4 - Perubahan

139 69 120
                                    

Pagi ini, Greysia sudah siap dengan seragamnya dan segala peralatan untuk ke sekolahnya. Ia sengaja datang pagi karena ingin mencari buku catatannya yang lupa ia masukkan ke dalam tas.

"Pagi, Bu," sapa Greysia saat sampai di ruang makan.

"Pagi, Grey. Tumben pagi-pagi gini udah sarapan?" tanya Fatimah.

"Hehe, buku catatan Grey ketinggalan di kelas, Bu. Jadinya Grey harus berangkat pagi untuk mastiin itu buku ada di kelas." Fatimah mengangguk mengerti. Kemudian ia pun melanjutkan pekerjaannya untuk menyapu dan membersihkan meja-meja.

Greysia begitu menikmati sarapannya kali ini. Mungkin efek dari semalam, di mana ia menangis sejadi-jadinya kemudian langsung tertidur dan tidak mengisi perutnya terlebih dahulu. Untunglah sebelum mandi Greysia mengompres matanya menggunakan es batu. Kalau tidak, mungkin ia akan diserbu berbagai pertanyaan mengenai matanya yang bengkak itu.

Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 06:30. Tandanya, masih ada waktu 45 menit lagi untuk Greysia mencari buku catatannya.

Karena dirasa sarapannya sudah habis, ia pun meneguk air dan segera mengeluarkan mobilnya dari garasi. Orang-orang yang melihat Greysia pasti akan berpikir bahwa hidupnya selalu bahagia, ditambah memiliki kekayaan yang berlimpah. Namun mereka tidak tau, yang sebenarnya terjadi ialah kesepian bahkan kesedihan dimana sampai detik ini ia belum mengetahui siapa dan dimana orang tua kandungnya.

Greysia menjalankan mobilnya menuju SMA Pancasila. Hari ini adalah hari senin, dimana rutinitasnya ialah upacara bendera. Beruntunglah buku catatan Grey ketinggalan di kelas. Kalau tidak, mungkin pagi ini ia akan dihukum lagi karena alasan terlambat.

Hah, begitulah Greysia. Cewe yang terkenal sering berurusan dengan Osis karena tiap senin ia akan selalu datang terlambat. Hingga para guru pun hafal jika senin adalah harinya seorang Greysia terlambat.
Mungkin, karena buku catatannya yang hilang kali ini akan merubah hidup Greysia 180°. Dimana yang dulunya selalu terlambat akan berubah menjadi murid yang tidak pernah lagi datang telat.

Butuh waktu sepuluh menit untuk Greysia sampai di SMA Pancasila. Ia melewati gerbang dan menyapa pak satpam di sana. Namanya pak Yanto, ia sudah bekerja menjadi satpam SMA Pancasila kurang lebih 8 tahun. Penjaga satpam sebelumnya mengundurkan diri karena memiliki riwayat penyakit yang berat. Maka dari itu digantikan oleh pak Yanto hingga detik ini.

"Pagi, pak Yan," sapa Greysia dari dalam mobil.

"Loh, Grey. Tumben berangkat pagi?" tanya pak Yanto dengan sedikit cengo. Pasalnya memang setiap hari senin Greysia tidak pernah berangkat awal, ia akan selalu berangkat telat.

"Hehe, perubahan dong, Pak. Masa iya udah mau kelas 12 telat terus," balas Greysia. Pak Yanto masih melihat Greysia dengan tatapan yang membuat Greysia ingin tertawa. Segitu terkejutnya pak Yanto melihat Greysia berangkat lebih awal.

Greysia segera memarkirkan mobilnya di parkiran para siswa. Ia segera turun dari mobil dan langsung berlari kecil menuju kelasnya. Sepanjang koridor, banyak pasang mata yang melihat aneh ke arah Greysia. Tumben sekali dirinya tidak telat pada hari senin. Mungkin dia dapat keajaiban atau kepalanya baru saja kejatuhan kayu sehingga menghasilkan perubahan yang membuatnya berangkat lebih awal.

Greysia tidak memperdulikan tatapan-tatapan itu. Selagi tatapan itu tidak mencampuri atau merubah takdir hidupnya ia tidak masalah dan tidak memperdulikannya.

Sesampainya di kelas. "Pagi, Put," sapa Greysia kepada Putri. Putri yang melihat Greysia datang pagi pun seketika membelalakkan matanya. Ia tak percaya apa yang dilihatnya.

"Lo hantunya Greysia, ya?" tanya Putri dengan sedikit menjauhkan diri dari Greysia.

"Gue Greysia lah. Mana ada hantu bisa napak di lantai. Liat kaki gue!" Putri pun melihat kaki Greysia. Dan benar saja, kaki itu menapak di lantai.

Heartache (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang