6 - Nyaman

122 60 157
                                    

Setelah pulang dari rumah Angkasa, Greysia mengingat kembali perlakuan Clara dan Azia yang membuat dirinya merasa begitu nyaman.

Flashback on

Greysia yang merasakan ada suara pun langsung merubah posisi tidurnya menjadi terduduk. Ia menatap kearah wanita paruh baya yang masih cantik jelita itu merasa terkejut akan kehadirannya.

Wanita yang Greysia rasa adalah Ibu dari Angkasa pun berjalan mendekat ke arahnya. Ia meletakkan paper bag yang sayup-sayup Greysia dengar adalah berisikan jajanan untuk Azia.

"Kamu temannya Angkasa? Wah, cantik ya temannya," puji wanita paruh baya itu.

"Eh, iya, Tante. Saya temannya Angkasa. Kebetulan tadi pas di parkiran mobil Angkasa ada sedikit kendala jadinya saya tawarin untuk pulang bersama," jelas Greysia.

"Emm gitu. Oh iya, kenalin, Tante Mamanya Angkasa. Panggil aja Tante Clara. Nama kamu siapa?" tanya Clara dengan mengulurkan tangan kanannya.

Greysia membalas uluran tangan itu. Terasa lembut, dan rasanya Greysia ingin selalu membelai tangan itu. "Saya Greysia, Tan."

"Oh iya, Tante ke belakang dulu ya, Grey. Nanti Tante suruh untuk Angkasa cepat nemuin kamu dan bawa Azia juga untuk temenin kamu biar ngga bosen. Dan ini jajanan tolong kasihkan ke Azia, ya. Paper bag yang satu lagi untuk kamu," jelasnya. Kemudian ia pun berjalan ke belakang yang ia maksud dengan meninggalkan Greysia dan paper bag yang berisi jajan untuk Azia.

Tak berselang lama, Angkasa datang bersama dengan anak perempuan kecil yang Greysia rasa itu adalah Azia yang dimaksud oleh Tante Clara.

Anak perempuan itu pun berlari ke arah Greysia dan langsung mendekapnya. Greysia sontak kaget karena anak perempuan itu tiba-tiba memeluknya tanpa aba. "Hai cantik, nama kamu Azia, ya?"

Anak perempuan itu menganggukkan kepalanya. Dengan santainya, ia pun naik ke pangkuan Greysia dan kembali memeluk Greysia.

"Zia, kakak Grey nya kasian keberatan buat mangku kamu," ucap Angkasa.

"Zia mau main sama kakak aja. Ngga mau sama bang Asa," balasnya dengan mengerucutkan bibir.

Greysia pun memberikan tatapan berupa kode untuk membiarkan Azia berada di pangkuannya. Kemudian mereka berdua pun bermain bersama dengan jajanan di tangan Azia. Angkasa? Ia merebahkan tubuhnya di sofa lainnya sembari bermain game.

Flashback off

Fatimah yang melihat Greysia tersenyum sangat manis pun bertanya ada apa gerangan hingga membuat dirinya tersenyum-senyum sendiri seperti itu. "Sepertinya ada yang lagi bahagia nih," goda Fatimah yang duduk di samping Greysia.

"Eh, Ibu. Ibu di sini sejak kapan?"

"Sejak dari tadi."

"Jadi, Ibu udah lama dong liatin Grey senyum-senyum sendiri?" Fatimah menganggukkan kepalanya. "Memangnya kamu senyum-senyum seperti itu karena apa, Grey? Coba cerita sama Ibu," pinta Fatimah.

Greysia pun menceritakan segalanya yang baru saja ia alami. Setelah bertemu Clara, rasa nyaman dan selalu ingin bertemu pun melonjak tinggi. Ditambah dengan Clara yang dengan sengaja menawarkan Greysia untuk sering-sering bermain bersama Azia di rumahnya.

Karena hati Greysia sudah merasa terikat di sana, ia pun menyetujui permintaan Clara untuk sering-sering ke rumahnya dan bermain bersama Azia. Lagi pula, Azia sendiri juga meminta Greysia untuk selalu menemaninya meskipun tak ada tanda-tanda setuju dari raut wajah Angkasa. Dan Greysia, ia tidak peduli atas setuju atau tidaknya Angkasa. Karena baginya, dia hanya menuruti keinginan Azia untuk bermain bersama dirinya.

Heartache (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang