16 - Bicara berdua

56 29 108
                                    

Kini Angkasa sudah berada di Rs. Ciputra Garden untuk mencari kekasihnya, Greysia. Sebelum itu, ia ke ruangan papanya dulu karena Rumah sakit itu adalah milik keluarganya.

Saat sampai di depan ruangan dr. Alvano, tidak ada tanda-tanda bahwa papanya ada di dalam sana. Kemudian ia pun ke kantin Rumah sakit untuk mengisi perutnya yang lapar.

Ia sengaja cabut meninggalkan pelajaran hanya untuk menyusul Greysia dan takut terjadi hal yang tak diinginkan.

Saat memesan makan, tiba-tiba seorang wanita datang menghampirinya. Angkasa tidak peduli, ia memainkan ponselnya untuk memantau percakapan di grup kelasnya itu.

"Hai, boleh aku duduk di sini?" tanyanya sopan.

Angkasa menatapnya sekilas, menganggukkan kepalanya lalu menunduk menatap layar ponselnya kembali.

"Apakah kamu sudah memiliki pacar?"

Apa yang wanita itu katakan, mengapa tiba-tiba dengan vulgar bertanya hal pribadi Angkasa. Karena tak ingin diusik, Angkasa meletakkan ponselnya. "Ya, saya sudah memiliki pacar yang sebentar lagi akan bertunangan."

Wanita itu diam. Tidak lagi membalas ucapan Angkasa. Setelah itu ia bangkit dan permisi untuk pergi dari kursi yang diduduki oleh Angkasa.

Angkasa terkekeh, padahal ia hanya bercanda perihal ia mengatakan soal pertunangannya. Tapi kalau dipikir-pikir, tak ada masalah jika ia mengajak Greysia untuk bertunangan.

Angkasa segera menepis pikiran itu. "Angkasa, lo masih kelas sebelas. Lo juga belum punya penghasilan sendiri. Lagipula kalau lo mau tunangan sama Greysia setidaknya tunggu Lo lulus SMA," monolog Angkasa dengan menggelengkan kepalanya berusaha menepis pikirannya perihal pertunangan yang baru saja ia tolak ketika Jesslyn mengajaknya.

Pesanan tiba, ia pun menyudahi monolognya dan berbagai pikiran-pikiran yang belum seharusnya ia pikirkan dan fokus untuk menyantap hidangan yang sudah berada tepat di hadapannya.

***

"Tante, El kenapa?" tanya Putri dengan menyeka air matanya. Sedangkan Greysia, ia memeluk Elmira karena wajahnya begitu pucat.

"Tante juga ngga tau, Put. Sepertinya semaleman El merendam dirinya di bathub kamar mandinya."

Putri menutup mulutnya tak percaya. Hal apa yang terjadi hingga sahabatnya nekat seperti itu.

"Grey, Om perlu bicara sama kamu." Greysia yang sedang memeluk Elmira pun seketika menatap Halwa dan Putri, Halwa menganggukkan kepalanya memberi jawaban untuk Greysia mengikuti suaminya, Danuarta.

Greysia pun menyeka air matanya dan berjalan mengikuti Danuarta dari belakang. Ia tidak tau hal apa yang akan dibicarakan oleh Danuarta kepadanya. Perjalanan mengarah kepada kantin Rumah sakit.

Saat berjalan, Greysia tanpa sengaja melihat Angkasa yang sedang menikmati makanannya.

"Om, saya ke Angkasa bentar. Lima menit kok," izin Greysia.

"Baiklah, Om ada di kantin sebelah ya, Grey."

Greysia mengangguk, lalu ia berbelok ke kantin di mana Angkasa berada.

"Sa," panggil Greysia.

Angkasa yang sedang makan pun menolehkan kepalanya. Ia tengah memakan seafood dan di tangannya masih memegang cangkang kepiting.

Greysia terkekeh melihat ekspresi Angkasa yang seperti itu. Angkasa yang sadar pun langsung meletakkan cangkang kepitingnya. Greysia mengambil tisu, ia mengelap bibir Angkasa yang terkena saus kepitingnya.

Angkasa mematung di tempat, tubuhnya seketika menegang karena tangan mungil Greysia menyentuh bibirnya.

"M-maaf." Greysia menurunkan tangannya dan membuang mukanya ke segala arah karena malu.

Heartache (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang