09

6.1K 1.2K 52
                                    

SELAMA ini Lisa selalu bertanya-tanya, alasan mengapa keberadaan Jisung seolah menyakitkan di mata orang lain.

Jawaban yang ia simpulkan selalu sama setiap saat.

Mereka berpikir banyak hal negatif mengenai Jisung. Hal seperti itu tidak dapat dihindari, tapi bukan berarti mereka bisa mengatakan hal buruk seenaknya.

Belum sempat Lisa menegur ucapan ibu tadi, suara seseorang menyela.

"Permisi, apa ada masalah?"

Semua orang langsung diam, menatap seorang pria dengan wajah datar dan tatapan tajam.

Tampak ada seorang pegawai café di belakang tubuh pria tersebut. Secara tak langsung menjelaskan bahwa ia adalah sosok yang penting.

"Ibu ini merendahkan teman saya." Ucap Yeri tegas, disusul beberapa orang yang bergumam tak jelas.

"Tunggu di sini, jangan ke mana-mana." Bisik Lisa pada Jisung begitu menyadari keadaan yang semakin serius.

"Ma?"

"Mama sama Tante Yeri dulu."

Lisa tersenyum agar tidak menakutkan Jisung. "Kalau Jisung tetep di sini nanti Mama kasih apa pun yang Jisung mau."

Jisung menatap Lisa dengan mata membulat. "Mama janji?"

"Iya, Mama janji, sayang. Asal Jisung gak pergi."

Jisung segera setuju. Ia lanjut memakan kuenya dengan senyuman lebar, membayangkan hal apa saja yang bisa ia minta ke Lisa.

Setelah memastikan Jisung tak akan terusik dengan masalah tadi, Lisa berjalan mendekat.

"Yer-"

"Jangan diem kalau difitnah begitu, Lis!" sentak Yeri menahan amarah.

Lisa mengelus pundak Yeri, sambil melihat ke arah ibu tersebut yang terus melototinya.

"Loh, saya bicara fakta kan? Anak temanmu pasti anak haram!"

Tangan Lisa mengepal, lagi-lagi sebutan itu.

Ucapan Irene sebulan yang lalu terngiang. Jisung bukan anak haram atau apa pun seperti kata orang. Dan ia harus melawan.

"Maaf, Bu, tapi anda kelewatan." Lisa berusaha menahan air mata.

Rasanya sakit juga. Bagaimana kalau Jisung sendiri yang mendengar?

"Anak saya bukan anak haram. Saya besarkan dia susah payah bukan untuk dikatai. Lagi pula anak haram itu gak ada, jangan mengatakan hal seburuk itu ke anak orang lain."

Kini ganti Yeri yang mengusap pundak Lisa, setelah menyadari bahwa suara Lisa mulai bergetar karena menahan tangis.

Lisa melirik ke tempat Jisung berada. Masih duduk tenang memakan kue dengan posisi yang sama sejak tadi.

"Lalu di mana ayahnya?" tanya ibu tadi yang masih tak mau disalahkan.

Kemudian ia termenung, tak mampu menjawab. Sampingnya Yeri menganga tak percaya.

"Lihat? Masih mau menyangkal?" seru ibu tersebut sambil menunjuk langsung ke wajah Lisa.

"Kenapa ibu ngotot banget, sih?!" seru Yeri keras.

"Anak kurang ajar!"

Di sisi lain Jisung menoleh mendengar suara bentakan tadi. Lisa dapat melihatnya, tapi ia hanya bisa berharap Jisung tak akan paham masalah yang terjadi.

"Maaf," pria tadi menyela lagi. "Kalau kalian datang cuma untuk ribut, lebih baik segera pergi. Kalian mengganggu pengunjung lain."

Ucapan tersebut membungkam mulut Yeri yang hampir melawan lagi. Sedangkan Lisa malah langsung meminta maaf sebelum mendekati Jisung.

Yeri berdecak dan ikut meminta maaf, walau terlihat jelas kalau tidak ikhlas.

"Untuk ibu ini, saya harap jangan memfitnah orang sembarangan." Tambah pria tadi dengan pandangan menusuk.

Wajah ibu tersebut langsung memerah padam, lalu segera mengemasi barangnya.

"Sudah selesai makan?" tanya Lisa lembut.

Jisung mendongak, senyuman lebar terpatri saat ia mengangguk semangat.

"Ayo pergi ke tempat lain." Yeri datang dengan wajah masam.

Tapi Jisung jelas tak memperhatikan, anak itu lebih tertarik pada raut muka Lisa. "Mama sedih?"

Lisa takut suaranya akan bergetar ketika bicara, karena itu ia hanya menggeleng pelan.

Tiba-tiba Jisung merentangkan tangan lebar. Awalnya Lisa kira Jisung meminta gendongan sehingga ia merunduk.

Bukannya melingkarkan tangan ke leher Lisa, Jisung justru menangkup wajah Lisa dan mencium kedua pipinya.

"Mama jangan sedih, Icung ndak suka."

Lisa terpaku di tempat.

Ah, dirinya semakin tak rela melepaskan Jisung.

[tbc.]

02/09

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

02/09

nanaourbunny

[1] StoryWhere stories live. Discover now