35 - Perihal Pertunangan

49 18 62
                                    

Seperti biasa, mereka berangkat ke sekolah sebelum bel masuk berbunyi. Sepanjang koridor, Angkasa mengembangkan senyumnya yang begitu manis. Hingga membuat pada murid-murid yang lewat di sekitarnya merasa bingung.

"Sa!"

Suara Kenzo mengagetkan Angkasa dan membuatnya hampir terjatuh.

"Astaga, Ken. Untung aja jantung gue ngga copot." Angkasa memegangi dadanya.

"Lo ngapain pagi-pagi senyum-senyum sendiri? Kesambet lo?"

"Mau tau aja atau mau tau banget?"

Kenzo merasa geli atas jawaban Angkasa. Ada apa dengan temannya itu, mengapa pagi ini tidak seperti Angkasa yang biasanya.

"Ada yang mau gue omongin ke lo, Ken. Penting." Kenzo mengernyit, ia mengangkat bahunya acuh lalu mengikuti Angkasa yang sudah berjalan lebih dulu.

***

Entah mengapa, seperti ada kupu-kupu yang menggelitik di perut Greysia. Ia tersenyum-senyum sendiri. Membayangkan perihal pertunangannya dengan Angkasa yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Flashback on

Greysia merasa tegang sekaligus takut karena tatapan mata papanya menyorot tajam ke arah Angkasa. Ia takut kalau papanya tidak mengizinkan Angkasa untuk bertunangan dengan dirinya.

"Om setuju."

Singkat, padat, jelas dan membuat raut wajah Angkasa dan Greysia yang tadinya tegang menjadi sumringah. Mereka berdua saling berpelukan, bahagia karena diberi restu untuk bertunangan.

"Rencana tanggal berapa kalian akan melangsungkan pertunangannya, Sa?"

Angkasa menoleh, ia membenarkan posisi duduknya. "Kalau orang tua Angkasa bilang, secepatnya. Tapi itu tergantung keputusan Om dan Greysia bagaimana menanggapinya."

Bima menganggukkan kepalanya. "Em, hari Sabtu aja gimana? Soalnya besok pagi saya ada urusan ke luar kota."

Angkasa dan Greysia saling pandang. Kemudian mereka mengangguk setuju atas usulan itu.

"Angkasa dan Greysia setuju kok, Om."

"Ya sudah. Kalau gitu Om ke kamar dulu. Ada berkas-berkas yang harus Om siapin untuk ke luar kota besok," pamitnya pada Angkasa dan Greysia.

"Oiya, Grey," lanjutnya.

"Besok pagi Papa ke luar kota. Ada hal yang harus Papa urus di sana. Kamu di rumah tetap sama Fatimah dan Samsudin, ya. Papa pasti datang di acara pertunangan kamu, kok."

"Baik, Pa. Semoga urusan di luar kota cepat selesai ya, Pa. Greysia ngga sabar menunggu hari itu, hehe."

"Iya, sayang. Do'akan semuanya lancar, ya."

Greysia mengangguk, tersenyum dan mengangkat jempolnya sebagai jawaban.

Flashback off

"Grey!" seru Putri di ambang pintu.

Greysia tersentak kaget karena panggilan itu. Sebisa mungkin ia menetralkan dirinya sebelum ia berjalan menghampiri Putri di sana.

"Kenapa, Put?"

"Lo ngapain dari tadi senyum-senyum sendiri? Cerita lah, gitu amat lo sama gue."

Greysia menarik tangan Putri, berjalan menuju belakang sekolah untuk menceritakan perihal pertunangannya bersama Angkasa yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu.

Heartache (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang