu menutup wajahnya dengan buku yang sedang dia baca.

Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora