16

5.5K 1K 68
                                    

IRENE menyenggol tangan Lisa.

"Apa, Mbak?"

Bukannya menjawab, Irene justru terkikik geli.

Keadaan kantor sudah sepi. Hanya tinggal Irene, Lisa, dan seorang satpam. Oh, ada Jisung juga, sedang mengamati kolam ikan di depan kantor guru.

"Kemarin aku gak sengaja liat hape adikku, Lis."

Kedua alis Lisa terangkat. "Terus?"

Setelahnya Irene terbahak keras. Sementara Lisa bingung dan tak tahu harus menanggapi dengan bagaimana.

Bahkan Jisung masuk ke dalam kantor setelah mendengar suara tawa Irene. Tampak jelas sedikit rasa takut tercermin di kedua matanya.

Lisa tersenyum kaku sembari mengusap kepala Jisung perlahan.

"Mbak kenapa sih?"

Irene memegangi perutnya yang sakit karena terlalu banyak tertawa. "Aduh, aduh, bentar,"

"Mbak, udah ah! Kasian Baby." Lisa melotot garang.

"Iya, iya,"

Irene mencoba mengulum senyuman. Namun gagal dan berakhir kekehan ringan.

"Ih, Mbak! Jisung sampe takut ini!"

Setelah melihat wajah Jisung, Irene hampir terbahak lagi. Tapi ia tahan sekuat tenaga dan mulai menghembuskan napas pelan berkali-kali.

Tiba-tiba wajah Irene berubah serius. Lisa sendiri juga sedikit takut dengan perubahan drastis raut seniornya itu.

"Lis," panggil Irene dengan pandangan tajam.

"I-Iya?"

Lisa membasahi bibirnya, lalu menyuruh Jisung duduk di kursi sementara ia membawa Irene agak jauh.

Bahkan dirinya mulai merinding karena Irene. Sungguh, Lisa sempat menduga Irene kerasukan hantu penunggu kantor ini.

"Mbak Irene?" Lisa bersuara dengan ragu.

Tatapan Irene sepertinya berhasil mengintimidasi Lisa. Sehingga wanita berumur dua puluh delapan itu mencoba menahan senyuman agar tidak terukir.

"Seberapa dekat kamu sama adik aku?"

"Huh?" Lisa memiringkan kepala.

"Kan aku gak kenal sama adeknya Mbak?"

Pertanyaan Lisa dibandingkan tertuju pada Irene, justru ia tanyakan untuk dirinya sendiri. Seingatnya, Lisa belum pernah bertemu dengan adik Irene.

"Loh? Udah kok,"

Jawaban Irene memecahkan lamunan Lisa. Juga membuatnya sangat bingung.

"Kapan, Mbak? Kan aku sama adek Mbak gak pernah ketemuan."

Irene ikut bingung. "Loh? Terus kalian ke pasar malem bareng itu?"

"Pasar malem?" beo Lisa makin kebingungan.

"Iya," Irene mengangguk yakin.

"Sama di studio dance punya Ten. Kan kamu sama Jisung ke sana. Aku liat loh foto kalian dari hape adik aku."

"Tapi aku sama-"

Lisa langsung membuka mulut lebar dan menatap Irene dengan mata melotot.

"Adek Mbak tuh Kak Taeyong?!"

Seruan Lisa cukup keras sehingga membuat Jisung menoleh dan menatap mereka penasaran. Namun tidak diacuhkan oleh kedua perempuan tersebut.

"Iya, astaga Lisa!"

Kini Irene sudah lupa dengan rasa ingin tahunya mengenai kedekatan Lisa dan Taeyong. Namun digantikan oleh rasa heran karena Lisa tidak tahu fakta tersebut.

"Masa kamu gak ngenotis wajah aku sama Taeyong mirip? Padahal banyak yang bilang kita kayak kembar loh!"

Lisa terpaku dengan mulut menganga.

"T-Tapi aku emang gak tau, Mbak."

Mereka berdua bertatapan dengan lekat. Saling mencari tahu siapa yang berbohong--sayangnya nihil, Taeyong adalah adik Irene dan dunia memang sesempit itu.

"Mbak belum pulang?"

Bukan, itu bukan suara Lisa. Tapi suara seseorang yang sedari tadi Lisa dan Irene bicarakan.

Taeyong.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya Irene heran.

"Mau nganter balik Lisa sama Jisung." Jawab Taeyong ringan dari ambang pintu. "Aku liat Mas Suho di depan lagi nunggu, Mbak."

"Oh, iya," Irene bahkan melupakan keberadaan suaminya itu.

"Icung, sini!" panggil Taeyong.

Tanpa pikir panjang Jisung turun dari kursi kemudian berlari kecil menghampiri Taeyong.

"Nanti beli permen lagi yuk, Pa!"

Jantung Lisa seakan merosot ke perut saking kagetnya.

"Aduh, udah dipanggil Papa aja."

Irene tertawa puas dan menyenggol lengannya. "Kamu udah bisa aku panggil adik ipar kan?"

Lisa menggelengkan kepala, antara salah tingkah dan panik. Tampak jelas pipinya yang merona.

"Ma, ayo pulang!" teriak Jisung dari luar.

Irene masih tertawa ketika Lisa bergegas meraih tasnya dengan asal.

"Hati-hati di jalan ya, Adik Ipar." Goda Irene.

"Masih calon, Mbak." Bisik Lisa lalu berlari keluar dengan wajah memerah sempurna.

[tbc.]

02/16

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

02/16

nanaourbunny

[1] StoryWhere stories live. Discover now