15

5.5K 1K 32
                                    

SORE harinya Lisa berbelanja kebutuhan sehari-hari di sebuah pasar swalayan langganannya.

Ia tidak sendirian, tentu saja bersama Jisung dan Taeyong--yang entah mengapa berbaik hati menemaninya belanja.

"Ma, besok Icung ke sana lagi, ya?"

Sambil memasukkan susu bubuk kesukaan Jisung, Lisa menggelengkan kepala menolak.

"Besok Icung sekolah, kapan-kapan ke sana lagi."

Jisung merengut kesal. Kemudian berjalan mendekati Taeyong dengan langkah kaki yang dihentak-hentakkan.

Lisa tersenyum geli.

Ia sangat bahagia dan merasa bangga. Jika Jisung ingin menekuni dan mengasah bakat tarinya, Lisa justru mendukung sepenuh hati.

Lisa sudah berjanji pada diri sendiri tidak akan melarang Jisung melakukan hobinya. Setidaknya luka yang pernah ia rasakan tidak akan Jisung rasakan.

Sedangkan Taeyong menahan tawa dan mengulurkan tangan untuk mengajak Jisung berkeliling rak makanan ringan.

"Jangan bilang Mama, oke?" bisik Taeyong sambil berjalan menjauh.

"Oke," Jisung ikut berbisik. "Icung minta permen boleh?"

"Gimana, ya?"

Taeyong bergumam pelan seolah menimbang permintaan Jisung. Ia tersenyum tipis saat melihat tatapan melas Jisung.

Tak berapa lama kemudian Taeyong menjentikkan jari dan berbisik lagi.

"Boleh, tapi ada syaratnya."

Jisung langsung mengangguk semangat.

Sementara itu Lisa yang tidak tahu apa-apa tetap berbelanja. Ia cuma melihat sekilas bahwa Jisung bersama Taeyong.

Entah berapa lama waktu yang Lisa habiskan. Dirinya terlalu fokus memilih bahan makanan dan berjengit kaget saat seseorang menepuk pundaknya.

"Rose?"

Pemilik nama tersenyum. "Aku gak pernah liat kamu belanja di sini, Lis."

Lisa cuma mengelus belakang kepala dan tertawa canggung. Walau sudah bertemu beberapa kali, Lisa masih belum terbiasa dengan kehadiran Rose.

"Jisung ikut kamu?"

Sudah ia duga, pertemuannya dengan Rose di sini bukanlah hal yang harus disyukuri.

Namun kepalanya tetap mengangguk kaku. "Iya, Jisung ikut."

Setelahnya Rose menolehkan kepala ke sekeliling. Jelas menunjukkan bahwa Rose sedang mencari keberadaan Jisung.

Rose menoleh. "Jisung gak sama kamu?"

"Enggak, Jisung sama temenku kok."

"Oh, kebetulan kalau gitu. Ada yang mau aku tanyain."

"Hah?" Lisa tiba-tiba merasa gugup. "Ap-"

"Kamu bakal kasih aku hak asuh Jisung kan?"

Lisa hampir menjatuhkan bungkusan bumbu dapur yang akan ia beli. Tubuhnya mematung dan ia hanya menatap Rose dengan pandangan kosong.

Setelah hari-hari terakhir yang penuh tawa, akhirnya Lisa memang harus berpisah dengan Jisung.

Ia memejamkan mata sejenak dan mengambil napas dalam. Berkata sebuah jawaban yang sangat menyakitkan hatinya.

"Iya, aku bakal kasih."

Namun Lisa bisa apa? Kehadiran Rose seakan memperingatkan Lisa bahwa dirinya hanya bibi bagi Jisung. Serta panggilan "Mama" itu, tak seharusnya disematkan pada Lisa.

Suaranya terdengar sangat parau dan pasrah. Tetapi Rose bersikap seolah tak mendengarnya dan tersenyum sangat lebar.

"Kalau gitu Jisung-"

Tiba-tiba Rose memegang kepalanya dan langsung berjongkok. Lisa dapat mendengar rintihan Rose karena rasa sakit yang dideritanya.

"Rose? Kamu sakit?" tanya Lisa khawatir.

"Enggak kok," Rose mencoba berdiri dengan bantuan Lisa.

"Gak, kamu pasti sakit." Kukuh Lisa.

Rose menggelengkan kepala pelan. "Gak kok, itu, aku ke sini emang buat beli obat pusing doang."

Lisa menatap Rose dengan ragu. Mulutnya hampir terbuka saat mendengar suara orang lain menyela.

"Lis?"

"Ibu!"

Ia merutuk dalam hati.

Taeyong muncul bersama Jisung. Tatapan pria itu jelas terlihat kebingungan, apalagi setelah Jisung memanggil Rose.

Sementara itu Rose langsung tersenyum melihat Jisung. Namun dahinya masih berkerut halus karena menahan sakit.

Ketika Rose melihat Taeyong, rasa penasaran muncul di benaknya.

"Ini beneran temenmu? Ganteng banget loh," bisik Rose dengan senyuman jahil.

Sedetik kemudian Rose memejamkan mata dan terdiam. Lalu berbisik lagi pada Lisa dengan tarikan napas yang agak berat.

"Aku pulang duluan, ya."

Tanpa menunggu persetujuan Lisa, Rose berlari kecil ke pintu keluar. Ia bahkan tak menyempatkan diri untuk menyapa Jisung lagi.

"Mama?"

Lisa menatap Jisung dan tersenyum lembut. Sebisa mungkin mengalihkan perhatian Jisung dari Rose. Dirinya juga mengubah topik saat Taeyong menunjukkan gestur akan bertanya.

[tbc.]

02/15

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

02/15

nanaourbunny

[1] StoryKde žijí příběhy. Začni objevovat